Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya.[3]
Referensi silang: Yesaya 36:1-2; 2 Raja-raja 18:13 Kitab Tawarikh mencatat bahwa Sanherib menyerbu Yehuda setelah tindakan-tindakan kesetiaan Hizkia (lihat 2 Raja–raja 18:1–19:37; Yes 36:1–37:38). Kesulitan dan ujian kadang-kadang dialami seorang percaya yang sudah setia dan taat sepenuhnya kepada Allah. Akan tetapi, kepastian iman ialah: Dia yang ada bersama kita sedemikian besar sehingga Ia dapat mengalahkan segala serangan yang dilancarkan musuh kepada kita (2 Tawarikh 32:7; bandingkan 1 Yohanes 4:4).[4]
Ayat 2
Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem,[5]
Ayat 3
ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya.[6]
Ayat 4
Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"[7]
Ayat 9
Sesudah itu Sanherib, raja Asyur, yang sedang mengepung Lakhis dengan seluruh kekuatan tentaranya, mengutus beberapa pegawai ke Yerusalem, kepada Hizkia, raja Yehuda, dan kepada semua orang Yehuda yang ada di Yerusalem, dengan pesan:[8]
Peristiwa yang berkaitan dengan direbutnya kota Lakhis dicatat dalam jumlah sumber kuno yang tidak ada bandingannya dari abad ke-8 SM, yaitu dalam Alkitab Ibrani (Kitab Raja-raja, Kitab Tawarikh dan Kitab Yesaya), ukiran Lakhis, prisma-prisma kuneiform Asiria dan penggalian arkeologi di bekas kota kuno Lakhis.[9] Pengepungan dan direbutnya kota Lakhis diabadikan oleh Sanherib dalam bentuk ukiran besar di istana Niniwe. Kamar istana di mana ukiran ini diketemukan pada tahun 1845-1847, dipenuhi dengan "ukiran Lakhis" dan berukuran lebar 12 meter dan panjang 5,10 meter.[10] Ukiran itu diketemukan oleh Austen Henry Layard[11] pada saat berusia 28 tahun dalam suatu ekskavasi pada 1845-1847 dan sekarang disimpan di British museum, London, Britania Raya.[12] Dalam komentarnya mengenai inskripsi di atas ukiran Sanherib yang sedang duduk, Layard menulis bahwa ukiran ini merupakan gambar aktual direbutnya Lakhis, kota yang dikenal dari Alkitab, dikepung oleh Sanherib, ketika ia mengirim para jenderalnya untuk meminta upeti dari Hizkia, dan yang direbutnya sebelum mereka kembali; bukti dengan karakter yang paling menakjubkan untuk mengkonfirmasi penafsiran inskripsi ini, mengenai suatu peristiwa yang digambarkan dalam Kitab Suci.[13] Peneliti Israel, Yigael Yadin, menunjukkan gambar tembok dan kota tepat melukiskan pemandangan bekas tembok kota dari suatu titik dekat penggalian Tel Lachish. Pemerian yang terdapat pada ukiran mengenai Lakhis juga mirip dengan apa yang tercatat dalam Alkitab.[14] Ukuran ukiran itu, letaknya pada ruang tengah istana dan fakta bahwa ukiran Lakhis merupakan satu-satunya gambar peperangan yang dibuat oleh Sanherib, menunjukkan nilai penting yang diberikannya pada pertempuran ini dan anggapan kemenangan atas Yehuda.[15][16]
Ayat 30
Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya.[17]
Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya.[18]
Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2 Raja–raja 19:12–19 dan Yesaya 39:1–8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.
1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
(e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bandingkan 2 Korintus 12:7–10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bandingkan Zakharia 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.[4]
Arkeologi
Catatan dalam pasal ini termasuk serangan raja Sanherib ke Kerajaan Yehuda, terutama pada kota Lakhis dan kegagalannya merebut Yerusalem, tercatat dalam sejumlah sumber kuno[9] yaitu:
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857