Bawang daun (Allium fistulosum L.; bahasa Inggris: Welsh onion atau Japanese bunching onion) adalah sejenis bawangperennial. Nama lain dalam bahasa asing untuk tumbuhan ini termasuk green onion, spring onion, scallion, escallion, dan salad onion. Nama-nama ini dapat berarti jamak, karena dipakai untuk sejumlah tumbuhan serupa, atau tumbuhan bawang berdaun yang lain dari genusAllium. Spesies ini sangat mirip bau dan rasanya dengan bawang bombai yang paling umum dipakai, Allium cepa, dan sudah ada hibrida di antara kedua tumbuhan ini. Bawang daun tidak membentuk bulb, dan daun-daunnya berongga di tengahnya ("fistulosum" artinya "berongga") dan scapes. Varietas luas bawang daun menyerupai bawang prei, sedemikian sehingga dipakai kata Jepang 'negi', sedangkan varietas yang lebih sedikit menyerupai chive. Banyak bawang daun dapat berbiak dengan membentuk clump perennial evergreen.[3][4] Next to culinary use, it is also grown in a bunch as an ornamental plant.
Nama Inggris
Dalam sejarahnya, bawang daun dikenal sebagai cibol.[5] Di Cornwall dikenal sebagai "chibbles".
Nama Inggris "Welsh onion" merupakan suatu misnomer dalam bahasa Inggris modern, karena Allium fistulosum bukan berasal dari Wales serta tidak umum dipakai dalam masakan Wales (Allium hijau yang umum di Wales adalah bawang prei, A. ampeloprasum, yaitu sayuran nasional Wales). Nama "Welsh" melestarikan makna aslinya dari bahasa Inggris kuno (Old English) "welisc", atau Old German "welsche", yang berarti "asing" (sebagaimana wal- dalam "walnut", yang mempunyai asal usul etimologi yang sama). Spesies ini berasal dari Asia, kemungkinan Siberia atau Tiongkok. Di Wales, "spring onion" (bawang musim semi) mempunyai variasi dialek, jibbon atau sibwn (dilafalkan 'syibun') yang berasal dari bahasa Prancis 'ciboule.' Spesies ini juga menjadi alamiah di Alaska dan Northwest Territories di Kanada, serta tersebar berbagai tempat di dataran Amerika Serikat.[6][7]
Penggunaan dalam masakan
Di barat, bawang daun terutama digunakan sebagai scallion atau "salad onion", tetapi juga digunakan luas di berbagai tempat di dunia, khususnya di Asia Timur.[8]
Asia
Bawang daun merupakan bahan masakan Asia, terutama di Asia Timur dan Asia Tenggara. Terutama penting di Tiongkok, Jepang dan Korea, sehingga diberi nama Inggris: "Japanese bunching onion". Nama jepangnya adalah negi. Bawang bombai diperkenalkan di Asia Timur pada abad ke-19, tetapi A. fistulosum tetap merupakan yang paling populer dan digunakan luas.[8]
Dipakai dalam miso soup, negimaki (beef and scallion rolls),[9] dan lain-lain masakan, biasanya diiris tipis-tipis dan dibubuhkan sebagai garnish, misalnya pada teriyaki atau takoyaki.
Jamaika
Dikenal sebagai escallion,[10] bawang daun merupakan suatu bahan dalam masakan Jamaika, dikombinasi dengan thyme, scotch bonnet pepper, bawang putih dan allspice (disebut "pimenta"). Resep dengan escallion kadang kala menunjukkan bawang prei sebagai pengganti dalam salad. "Jamaican dried spice mixtures" yang menggunakan escallion dijual secara komersial.
The Jamaican name is probably a variant of scallion, the term used loosely for the spring onion and various other plants in the genus Allium.
Rusia
Bawang daun digunakan di Rusia pada musim semi untuk menambah daun-daunan hijau pada salad.