Tambang Batu Bara Julia HerminaTambang Batu Bara Julia Hermina adalah situs bekas tambang batu bara di Indonesia yang diusahakan oleh Hindia Belanda pada tahun 1853. Lokasi situs ini di Kalangan dan Desa Banyu Irang, Kecamatan Bati Bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Ketika didirikan, lokasi tambang ini menempati wilayah milik Kesultanan Banjarmasin dan termasuk Distrik Maluka. Daerah-daerah tempat tambang batubara tersebut baik Tambang Batu Bara Oranje Nassau maupun Tambang Batu Bara Julia Hermina merupakan tanah lungguh yang diberikan oleh sultan Adam kepada mangkubumi bernama Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana. Namun karena diambil Belanda, maka sebagai gantinya mangkubumi mendapatkan empat puluh Gulden (f.140,-) untuk setiap ton batubara yang dihasilkan.[1][2][3] InsinyurDasar HukumPada masa kekuasaan Raja Banjar Sri Paduka Tuan Sultan Adam al-Wäthiq billäh dalam tahun 1853 dibuka tambang batubara yang kedua di Kesultanan Banjar yang terletak di Banyu Irang, Distrik Maluka. Perluasan batas-batas lahan konsesi tambang batubara Banyu Irang (Julia Hermina) dituangkan dalam perjanjian yang kemudian ditetapkan oleh Sri Paduka Yang Dipertuan Besar Gubernur-Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges dalam perjanjian per tanggal 30 April 1856 yang berbunyi:[6] OVEREENKOMST MET DEN SULTHAN VAN BANDJERMASIN, TOT BEPALING DER GRENZEN VAN DE CONCESSIE TOT ONTGINNING STEENKOLENMIJNEN GENd BANJOEERANG, VAN 30 APRIL 1856. ( Besluit 19 Augustus 1856 No. 6. ). BORNEO. Bab jang satu. Maka galian itu bernama Banju Irang dan watas2nja adalah: Pada sebelah utara terus kali Bandjarmasin mulai dari Pantuil sampai lima ribu lima ratus dua puluh dua elo Nederland djauhnja dari keraton Sri Paduka tuan Sultan di Martapura dan dari sana ditjakra pandjangnja seperti djangkanja jang tersebut itu lagi didjangka dari sebelah selatannja kali sampai djangka itu tertemu kembali dan lagi terus kali Martapura dan Riam Kanan sampai kepada kampungnja kampong Mataram adanja. Pada sebelah timur terus djangkanja dari kampung Mataram disipat kaputjuk gunung Panti sampai djangkanja itu terdapat sebelah kiri Riam Kanan ialah Batangbanju Karang Intan dan dari udjung itu terus Riam Kanan sampai Batangbanju itu bertemu atas gunung Djabuk kaatas udjungnja sekali dari Bukit Besar. Pada sebelah Selatan jaitu atas sebelah kiri Batangbanju Riam Kanan terus djangkanja dari puntjak gunung Djabok keatas udjungnja sekali dari Bukit Besar dari situ terus djangkanja kaatas puntjak gunung Panti dan dari puntjak itu terus djangkanja kaatas gunung Karamian dan dari djangkanja jang paling pendek dari puntjak gunung Karamian kakali Tabanio dan lantas terus kali itu sampai kamuaranja dekat Tabanio adanja. Dan sebelah barat jaitu mulai dari kuala kali Tabanio terus lautnja Djawa sampai ka Tandjung Burung dan dari Tandjung Burung terus kali Baritu sampai di Pantuil adanja. Maka oleh perdjandjian ini jaitulah sekalian apa jang dahulu sudah ditentukan dari hal perwatasan galian ini tiada akan ada gunanja lagi adanja. Demikianlah terbuat dua surat sama rupa bunji dan tertaruh tanda tangan dinegeri Martapura pada 30 April 1856. Bahwa surat perdjandjian ini sudah ditetapkan oleh kita Sri Paduka Jang Dipertuan Besar Gurnadur Djenderal dari tanah Hindia Nederland kepada 19 hari bulan Augustus tahun 1856. Zegel: Ter ordonnantie Lihat pulaReferensi
|