Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
Pulau Sambu adalah sebuah pulau yang terletak dekat dengan Pulau Batam di Kepulauan Riau. Pulau Sambu merupakan salah satu pulau pemasok minyak bumi terbesar. Pulau yang dahulunya dinaungi oleh PT. Shell (sekarang berganti nama menjadi PT. Pertamina), hanya berbentuk lonjong kedepan, seperti pulau-pulau lainya. Pulau ini mempunyai penduduk yang cukup dan mempunyai niai-nilai historis yang sangat tinggi dimana pernah menjadi benteng pertahanan dari Belanda saat zaman penjajahan dulu. Pulau Sambu sengaja dibangun sebagai terminal minyak Pertamina pada tanggal 16 Agustus 1897 jauh sebelum Kota Batam berdiri.
Selain sebagai terminal minyak Pertamina, Pulau Sambu juga merupakan Kota Tua yang kini berusia hampir 115 tahun. Sebagai kota bekas kecamatan di Kabupaten Kepulauan Riau, kini Pulau Sambu menjadi bagian dari wilayah administrasi Pemerintah Kota Batam. Beberapa bangunan tua yang dibangun oleh PT. Pertamina seperti menara selamat datang, wisma, kantor pos, gedung bioskop, rumah sakit pertamina, serta beberapa prasasti telapak tangan para manager operasional pertamina untuk Pulau Sambu, dan beberapa buah bunker minyak milik pertamina. Pulau Sambu merupakan basis penampungan minyak dan gas bumi ( sekarang bernama pertamina) di masa lampau, serta bercokolnya penjajah Belanda pada tahun 1718 yang menguasai beberapa pulau dan Kerajaan Melayu seperti Bintan, Kerajaan Tumasik serta Pulau Sambu. Beberapa peninggalan Belanda berupa tempat tinggal dan tangki penampungan minyak sampai saat ini masih menjadi land mark utama pulau itu.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Sambu Island.
[1]Hasil produksi yamg memiliki kualitas kurang bagus akan menurunkan harga pasar dan berkurangnya costumer perusahaan. Apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan. Masalah ini juga akan dialami oleh PT. Pulau Sambu Kuala Enok apabila tidak ditangani dengan segera. Peneliti memilih wanita yang bekerja di PT.Pulau Sambu Kuala Enok, karena sebagian besar pekerja di bidang produksi adalah wanita. Selain itu, pemberlakuan sistem kerja tiga shift juga menyebabkan wanita bekerja terutama yang telah menikah dan memiliki anak mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya di dalam keluarga, terutama ketika harus bekerja pada shift malam. Dari pemaparan yang telah di jelaskan, masalah ini penting untuk diangkat dan diteliti lebih lanjut. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat penelitian dengan judul hubungan antara beban kerja dan burnout dengan work-family conflict pada wanita yang bekerja di PT. Pulau Sambu Kuala Enok.