The Butterfly Effect adalah sebuah film fiksi ilmiah Amerika Serikat pada 2004 yang dibintangi oleh Ashton Kutcher, Amy Smart, Eric Stoltz dan lain-lain. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Eric Bress dan J. Mackye Gruber.
Film ini menggambarkan teori chaos, terutama yang menyangkut cuaca, yang mengusulkan bahwa kepakan sayap kupu-kupu di Brasil dapat secara teoretis menyebabkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian; lihat efek kupu-kupu. Judul ini juga bersifat metaforis untuk penampilan pemeriksaan otak yang menyerupai kupu-kupu.
Semboyan: "Ubah satu hal, ubah semuanya" ("Change one thing, change everything").
Sinopsis
Evan Treborn, sejak kecil kadang-kadang terserang penyakit hilang ingatan. Dia kadang-kadang tidak ingat apa yang terjadi. Ibunya yang khawatir, karena Evan menunjukkan perilaku yang tidak normal di sekolah, membawanya ke psikiater. Ia khawatir Evan ‘mewarisi’ kegilaan ayahnya (yang dirawat di rumah sakit jiwa). Ternyata tidak ditemukan hal yang aneh pada fisik Evan. Oleh psikiaternya, Evan disuruh menulis buku harian supaya dia tidak melupakan hal-hal yang terjadi. Maka sejak itu Evan mulai menulis buku hariannya. Enam tahun berlalu, Evan yang menginjak remaja bersahabat karib dengan Tommy, Kayleigh (adik Tommy) dan Lenny. Suatu hari mereka bermaksud membuat ‘ledakan’ yang ternyata berakibat fatal bagi persahabatan mereka.
Tujuh tahun kemudian, Evan yang sudah memasuki bangku kuliah, membaca lagi buku harian yang pernah ditulisnya dulu. Selama 7 tahun belakangan ini, ia sudah tidak lagi mengalami hilang ingatan seperti dulu. Kemudian dia melihat masih banyak halaman-halaman kosong di buku hariannya, yang tidak bisa diingat. Maka ia kembali ke kampung halamannya untuk bertanya kepada sahabatnya dulu. Tapi ternyata tidak ada yang mau mengungkit hal tersebut, bahkan Kayleigh lantas bunuh diri setelah bertemu dengannya.
Kemudian Evan pun menyadari bahwa lewat buku hariannya, ia bisa kembali menjadi Evan muda dan mengubah apa yang ia rasa perlu diubah. Hasilnya, ia tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga hidup ketiga sahabatnya, dan ibunya sendiri. Namun apapun yang ia ubah, ternyata bukan kebahagiaan yang diperolehnya. Justru ia semakin frustasi dengan keadaan. Sampai pada puncaknya, ia harus mengambil keputusan, manakah yang benar-benar akan ia ubah, untuk mengembalikan kehidupannya, kekasih, sahabat dan keluarganya.
Persamaan
Beberapa kritik, termasuk dari aktor Ashton Kutcher sendiri menyatakan bahwa film ini adalah kombinasi dari dua film klasik: Back to the Future (mengenai perjalanan waktu) dan Jacob's Ladder (pikiran vs. realitas).
Film ini berada di antara beberapa film lain yang sama dan juga terkenal: The Matrix, Fight Club, Donnie Darko, Final Destination, Groundhog Day, American Beauty, Minority Report, dengan manifesto eksistensialisme.
Pranala luar