Sungai Musi, dikenal pula sebagai Sungi Musi (Jawi: سوڠي موسي) dalam bahasa Melayu Palembang atau Bioa Musêi (Bioa Musai) dalam bahasa Rejang,[3] adalah sebuah sungai lintas provinsi, yang mengaliri wilayah provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, Indonesia.[4] Dengan panjang 720 km,[5] tidak jauh dari muaranya di Selat Bangka, sungai ini membelah Kota Palembang menjadi dua bagian, Ilir dan Ulu. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh Jembatan Ampera yang merupakan ikon Palembang dan tiga jembatan lainnya. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.
Hulu sungai
Hulu Sungai Musi berada di Bukit Kelam, sekitar 15 kilometer dari Curup, ibu kota Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.[1][6] Air sungai Musi di titik paling awalnya memancar dari dasar tebing di Bukit Kelam, dengan lebar 5 meter dan kedalaman semata kaki, dengan dasar berupa batu-batu kerikil. Air dari tebing tersebut turun ke arah tenggara dan semakin membasar setelah menyatu dengan air dari sumber-sumber lain, termasuk puluhan anak sungai, dan mengalir hingga 720 km panjangnya sebelum bermuara ke Selat Bangka.[1] Bagian hulu sungai ini dalam kebudayaan Rejang dikenal sebagai Luak Ulu Musi.
Hidrologi
Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan, yaitu Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang.
Sungai Musi disebut juga "Batanghari Sembilan[7]" yang berarti sembilan sungai besar, pengertian sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut adalah:[8][9]
Lahan seluas 3 juta ha di daerah aliran sungai (DAS) Musi dianggap kritis akibat maraknya penebangan liar. Kondisi ini dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor.DAS Musi secara geografis terletak pada 103° 34’ 12 “ – 105° 0’ 36” BT dan 02° 58’ 12” - 04° 59’ 24” LS dengan luas 7.760.222, 86 Ha. Secara administrasi DAS Musi termasuk pada 4 (empat) provinsi yaitu Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi dan Lampung. Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang masuk ke dalam DAS Musi meliputi 17 (tujuh belas) Kabupaten/Kota atau seluruh Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Selatan.
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungai (DAS) Musi dikelola oleh BPDASHL Musi Kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masuk pada DAS Musi meliputi Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, sedangkan Kabupaten di Provinsi Jambi yang masuk pada DAS Musi meliputi Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Muaro Jambi. Dan kabupaten di Provinsi Lampung Barat yang masuk pada DAS Musi meliputi Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Way Kanan. DAS Musi berbatasan dengan DAS Ketahun di sebelah barat dan DAS Batanghari di sebelah utara.[10]
Sub DAS
DAS Musi yang terbagi kedalam beberapa sub-DAS antara lain:[11]
Sub DAS Banyuasin
Sub DAS Batang Pelidang
Sub DAS Batanghari Leko
Sub DAS Baung
Sub DAS Bungin
Sub DAS Calik
Sub DAS Deras
Sub DAS Kelingi
Sub DAS Kikim
Sub DAS Komering
Sub DAS Lakitan
Sub DAS Lalan
Sub DAS Lematang
Sub DAS Macan
Sub DAS Medak
Sub DAS Musi Hilir
Sub DAS Musi Hulu
Sub DAS Ogan
Sub DAS Rawas
Sub DAS Soleh
Sub DAS Semangus
Sub DAS Sugihan
Geografi
Sungai ini mengalir di bagian selatan pulau Sumatra yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[12] Suhu rata-rata setahun sekitar 24 °C. Bulan terpanas adalah Juli, dengan suhu rata-rata 26 °C, and terdingin Februari, sekitar 23 °C.[13] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 2579 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah April, dengan rata-rata 344 mm, dan yang terendah September, rata-rata 99 mm.[14]