Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Sindrom bangunan sakit

Sindom bangunan sakit (disingkat SBS, bahasa Inggris: Sick building syndrome) adalah gejala-gejala yang muncul di tempat tinggal atau kerja (kantor) tertentu tanpa alasan yang jelas.[1] Semakin lama seseorang menghabiskan waktu di dalam bangunan tersebut, semakin parah gejala yang dialami; sebaliknya, begitu seseorang menjauhi bangunan tersebut, gejala mulai membaik atau menghilang. Beberapa gejala yang paling sering dilaporkan adalah sakit kepala, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, rasa lelah, dan mual.[2] Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 1984, terdapat 30% bangunan baru dan terenovasi yang terkait dengan gejala-gejala SBS. Sebagian besar gejala sindrom bangunan sakit disebabkan oleh kualitas udara di dalam ruangan yang buruk.[3]

SBS dapat disebabkan oleh buruknya sistem pemanas, ventilasi dan AC, walaupun hasil penelitian terkait dengan hal ini masih belum jelas.[4] Penyebab-penyebab lain adalah kontaminan yang dihasilkan oleh pelepasan gas dari beberapa jenis bahan bangunan, senyawa organik mudah menguap, kapang, ventilasi pembangunan ozon yang buruk (dari beberapa mesin), penggunaan bahan kimia industri ringan di dalam bangunan, atau tidak cukupnya udara segar di dalam ruangan.

Catatan kaki

  1. ^ "Sick Building Syndrome" (PDF). World Health Organization. n.d. 
  2. ^ Stolwijk, J A (1991-11-01). "Sick-building syndrome". Environmental Health Perspectives. 95: 99–100. ISSN 0091-6765. PMC 1568418alt=Dapat diakses gratis. PMID 1821387. 
  3. ^ "Sick Building Syndrome". United States Environmental Protection Agency. Diakses tanggal 2009-02-19. 
  4. ^ Shahzad, Sally S.; Brennan, John; Theodossopoulos, Dimitris; Hughes, Ben; Calautit, John Kaiser (2016-04-06). "Building-Related Symptoms, Energy, and Thermal Control in the Workplace: Personal and Open Plan Offices". Sustainability (dalam bahasa Inggris). 8 (4): 331. doi:10.3390/su8040331. 

Bacaan lanjut

Kembali kehalaman sebelumnya