Sungai ini merupakan anak sungai Barito sehingga muaranya berada di Sungai Barito. Sungai ini berujung di wilayah pegunungan Meratus di Kabupaten Tabalong. Muara Sungai Negara berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Tapin dan Barito Kuala, di mana terdapat Kota Marabahan (nama historisnya Bandar Muara Bahan).
Nama "Sungai Negara" diambil dari nama Distrik Negara (bekas pusat Kerajaan Negara Daha). Pada masa Kerajaan Negara Daha (masa pra-Islam), nama sungai ini sendiri adalah Sungai Bahan (nama kuno). Daerah aliran sungai Negara juga dinamakan kawasan Batang Banyu Nagara Daha.
Geografi
Sungai ini mengalir di wilayah tenggara pulau Kalimantan yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[2] Suhu rata-rata setahun sekitar 24 °C. Bulan terpanas adalah September, dengan suhu rata-rata 26 °C, and terdingin November, sekitar 23 °C.[3] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2767 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Februari, dengan rata-rata 366 mm, dan yang terendah September, rata-rata 75 mm.[4]
Kenampakan alam
Lembah
Kawasan ini dapat dicapai dengan mempergunakan jalan yang menghubungkan Banjarmasin dan Balikpapan, melalui Kandangan dan Amuntai. Dengan luas sekitar 250.000 hektare, lembah ini kemungkinan merupakan daerah paling subur di Kalimantan, dan sebagai akibatnya populasi penduduk disini sangat tinggi bila dibandingkan dengan bagian lainnya di Kalimantan. Rawa Negara terletak di antara Sungai Barito dan Pegunungan Meratus. Rawa dengan permukaan yang terbuka dan air yang dalam, memanjang sampai ke daerah danau (Danau Bangkau, Danau Panggang dan Danau Sembujur) yang membentuk dataran banjir musiman dan melindungi daerah hilir dari banjir dan intrusi air asin. Masyarakat lokal umumnya dari suku Banjar, memiliki sistem tata guna lahan yang sangat menarik, menggabungkan berbagai varietas padi yang tumbuh di permukaan/mengambang, kerbau dan beternak bebek. Habitat utama adalah hutan rawa gambut yang sudah ditebang dan hutan riparian, hutan rawa Melaleuca/Combretocarpus, berbagai bentuk rawa terbuka dengan vegetasi mengambang atau rawa berumput, badan air yang terbuka dan lahan pertanian. Masyarakat mempergunakan kawasan ini sebagai tempat untuk mencari kayu, menebang pohon untuk bahan perabot rumah-tangga (furniture), lahan pertanian, perikanan, dan kemungkinan perburuan burung.[5]