Beor (Ibrani: בְּעוֹר Bə‘ōr, "pembakaran") adalah nama tokoh yang tercatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen sebagai ayah dari dua tokoh:[1]
- Bela (בלע), raja Edom pertama
- Bileam (בלעם), seorang peramal terkenal
Bela bin Beor
Dalam Daftar Raja Edom, Kitab Kejadian mencatat bahwa "Bela bin Beor" adalah raja yang memerintah di tanah Edom "sebelum ada seorang raja memerintah atas orang Israel."[2] Dalam daftar itu terdapat delapan raja, di mana Bela bin Beor ditulis sebagai yang pertama dari delapan raja yang memerintah berurutan. Daftar ini ditulis ulang pada Kitab 1 Tawarikh.[3]
Bileam bin Beor
"Bileam bin Beor" muncul dalam suatu catatan panjang pada Kitab Bilangan, di mana ia diminta oleh Balak bin Zipor, raja Moab, untuk mengutuki orang Israel, tetapi malahan berulang kali mengucapkan berkat atas mereka.[4] Kemudian, ia mati terbunuh setelah memberikan nasihat untuk membawa orang Israel kepada dosa penyembahan berhala dalam hal Baal-Peor.[5] Namanya juga disebut beberapa kali di bagian Alkitab lain, yaitu Kitab Ulangan, Yosua, Mikha, Nehemia, 2 Petrus, Yudas dan Wahyu, berkenaan dengan tindakan membawa dosa itu.[6]
Arkeologi
Pada tahun 1967 arkeolog menemukan sebuah "inskripsi" di Deir Alla, Yordania yang menyebutkan nama "Bileam bin Beor" beberapa kali serta mencatat suatu nubuat yang ditulis dalam dialek bahasa Aram dan bahasa Kanaan selatan, yaitu dalam bentuk tulisan idiosinkratik.[7] Prasasti ini diperkirakan dibuat pada tahun 840–760 SM; ditulis dengan tinta berwarna merah dan hitam, tampaknya untuk menekankan isinya, pada fragmen tembok yang dicat: 119 potongan cat tembok dapat dikumpulkan. Menurut isi prasasti, Bileam terbangun sambil menangis dan mengatakan kepada bangsanya bahwa dewa-dewa menampakkan diri kepadanya di waktu malam, memberitahukan perihal satu dewi yang mengancam untuk menghancurkan tanah itu.[8] Dewi ini menguasai langit dan akan membuat bumi menjadi gelap gulita. Meindert Dykstra menganggap bahwa "Keengganan pakar Perjanjian Lama untuk memperhitungkan tulisan ini disebabkan kondisi penemuan yang rusak, kesulitan untuk merekonstruksi dan membacanya, dan banyak pertanyaan dari bentuk tulisan, bahasa, bentuk sastra serta isi keagamaannya."[9]
Analisis
Karena kedua nama "Bela" dan "Bileam" dalam tulisan bahasa Ibrani hanya berbeda satu huruf (ם, -m, sering ditambahkan diakhir nama-nama zaman itu), ada sarjana yang mengajukan hipotesis bahwa keduanya merujuk kepada orang yang sama, meskipun keduanya dicatat tinggal terpisah jauh (tanah Edom, tempat Bela memerintah, terletak di sebelah selatan Moab, sedangkan Petor, rumah Bileam, di sebelah utara Moab).[10]
Beor ayah Bileam dianggap sebagai seorang nabi dalam Yudaisme. Talmud menyatakan dalam Baba Bathra 15b, "Tujuh nabi bernubuat kepada orang asing, yaitu, Bileam dan ayahnya, Ayub, Elifas orang Teman, Bildad orang Shuhi, Zofar orang Naamathi, dan Elihu bin Barachel orang Buzi." Dalam 2 Petrus 2:15 bahasa Yunani, Beor ditulis sebagai Bosor.
Referensi