Stanley Baldwin, 1st Earl Baldwin of Bewdley, KG PC FRS[1] (3 Agustus 1867 – 14 Desember 1947) adalah seorang politisi Britania Raya dari Partai Konservatif, yang mendominasi pemerintahan di negara tersebut di antara dua perang dunia. Tiga kali menjabat sebagai Perdana Menteri Britania Raya, Baldwin merupakan satu-satunya perdana menteri yang pernah menjabat di bawah tiga penguasa monarki, yakni George V, Edward VIII, dan George VI.
Baldwin pertama kali masuk Majelis Rendah melalui pemilihan umum sela 1908 sebagai anggota parlemen untuk Bewdley, dan memegang jabatan pemerintahan di kabinet koalisi David Lloyd George. Pada tahun 1922, ia menjadi salah satu penggerak utama penarikan dukungan Konservatif terhadap David Lloyd George dan menjadi Menteri Keuangan dalam pemerintahan Andrew Bonar Law. Menyusul pengunduran diri Law akibat alasan kesehatan di bulan Mei 1923, Stanley Baldwin menjadi perdana menteri dan Pemimpin Partai Konservatif. Ia menggelar pemilihan umum pada tahun 1923, tetapi partainya kehilangan mayoritas di parlemen. Perdana menteri baru, Ramsay MacDonald, kemudian membentuk pemerintahan Partai Buruh.
Setelah memenangi pemilihan umum 1924, Baldwin membentuk pemerintahan keduanya. Pada pemerintahan ini berbagai tokoh memegang jabatan penting pada karier mereka, seperti Sir Austen Chamberlain (Menteri Luar Negeri), Winston Churchill (Menteri Keuangan), dan Neville Chamberlain (Menteri Kesehatan). Pemerintahan ini juga menyaksikan aksi mogok pada tahun 1925, dan sebuah undang-undang pada tahun 1927 mengurangi kekuatan serikat-serikat buruh. Baldwin kalah dalam pemilihan umum 1929, dan kepemimpinannya yang terus berlanjut di Partai Konservatif menjadi bahan kritik tokoh media Rothermere dan Beaverbrook.
Pada tahun 1931, Perdana Menteri Ramsay McDonald dari Partai Buruh membentuk suatu pemerintahan nasional, yang kebanyakan menterinya berasal dari Partai Konservatif dan memenangkan mayoritas besar dalam pemilihan umum 1931. Sebagai Lord President of the Council, Baldwin memegang banyak tanggung jawab Perdana Menteri karena memburuknya kesehatan MacDonald. Dalam masa jabatan pemerintahan ini, undang-undang yang memberikan pemerintahan otonom bagu India disahkan; hal ini ditentang oleh Winston Churchill dan tokoh penting Konservatif lainnya. Sebagai pemimpin partai, ia membuat berbagai terobosan baru, seperti penggunaan radio dan film yang membuatnya sangat terlihat di publik dan memperkuat daya tarik Konservatif.
Pada tahun 1935, Baldwin menggantikan MacDonald sebagai perdana menteri dalam Pemerintahan Nasional dan memenangi pemilihan umum 1935 dengan mayoritas yang besar pula. Pada masa ini, ia menyaksikan persenjataan baru militer Britania dan krisis pengunduran diri Edward VIII. Pemerintahan ketiga Baldwin juga menyaksikan krisis-krisis luar negeri, seperti pendudukan kembali Rhineland oleh Hitler dan pecahnya Perang Saudara Spanyol.
Baldwin mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri pada tahun 1937 dan ia digantikan oleh Neville Chamberlain. Pada waktu itu, ia dianggap sebagai seorang perdana menteri yang sukses dan populer.[2] Tetapi pada dekade terakhir hidupnya, dan tahun-tahun setelahnya, ia disalahkan atas tingginya angka pengangguran pada tahun 1930-an. Ia juga dituduh pernah mencoba memenuhi tuntutan Hitler serta tidak mempersiapkan persenjataan Britania secara mencukupi untuk menghadapi Perang Dunia II. Ahli sejarah masa kini umumnya berpendapat positif terhadap pemerintahan Baldwin.
Stanley Baldwin meninggal dunia pada tahun 1947 dan dimakamkan di Katedral Worcester.