Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Hiperinflasi di Zimbabwe

Uang-uang kertas Zimbabwe yang berkisar dari 10 dolar sampai 100 miliar dolar dicetak pada periode satu tahun. Ukuran skala mata uang tersebut menandakan bukti hiperinflasi.

Hiperinflasi di Zimbabwe adalah sebuah masa dimana mata uang tidak stabil yang dimulai pada akhir 1990an tak lama setelah pencabutan kepemilikan lahan dari para tuan tanah, menuju akhir keterlibatan Zimbabwe dalam Perang Kongo Kedua. Pada puncak inflasi dari 2008 sampai 2009, sulit untuk mengukur hiperinflasi Zimbabwe karena pemerintah Zimbabwe berhenti mengisi statistik inflasi resmi. Namun, puncak bulan inflasi Zimbabwe diperkirakan mencapai 79.6 miliar persen pada pertengahan November 2008.[1]

Pada 2009, Zimbabwe berhenti mencetak mata uangnya, dengan menggunakan mata-mata uang dari negara-negara lainnya.[2] Pada pertengahan 2015, Zimbabwe mengumumkan rencana untuk beralih ke dolar Amerika Serikat pada akhir 2015.[3]

Referensi

  1. ^ "Hanke S., & Kwok, A. (2009) "On the Measurement of Zimbabwe's Hyperinflation", Cato Journal, 29 (2)" (PDF). Diakses tanggal 11 July 2015. 
  2. ^ "Zimbabwe Abandons Its Currency". BBC. 29 January 2009. 
  3. ^ McGee, Patrick (12 June 2015). "Zimbabwe ditches its all but worthless currency". FT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2015. Diakses tanggal 2 February 2016. 
Kembali kehalaman sebelumnya