Rob Aernout (18 April 1911 – 28 Februari 1948) adalah seorang perwira polisi rahasia di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Ia ditembak di rumahnya oleh geng Soekardji bin Kalwan alias Pah Satoe. Tugas yang diberikan untuk pembunuhan ini kemungkinan bersamaan dengan pemeriksaan atas dugaan penyelundupan melalui Bandar Udara Wirasaba, penggelapan, penyuapan, kecurangan, korupsi, dan pencurian, yang dilakukan oleh tokoh militer dan pemerintahan Belanda.
Peristiwa kematian lain, yakni Simon Hendrik Spoor, yang mungkin diracuni, dan anggota stafnya ada dikaitkan dengan peristiwa Rob Aernout.
Peristiwa Letnan Muda Aernout
Overste van Lier (kabinet utama Jend. Simon Spoor) dan intenden Hindia Belanda, Jend. Mojet, menyatakan atas Komisi Zaaijer yang bertugas menyelidiki pembunuhan Aernout menyatakan bahwa menurut Jend. Spoor "sejumlah peristiwa lain terkait dengan pembunuhan Aernout sudah banyak terjadi". Jend. Spoor menyebutkan, seperti yang Mojet berikan saksikan, nama-nama seperti Hubertus Johannes van Mook, Van Hoogstraten, Jend. De Waal dan Jend. Meijer.
Pada tanggal 4 Januari 1951, overste van Lier (kabinet utama Jend. Spoor) menyatakan pada Komisi Zaaijer bahwa "Jenderal Spoor mengetahui adanya penipuan, seperti oleh Jenderal De Waal dan mantan Gubernur Jenderal Van Mook." Mereka semua mendapatkan keuntungan dari penyelundupan candu dan malahan memberikan senjata, yang diletakkan pada ratusan revolver Enfield dan amunisi untuk digunakan dalam merebut kembali Indonesia.
Lenyapnya berlian dari harta karun Nakamura dan hilangnya berlian dari kapal pada awal bulan Maret 1942 di Broome, Australia Barat atas tembakan dari pesawat Dakota Pelikaan dikaitkan dengan kematian Aernout, Spoor, komandan AL di Jawa, Overste Terluin dan 19 penumpangnya, wartawan Jaap Houbolt, Henk Lina, Mr. Haye, auditur militer di pengadilan militer Bandung. Dalam tiap kasus, dapat disimpulkan bahwa berlian Pelikaan memainkan peran dalam penyelidikan LetDa Aernout.
Kapten Raymond Pierre Paul Westerling mendapatkan tugas menyelidiki peristiwa tersebut bersama dengan Mr. Haye, namun banyak dokumen yang lenyap dan pada tanggal 25 Agustus 1948 Westerling segera diberhentikan dari misi tersebut dan dilanjutkan oleh Mr. Haye, auditur militer di Pengadilan Militer Bandung. Pada tanggal 9 November 1949, Tn. Haye meninggal setelah diracuni. Raymond Westerling dan Johan Heinrich Christoffel Ulrici, menurut sebuah bukti, hampir menjadi korban pembunuhan bayaran tersebut.
Rujukan