Tatas Brotosudarmo
Tatas Brotosudarmo, S.Si., Dipl.Chem., Ph.D. (lahir 23 April 1981) adalah seorang ilmuwan biokimia analitik Indonesia, terutama dalam bidang pigmen alami Indonesia, seperti karotenoid dan klorofil, dan kompleks protein-pigmen pada organisme fotosintesis. Penelitiannya diakui telah memengaruhi kebijakan pemerintah tentang penggunaan warna makanan sintetis, untuk beralih ke solusi yang lebih ramah dan sehat yaitu dengan pigmen alami.[1] Ia dikenal sebagai penemu struktur antena penangkap cahaya periferal LH2 lowlight dari bakteri fotosintesis Rhodopseudomonas palustris 2.1.6.[2] dan manipulasi skala nano pengembangan sistem hibrid material penangkap cahaya, yang menjadi dasar pengembangan sel surya hibrid.[3] Sekembalinya ke Indonesia tahun 2011 ia mengembangkan institusi riset Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP) dan terlibat dalam pendirian Ma Chung R&D Core Building di Universitas Ma Chung. Pada tahun 2015 ia berhasil memimpin institusi riset tersebut ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Dr. Brotosudarmo memimpin Himpunan Kimia Indonesia (HKI) sebagai Ketua Terpilih (2017), Ketua Umum (2018), dan Ketua Senior (2019). Pada tahun 2018 – 2020 dipercaya oleh Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) sebagai Wakil Ketua Bidang Sains dan Kebijakan. Sejak Februari 2022, Dr. Brotosudarmo berkarya di Universitas Ciputra, Surabaya di Program Studi Teknologi Pangan. Riwayat HidupTatas Brotosudarmo lahir pada 1981 di Pati, Jawa Tengah. Ayahnya adalah Dr. R.M. Drie Sutantyo Brotosudarmo, M.Th., seorang Pendeta Emiritus Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) dan Teolog di bidang Etika dan Pendidikan Kristen serta Sejarah Gereja Jawa, yang pernah menjadi Ketua Sinode GITJ (1989 – 1992) dan dekan Fakultas Teologi (1995 – 2000) Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Ibunya seorang guru matematika di sekolah menengah pertama. Tatas Brotosudarmo adalah cucu gantung siwur dari KGPAA Mangkunegara I melalui KPH Poerbonagoro dan juga cucu wareng dari KGPAA Mangkunegara IV melalui BRAy Tondokusumo. Tatas Brotosudarmo menikah dengan Dr. Leenawaty Limantara. Tatas Brotosudarmo adalah seorang ilmuan Kristen Indonesia yang berpandangan reformed injili, aktif dalam penginjilan dan seminar-seminar kekristenan. PendidikanTatas Brotosudarmo menyelesaikan sarjana tingkat satunya program studi kimia di Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2001, lalu melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Ludwig Maximillians München, Jerman lulus tahun 2006 di bidang kimia fisika. Kemudian ia menyelesaikan pendidikan S-3 di Universitas Glasgow tahun 2010, UK bidang biologi molekuler dan sel.[4] Selama studi S-3, Tatas Brotosudarmo memperoleh penghargaan beasiswa sebagai Marie Curie Fellow dari Komisi Eropa melalui Marie Curie Research Training Network program dari Framework Program ke-6 (FP-6).[5][6] Melalui beasiswa Marie Curie tersebut, ia juga mengenyam riset pendidikan tinggi di beberapa universitas terkemuka di Eropa, antara lain Universitas Bayreuth Jerman dimana ia melakukan studi spektroskopi molekul tunggal dan Politecnico di Milano Italia dimana ia mempelajari fungsi kecepatan transfer energi antar molekul bakterioklorofil dalam antena penangkap cahaya periferal. Setelah menyelesaikan Postdoctoral di University of Glasgow, UK, pada tahun 2011 ia kembali ke Indonesia. Saat ini ia menjadi salah satu dosen di Universitas Ma Chung, Malang dan direktur Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP).[7] Kiprah PenelitianKiprah penelitian Tatas Brotosudarmo dimulai dari menekuni bidang biokimia analitik dengan fokus riset tentang struktur dan fungsi pigmen dan protein pigmen antena penangkap cahaya periferal dari mikroorganisme fotosintesis. Di Jerman, ia tergabung dalam kelompok riset sebagai wissenschaftliche Mitarbeiter di laboratorium dari Professor Christoph Bräuchle di Departemen Kimia dan Professor Hugo Scheer di Departemen Biologi, Universitas Ludwig Maximillians München. Di sana ia mengembangkan metode spektroskopi molekul tunggal untuk mendeteksi proses rekonstitusi klorofil dalam kompleks protein klorofil-peridinin (Peridinin-Chlorophyll Protein, PCP), yaitu antena penangkap cahaya periferal di mikroalga laut kelas dinoflagelata bernama Amphinidium carterae.