Abikoesno Tjokrosoejoso
Raden Mas Abikoesno Tjokrosoejoso (EBI: Abikusno Cokrosuyoso, 15 Juni 1897 – 11 November 1968[1][2]) adalah salah satu bapak pendiri Republik Indonesia dan penandatangan konstitusi. Ia merupakan anggota Panitia Sembilan yang merancang pembukaan UUD 1945 (dikenal sebagai Piagam Jakarta). Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Presidensial pertama Soekarno dan juga menjadi penasihat Biro Pekerjaan Umum. Tjokrosoejoso adalah Cucu dari Bupati Ponorogo R.M. Adipati Tjokronegoro, trah Kiai Ageng Hasan Besari. Kakaknya ialah Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin pertama Sarekat Islam. Setelah kematian saudaranya pada 17 Desember 1934, Abikoesno mewarisi jabatan sebagai pemimpin Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Bersama dengan Mohammad Husni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosoejoso membentuk Gabungan Politik Indonesia, sebuah front persatuan yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial yang menganjurkan kemerdekaan negara itu. Mereka menawarkan dukungan penuh kepada otoritas pemerintahan kolonial Belanda dalam hal pertahanan untuk melawan Jepang jika mereka diberikan hak untuk mendirikan parlemen di bawah kekuasaan Ratu Belanda. Belanda menolak tawaran tersebut. Selama masa pendudukan Jepang, Abikoesno Tjokrosoejoso adalah tokoh kunci dalam Masyumi, dan menjadi anggota Chuo Sangi-In.[3][4] Pada 30 Agustus 1952, Abikoesno Tjokrosoejoso bersama dengan Wahid Hasyim dan Sirajuddin Abbas mendirikan Liga Muslimin Indonesia. Referensi
Pranala luar
|