Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Tari Moang Sangkal

Tari Moang Sangkal merupakan salah satu icon seni tari di Kabupaten Sumenep, Madura. Secara harfiah kata moang sangkal terdiri dari dua kata berbahasa Madura yang mempunyai makna kata sebagai berikut:

Kata Mowang berarti membuang, dan kata Sangkal berarti sukerta yang artinya gelap (sesuatu yang menjadi santapan sebangsa setan, dedemit, jin rayangan, iblis, menurut ajaran Hindu). Sedangkan kata "sangkal" sendiri mengadopsi dari bahasa Jawi Kuno yang maksudnya Sengkala (sengkolo). Jadi sangkal yang dimaksudkan pada umumnya oleh masyarakat Songennep adalah: bila ada orang tua mempunyai anak gadis lalu dilamar oleh laki-laki, tidak boleh ditolak karena membuat si gadis tersebut akan “sangkal” (tidak laku selamanya).

Pada awalnya tari Mowang Sangkal gerakannya agak keras, diiringi dengan gamelan dengan gending ”sampak” lalu mengalir pada gending ”oramba’-orambe’ ” yang mengisyaratkan para putri keraton menuju ke ”taman sare”. Dan kemudian gerakannya tambah halus, gerakan yang halus, mengisyaratkan para putri sedang berjalan di Mandiyoso (koridor keraton dalem menuju Pendopo Agung Keraton Sumenep).

Pada umumnya jumlah penari berjumlah ganjil, dan kostum yang digunakannyapun adalah kostum pengantin legha khas Sumenep dengan warna yang khas pula, yaitu warna merah dan kuning, perpaduan warna tersebut mengandung filosofi ”kapodhang nyocco’ sare” yang maksudnya ”Rato prapa’na bunga” (raja sedang bahagia). sedangkan untuk paduan warna kostum merah dan hijau atau kuning dan hijau mengandung folosofi ”kapodang nyocco’ daun” yang maksudnya ”Rato prapa’na bendhu” (Raja sedang marah).

Tari moang sangkal sendiri, diciptakan pada tahun 1972 oleh salah seorang seniman Sumenep, Taufikurrachman yang salah satunya dilatarbelakangi oleh kepedulian para seniman dalam menerjemahkan alam madura yang sarat akan karya dan keunikan. disamping juga mengangkat sejarah kehidupan karaton Sumenep tempo dulu.

Rujukan dan Pranala luar

  • Hélène Bouvier. 2002. Lèbur: seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat Madura. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-420-3, 9789794614204
  • Facebook Page: SONGENNEP TEMPO DOELOE
  • Facebook Group: Forum Peduli Bahasa dan Budaya Madura
Kembali kehalaman sebelumnya