Berikut ini merupakan daftar wanita yang menjadi Permaisuri atau kaisar wanita di Kerajaan Prancis. Seluruh raja Prancis adalah laki-laki meskipun terdapat beberapa wanita yang memerintah di negara Prancis sebagai wali.
Sejak tahun 987 terdapat 53 permaisuri Prancis, 49 ratu, dan 3 kaisar wanita. Ingeburge dan Anne dari Bretagne masing-masing merupakan ratu yang bertakhta lebih dari sekali. Maria Giuseppina Luigia adalah ratu de jure selama periode Republik dan Kekaisaran, tetapi tidak pernah menjadi istri de facto pemimpin negara Prancis.
Dari tahun 1285–1328, mahkota Navarra dan Prancis disatukan dengan pernikahan Jeanne I dari Navarra dan Philippe IV dari Prancis, dan dengan suksesi ketiga putranya, Louis X, Philippe V, dan Charles IV. Oleh karena itu, istri-istri dari ketiga raja tersebut tidak hanya merupakan permaisuri Prancis namun juga di Navarra. Namun dengan kematian Charles IV, Navarra diserahkan ketangan raja-raja Prancis sampai dengan tahun 1589, ketika Henri III dari Navarra menjadi Henri IV dari Prancis.
Atas kenaikan takhta Henri, istrinya Marguerite dari Prancis (1553-1615), yang telah menjadi permaisuri Navarra, juga menjadi permaisuri di Prancis. Setelah itu, sampai tahun 1791, ratu-ratu Prancis juga adalah ratu di Navarra; mahkota Navarra disatukan dengan mahkota Prancis pada tahun 1620 namun raja-raja Prancis terus menggunakan gelar Raja Navarra sampai tahun 1791. Gelar "Daftar Penguasa Navarra" dilanjutkan dengan Pemulihan pada tahun 1814–15, dan jatuh dengan Revolusi pada tahun 1830; permaisuri Bonaparte dan Orléans tidak menggunakannya.
Pemangku takhta
Banyak permaisuri Prancis yang bertindak sebagai pemangku takhta untuk suami dan keturunan mereka selama mereka memerintah di bawah umur. Di antaranya adalah:
Isabeau dari Bayern-Ingolstadt (tidak konsisten di antara 1393–1420), ketika suaminya Charles VI sakit jiwa, dimana ia bersaing untuk kekuasaan dengan paman-paman dan saudara-saudara suaminya.
Françoise d'Aubigné gundik Louis XIV yang menikah dengan raja pada musim dingin tahun 1685–1686 dengan upacara rahasia François de Harlay de Champvallon, Keuskupan Agung Katolik Roma Paris, turut hadir dan Père la Chaise, penerima pengakuan dosa raja, Markis di Montchevreuil, Claude de Forbin, dan Alexandre Bontemps. Karena ketimpangan status sosial, ia dan raja tidak menikah secara terbuka (yang akan memungkinkannya menjadi ratu). Tidak ada bukti tertulis dari pernikahan itu, tetapi pernikahan tersebut benar-benar terjadi. Penting untuk diingat bahwa Madame de Maintenon tidak pernah menjadi ratu Prancis, hanya sebagai selir kerajaan saja.
Beberapa sumber menyebutkan Marguerite dari Anjou sebagai Ratu Prancis,[1] namun haknya untuk gelar tersebut diragukan. Ia diakui sementara hanya di dalam wilayah Inggris yang dikuasai Prancis. (Lihat artikel utama:Penguasa ganda Inggris dan Prancis)