[8] Kemudian bersama dengan peneliti dari Polandia, Sebastian Makowski, ia mengembangkan teknologi plasmon permukaan dengan nanopartikel perak sehingga efisiensi kemampuan kompleks penangkap cahaya meningkat drastis hingga 18 kali, suatu penelitian yang kemudian menjadi dasar pengembangan sel surya hibrid.[9][10] Setelah mendapatkan beasiswa Marie Curie, ia memperdalam studi di laboratorium Professor Richard Cogdell di Universitas Glasgow dengan fokus riset tentang struktur dan fungsi antena penangkap cahaya periferal dari mikroorganisme fotosintesis anoksigenik Rhodopseudomonas palustris. Dengan menggunakan teknik kristalografi dan spektroskopi molekul tunggal pada temperatur 1,4 Kelvin, ia menemukan struktur unik dari antena penangkap cahaya periferal ini, dimana strukturnya dapat berubah secara fleksibel menyesuaikan kondisi paparan pada cahaya matahari yang kuat atau yang redup. Atas penemuan struktur kompleks penangkap cahaya dan manipulasi skala nano untuk pengembangan sistem hybrid material penangkap cahaya tersebut, ia mendapatkan penghargaan untuk menghadiri Lindau Nobel Laureate Meeting di Jerman tahun 2013[11][12] dan penghargaan Science and Technology Award dari Indonesian Toray Science Foundation tahun 2015.[13][14] Sekembalinya di Indonesia, Dr. Brotosudarmo mengembangkan kelompok riset di Universitas Ma Chung dan mendirikan institusi riset Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP). Penelitian kelompok risetnya menitikberatkan pada determinasi struktur dan fungsi pigmen alami seperti karotenoid dan senyawa bahan alam metabolit sekunder lainnya dengan menggunakan teknik kromatografi dan spektrometri massa. Ia juga mengembangkan metode spektroskopi citra digital untuk analisa pigmen. Tahun 2017 ia mendapatkan penghargaan Professional Achievement Award dari British Council [15] atas karyanya dalam membangun institusi riset dan penelitian terkait pigmen alami, yang diakui telah memengaruhi kebijakan pemerintah tentang penggunaan warna makanan sintetis, untuk beralih ke solusi yang lebih baik yaitu dengan pigmen alami.[1][16] Kiprah Profesional AkademikPada tahun 2011 Tatas Brotosudarmo menginisiasi pengembangan institusi riset Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP), di Universitas Ma Chung, Malang, Jawa Timur. Ia memulainya dengan mendapatkan dukungan hibah riset dari TWAS (The World Academy of Sciences) sebagai modal untuk pengadaan peralatan laboratorium.[17] Pada tahun 2012 dalam rangka dies natalis ke-5 akhirnya Universitas Ma Chung mencanangkan kebijakan untuk mendirikan gedung the Core-Ma Chung Research Center, dimana MRCPP berperang sebagai institusi riset yang akan menginisasi pendirian dengan menitik beratkan penelitian dasar dan aplikasi bio pigmen, sehingga memperkuat Universitas Ma Chung sebagai universitas swasta pertama berbasis riset di Indonesia.[18] Tahun 2014 gedung 7-lantai Ma Chung R&D Core Building berhasil didirikan dengan dukungan finansial dari Alumni Ma Chung dan Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera (YHBS), Universitas Ma Chung. Peresmian MRCPP di Ma Chung R&D Core Building tersebut dilakukan oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang hadir pada tanggal 17 Februari 2014.[19] Pada tahun 2015, Dr. Brotosudarmo berhasil memimpin MRCPP ditetapkan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia menjadi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) sebagai Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif.[20][21] Kehidupan PribadiHobiDiwaktu luang Tatas Brotosudarmo memiliki kegiatan bermain piano atau gitar klasik, membaca buku sejarah dan filsafat, dan fotografi. Aktivitas fotografi Tatas Brotosudarmo pernah menghantarnya berkolaborasi dengan fotografer Jepan dan menerbitkan buku berjudul "Photo Collection Maiko Fukuno 15 Scenic Spots in Kyoto".[22] Fotografi Tatas Brotosudarmo juga dimuat publik antara lain di DIGIT, majalah foto digital terbitan Royal Photographic Society.[23] KarierBerikut karier Tatas Brotosudarmo sampai dengan 2019:
PenghargaanPenghargaan yang ia peroleh sampai dengan tahun 2019 antara lain:
Organisasi
Referensi
|