Chand Parwez Servia lahir sebagai anak kampung. Ia sudah ikut membantu kakaknya yang pengusaha bioskop di kota kelahirannya, Tasikmalaya, Jawa Barat, sejak usia remaja. Chand Parwez memang besar di keluarga pedagang. Sejak kecil, ia terbiasa membantu orang tuanya yang memiliki usaha di industri batik. Chand Parwez memulai karirnya di dunia perfilman pada usia 8 tahun, ketika saudaranya menyewa sebuah bioskop di kota kelahirannya. Saat usia 15 tahun, ia sudah mengelola 5 bioskop.[1] Ketika meneruskan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor, Chand mulai memimpin bioskop di Cirebon milik kakaknya. Ia termasuk lulus tepat waktu walau harus bolak balik Bogor-Cirebon. Pada masa itulah ia harus bernegosiasi dengan para produser sekaligus mempelajari cara kerja produser film bahkan hingga produksi.
Kegiatan Chand Parwez di bisnis film mulai dikenal luas ketika ia berusaha mendirikan Festival Film Bandung yang kemudian dilarang pemerintah orde baru. Agar kegiatan festival film itu bisa tetap berlangsung, ia pun mengubah nama kegiatan menjadi Forum Film Bandung. Hingga akhirnya, Chand Parwez untuk pertama kalinya mendirikan rumah produksi sendiri yaitu PT. Kharisma Jabar Film melalui film pertamanya yang berkerja sama dengan Pemerintah tingkat 1 Jawa Barat, "Si Kabayan Saba Kota". Dalam perusahaan ini juga menjadi pengelola dan distributor film yang ada di Jawa Barat.
Hingga karya "Si Kabayan Mencari Jodoh" tahun 1994, Chand Parwez mulai memutar otak. Bioskop Indonesia mulai merasakan film indonesia mati suri dan pertelevisian makin berkembang pesat. Atas dasar tersebut, pada tahun 1995, Chand Parwez mendirikan atau mentransformasi rumah produksi Kharisma Jabar Film menjadi Kharisma Starvision Plus bersama Shanker RS dan Raj Indra Singh yang baru saja hengkang dari Tripar Multivision Plus milik Raam Punjabi.