Blokade Nepal 2015 yang dimulai pada tanggal 23 September 2015 adalah krisis ekonomi dan kemanusiaan yang mempengaruhi Nepal dan ekonominya. Pemerintah Nepal menuduh bahwa India telah melakukan blokade.[1] India menampik tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa kekurangan persediaan dipicu oleh demonstrasi Madheshi di Nepal. Namun, sedikitnya jumlah truk bahan bakar yang masuk di perbatasan memperkuat tuduhan bahwa India telah melakukan blokade.[2]
Sebagai negara yang terkurung daratan, Nepal mengimpor semua persediaan bahan bakarnya dari India. Kurang lebih 300 truk bahan bakar masuk dari India setiap harinya. Jumlahnya berkurang menjadi hanya 5-10 truk bahan bakar per hari semenjak krisis berlangsung, meskipun pengiriman barang yang habis sekali pakai seperti buah-buahan dan sayur-sayuran masih diperbolehkan.[3] Blokade ini telah mencekik impor bahan bakar dan juga obat-batan dan benda-benda lainnya yang diperlukan pasca bencana gempa bumi.[4]
Latar belakang
Akar permasalahan dari blokade ini adalah permintaan otonomi dari kaum Madheshi (yang didukung oleh India)[5] yang berlawanan dengan permintaan dua kelompok lainnya. Kelompok etnis Tharu dan Kiranti telah melancarkan bandh (demonstrasi umum/blokade) dan meminta otonomi penuh dari Kathmandu. Kelompok Madheshi sudah beberapa kali bentrok dengan demonstran Tharu dan aparat pemerintah.[6][7]