Refter (bahasa Latin: refectorium) adalah sebutan bagi ruang makan di biara-biara, sekolah-sekolah asrama, dan lembaga-lembaga akademik. Di Indonesia, sebutan ini lazim pula digunakan di seminari-seminari dan kolese-kolese Katolik. Kata "refter" diserap dari bahasa Belanda yang diturunkan dari kata reficere dalam bahasa Latin (memperbarui, memulihkan, atau merestorasi), melalui kata refectorium dalam bahasa Latin akhir, yang berarti "tempat orang pergi untuk direstorasi" (tempat orang memulihkan diri, bdk. "restoran").
Refter dan tradisi biara
Bersantap bersama adalah saat-saat ketika seluruh biarawan dalam sebuah biara berkumpul bersama-sama. Menu, adab, dan waktu makan di satu biara berbeda dari biara lain, sesuai dengan peraturan tarekat masing-masing.
Berdasarkan regula Santo Benediktus, biara-biara tarekat Benediktin mengenal dua waktu makan. Makan kenyang dilakukan sekali sehari sepanjang tahun; santapan makan malam hanya dihidangkan mulai akhir musim semi sampai awal musim gugur pada setiap hari kecuali hari Kamis dan Jumat. Mula-mula menu makanan hanya terdiri atas dua macam lauk ditambah buah jika ada. Jenis makanan yang dihidangkan pun sangat sederhana. Daging hewan mamalia tidak dihidangkan, kecuali bagi orang sakit. Regula Santo Benediktus sangat menekankan kesederhanaan dalam setiap aspek dari pola makan. Para biarawan dilarang bercakap-cakap di waktu bersantap. Komunikasi boleh dilakukan seperlunya dengan menggunakan isyarat tangan. Sepanjang waktu bersantap, salah seorang biarawan akan membacakan ayat-ayat Alkitab atau riwayat orang-orang kudus.
Ukuran, struktur, dan penempatan
Matra dan besar kecilnya refter berbeda-beda, sesuai dengan kemampuan finansial dan besar kecilnya biara, serta kapan refter itu dibangun. Rancangan-rancangan refter memiliki tampilan-tampilan tertentu yang sama. Para biarawan bersantap sambil duduk di bangku-bangku panjang, sementara para petinggi biara menempati bangku-bangku panjang di atas panggung rendah di salah satu ujung ruangan. Sebuah lavabo atau sebuah bak besar untuk cuci tangan ditempatkan di luar refter.
Tradisi juga menjadi salah satu faktor penentu. Di Inggris, pada umumnya refter dibangun setingkat di atas lantai dasar bangunan (mungkin mengacu pada konsep "ruangan di lantai atas", tempat berlangsungnya peristiwa Perjamuan Terakhir sebagaimana yang diriwayatkan dalam Injil) di sisi serambi dalam yang menghadap ke gedung gereja. Menurut tradisi, refter-refter tarekat Benediktin dibangun melintang (timur ke barat), sementara refter-refter tarekat Sistersian dibangun membujur (utara ke selatan).
Refter-refter bergaya arsitektur Norman dapat mencapai panjang 160 kaki (49 m) dan lebar 35 kaki (11 m), seperti yang tampak pada refter biara di Norwich. Beberapa refter perdana juga sudah diperlengkapi dengan jendela. Pada Puncak Abad Pertengahan, ukuran jendela-jendela refter semakin diperbesar dan bentuknya semakin diperindah. Refter biara Cluny memiliki 36 jendela kaca besar. Biara Mont Saint-Michel yang dibangun pada abad ke-12 memiliki 6 jendela selebar 5 kaki dengan tinggi mencapai 20 kaki.
Ortodoks Timur
Di biara-biara Ortodoks Timur, refter atau trapeza (bahasa Yunani: τράπεζα) dianggap sebagai ruangan yang suci, bahkan beberapa di antaranya dibangun persis seperti sebuah gedung gereja, lengkap dengan altar dan ikonostasis. Beberapa ibadat secara khusus dilaksanakan di dalam trapeza. Setiap trapeza sekurang-kurangnya memiliki satu ikon dilengkapi satu lampada (lampu minyak) yang dijaga agar terus bernyala di hadapan ikon. Ibadat Pengunjukan Panagia dilakukan setiap kali selesai bersantap. Pada Pekan Terang, ibadat ini diganti dengan Pengunjukan Artos. Di sejumlah biara, ibadat pengampunan dosa yang mengawali masa Puasa Agung dilaksanakan di dalam trapeza. Seluruh makanan yang dihidangkan di trapeza harus diberkati terlebih dahulu. Untuk keperluan pemberkatan hidangan, air suci sering kali disimpan di dapur.
Zaman Modern
Meskipun masih digunakan sebagai sebutan bagi ruang makan biara, istilah refter sekarang ini sering pula digunakan sebagai sebutan bagi kafe atau kafetaria yang dibangun berdempet dengan bangunan katedral atau biara dan terbuka untuk umum (termasuk orang-orang yang bukan warga jemaat setempat, misalnya para wisatawan). Refter-refter publik semacam ini biasanya terdapat pada gedung-gedung gereja Inggris, dan dikelola sebagai sumber penghasilan tambahan bagi gereja yang bersangkutan.[1]
Banyak universitas di Britania Raya juga menyebut kafetaria atau fasilitas makan minum bagi mahasiswa sebagai refter (bahasa Inggris: refectory). Pemakaian istilah refter semacam ini jarang dijumpai di universitas-universitas Amerika Serikat. Ruang makan utama di Brown University disebut Sharpe Refectory (Refter Sharpe) dengan julukan "Ratty",[2] dan ruang makan utama di Rhodes College disebut Catherine Burrow Refectory (Refter Catherine Burrow) dengan julukan "the Rat".[3]