Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Gonore atau kencing nanah adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.[1] Infeksi gonore biasanya menyerang alat kelamin, mulut, atau rektum..[7] Pria yang terinfeksi sering kali mengalami gejala berupa rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, atau nyeri testis.[1] Wanita yang terinfeksi biasanya mengalami rasa terbakar saat buang air kecil, keputihan, pendarahan vagina di antara periode menstruasi, atau nyeri panggul.[1] Komplikasi pada wanita adalah penyakit radang panggul dan pada pria bisa mengakibatkan radang epididimis.[1] Namun, banyak dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.[1] Jika tidak diobati, gonore dapat menyebar ke sendi atau katup jantung.[1][2]
Gonore menyebar melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.[1] Media penularannya termasuk seks oral, seks anal, dan vaginal.[1] Penyakit ini juga dapat menyebar dari ibu ke anak selama kelahiran.[1] Diagnosisnya melibatkan menguji urin (uretra pada pria, atau serviks pada wanita).[1] Semua wanita yang aktif secara seksual dan berusia kurang dari 25 serta mereka yang memiliki pasangan seksual baru direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun;[3] rekomendasi yang sama berlaku pada pria yang berhubungan seks dengan pria.[3]
Gonore dapat dicegah dengan penggunaan kondom, berhubungan seks hanya dengan satu orang yang tidak terinfeksi, atau dengan tidak berhubungan seks sama sekali.[1][3] Pengobatan biasanya dilakukan dengan ceftriaxone melalui suntikan dan azitromisin melalui mulut.[4][5] Resistensi telah berkembang terhadap banyak antibiotik yang digunakan sebelumnya dan dosis ceftriaxone yang lebih tinggi kadang-kadang diperlukan.[4][5] Pemeriksaan ulang dianjurkan tiga bulan setelah perawatan.[3] Pasangan seksual pasien dalam dua bulan terakhir juga harus diperiksa dan menjalani perawatan.[1]
Epidemiologi
Infeksi ini banyak menyerang orang usia muda, belum menikah, dan pendidikan rendah. Paling banyak terjadi pada perempuan. Gejala infeksi lebih sering timbul pada laki-laki. Infeksi pada anorektal dan faring sering terjadi pada laki-laki yang homoseksual.[8]
Gejala
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih (kencing) serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita sering kali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (seks anal) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut seks oral dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya, infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.
Pemeriksaan laboratorium
Pewarnaan gram: hasil positif bila didapatkan gram negative kokus intrasel dalam eksudat sel polimorfonuklear.
Diagnose juga dapat dilakukan berdasarkan tempat pengambilan spesimen. Contohnya laki-laki dari uretra, dan perempuan dari serviks.
Pemeriksaan darah: hal ini dilakukan bila pasien juga dicurigai mengalami infeksi HIV.[8]
Manajemen terapi
Terapi awal adalah pemberian antibiotik. Bila keadaan tidak membaik, karena ada beberapa golongan antibiotik yang sudah resisten terhadap gonore yaitu Kuinolon, Penisilin, Tetrasiklin, dan obat-obat golongan sulfa. Bila demikian, disarankan untuk kultur dari spesimen, serta mengganti golongan obat tersebut.[9]
Pencegahan
Cara yang paling pasti untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual.
Berhubungan seks secara monogami, pastikan pasangan tidak terinfeksi.
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan penyakit.
Pastikan toilet yang digunakan higienis, hindari penggunaan toilet duduk di tempat umum.
Segera obati bila ada keluhan seperti di atas.[10]
Referensi
^ abcdefghijklmnopqKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama CDC2014
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Mor2016