Rituparno Ghosh (Bengali: ঋতুপর্ণ ঘোষ Ritupôrno Ghosh; 31 Agustus 1963 – 30 Mei 2013) adalah seorang sutradara, aktor, dan penulis film dari India.[1] Ia menyelesaikan sekolahnya di South Point High School dan memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Jadavpur. Ayahnya adalah seorang pembuat film dokumenter dan pelukis.[2]
Ghosh adalah salah satu dari sedikit orang yang secara terbuka mengaku homoseksual dalam industri film India.[3] Ia dianggap sebagai ikon komunitas LGBT di India.[4][5]
Setelah mengejar gelar di bidang ekonomi, ia memulai kariernya sebagai seniman kreatif di biro iklan. Pada tahun 1992, debut film yang ia rilis adalah Hirer Angti. Pada tahun 1994 dirilis film berikutnya Unishe April yang memenangkan Penghargaan Film Nasional untuk Film Fitur Terbaik.
Ghosh mengakui dirinya adalah penggemar Satyajit Ray. Dalam kariernya yang mencakup hampir dua dekade ia memenangkan 12 penghargaan nasional dan beberapa penghargaan internasional.[6][7]
Kematian
Rituparno Ghosh menderita penyakit diabetes melitus tipe 2 selama sepuluh tahun dan pankreatitis selama lima tahun.[8] Ia mengalami insomnia dan menjalani pengobatan untuk itu.[9] Menurut Dr. Rajiv Seal dari Rumah Sakit Fortis, yang menjadi dokternya selama hampir dua dekade, Ghosh juga menghadapi komplikasi dari perawatan hormon setelah operasi pengencangan perut dan implan payudara yang ia jalani untuk perannya dalam film Kaushik Ganguly, 'Arekti Premer Golpo'. Dalam film itu, ia berperan sebagai pembuat film transgender yang memiliki kekasih biseksual.[8]
Ghosh meninggal pada 30 Mei 2013 di rumahnya di Kolkata setelah menderita serangan jantung.[10]
Banyak aktor dan sutradara film Bengali datang ke kediaman Ghosh untuk memberikan penghormatan terakhir. Pada sore hari, jenazahnya dibawa ke Nandan dan diletakkan di luar kompleks Nandan untuk memberikan kesempatan pada para penggemarnya untuk melihat Ghosh terakhir kali. Ribuan orang datang saat itu.[8] Kemudian jenazahnya dibawa ke Tollygunge Technician Studios, yang di tempat itu Ketua Menteri Benggala Barat, Mamata Banerjee, memberikan pidato penghormatan.[8][11] Dari Tollygunge, Ghosh dibawa ke lapangan kremasi Siriti.[11] Polisi Kolkata memberikan salvo sebelum upacara kremasi.[12][13]