Suatu ketika, Nommensen berada di bukit Siatas Barita, ia kemudian bernazar untuk menyerahkan hidupnya sebagai misionaris hingga akhir hidupnya. Ia menyebarkan agama Kristen sampai ke Sigumpar tahun 1918, dan wafat pada 23 Mei 1918. Untuk mengenang jasa Nommensen dalam menyebarkan agama Kristen, Salib Kasih
dibangun tepat di bukit Siatas Barita. Salib Kasih kemudian menjadi destinasi wisata rohani Kristen di Sumatera Utara.[2]
Pembangunan
Salib Kasih mulai dibangun pada 30 Oktober1993, dan selesai dibangun pada 30 Maret1997. Berbagai renovasi di sekitar area Salib Kasih juga kerap dilakukan renovasi, termasuk perbaikan jalan pendakian, perbaikan cat atau warna komplek Salib Kasih, dan sebagainya. Tinggi salib itu sendiri sekitar 31 meter.[2]
Area Salib Kasih
Memasuki area wisata Salib Kasih, terdapat dua bagian area, yakni bagian luar, dan bagian dalam. Bagian luar adalah tempat parkir, tempat penjualan souvenir, dan pintu masuk ke dalam. Sementara bagian dalam, menjadi Area Pusat Ibadah, di mana Salib Kasih berada. Dikenakan biaya masuk untuk memasuki area dalam, besarnya biaya masuk diatur oleh pemerintah setempat, baik untuk pengunjung lokal maupun pengunjung internasional atau mancanegara.
Area Pusat Ibadah
Area pusat ibadah menjadi area inti dari lokasi ini. Terdapat dua jalur di dalam, satu jalur untuk naik ke atas, menuju Salib Kasih, dan satu jalur lagi untuk jalan turun dari area puncak Salib Kasih.
Memasuki kawasan Salib Kasi atau ke puncak Salib Kasih, pengunjung dapat berjalan dari jalur utama khusus jalan setapak. Melalui jalan ini, pengunjung dapat melihat 10 perintah Allah, yang ditulis berbentuk monumen, dan dibangun di sepanjang jalan menuju ke atas. Tulisan 10 perintah Allah tersebut ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa Batak Toba, dan juga Indonesia.[3]
Setelah sampai pada perintah Allah ke 10, maka pengunjung akan tiba di Salib Kasih, pusat dari tempat ini. Salib Kasih dibangun dengan ketinggian 31 meter,[3] dengan tulisan utama tepat di tengah salib, yakni "KASIH", kata "KASIH" ini ditulis menurun dan juga mendatar. Di sekitar Salib Kasih terdapat ruang doa, dan di bawah Salib itu sendiri juga terdapat ruang doa, yang dapat digunakan oleh pengungjung untuk berdoa.
Selain itu, tepat di depan Salib Kasih terdapat tempat duduk utama yang menghadap ke Tarutung, bisa menampung sekitar 500 orang. Dan ada sebuah mimbar kecil, yang digunakan oleh pendeta untuk berkotbah, jika dalam suasana ibadah. Melalui tempat ini, pengunjung juga dapat melihat sekitar Tarutung dari Salib Kasih. Ada juga sebuah batu besar seperti prasasti, sekilas informasi atau riwayat hidup Nommensen.[3]
Fasilitas
Untuk mendukung Salib Kasih, berbagai fasilitas umum disediakan di kawasan ini. Berbagai fasilitas yang ada yakni tempat parkir, toilet, tempat penjualan souvenir, tempat penjualan makanan dan minuman. Selain itu, beberapa arena tempat bermain anak-anak juga disediakan. Fasilitas penunjang ini berada di area luar, dan pengunjung bisa masuk tanpa biaya masuk.
Sementara fasilitas yang ada di dalam area pusat ibadah, terdapat ruang doa yang dapat digunakan pengunjung untuk berdoa. Ada juga tempat duduk untuk beristirahat di sepanjang jalan menuju puncak. Terdapat juga beberapa ayunan yang dipasang diantara pohon pinus. Tersedia juga toilet di sekitar area Salib Kasih.[4]