Pemasaran viralPemasaran viral atau pemasaran tular (bahasa Inggris: Viral Marketing) adalah strategi dan proses penyebaran pesan elektronik yang menjadi saluran untuk mengomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara meluas dan berkembang. Pemasaran viral berkembang melalui jaringan internet, yang menduplikasikan dirinya menjadi semakin banyak, seperti kerja sebuah virus komputer.[1] Pemasaran viral memerlukan koneksi jaringan Internet dalam penggunaannya. Profesor Andreas Kaplan dan Michael Haenlein[2] menyatakan bahwa untuk suksesnya sebuah pemasaran viral harus memenuhi 3 kriteria sebagai berikut:
SejarahKemunculan "pemasaran viral" sebagai pendekatan dalam iklan telah dikaitkan dengan populerisasi gagasan bahwa ide menyebar seperti virus. Bidang yang berkembang seputar gagasan ini, yaitu memetika, mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1990-an.[3] Terdapat perdebatan mengenai asal-usul dan populerisasi istilah khusus "pemasaran viral", meskipun beberapa penggunaan awal dari istilah ini dikaitkan dengan lulusan Harvard Business School Tim Draper dan anggota fakultas Jeffrey Rayport.[4] Istilah ini pertama kali muncul di majalah PC User pada tahun 1989 dengan arti yang agak berbeda. Istilah ini kemudian digunakan oleh Jeffrey Rayport dalam artikel Fast Company tahun 1996 yang berjudul "The Virus of Marketing"[5], dan oleh Tim Draper dan Steve Jurvetson dari perusahaan modal ventura Draper Fisher Jurvetson pada tahun 1997 untuk menggambarkan praktik Hotmail yang menambahkan iklan pada surat keluar dari pengguna mereka. Doug Rushkoff, seorang kritikus media, menulis tentang pemasaran viral di Internet pada tahun 1996.[6] Asumsinya adalah bahwa jika iklan tersebut mencapai pengguna yang "rentan," pengguna tersebut menjadi "terinfeksi" (yaitu, menerima ide tersebut) dan berbagi ide tersebut dengan orang lain, "menularkan mereka," dalam istilah analogi virus. Selama setiap pengguna yang terinfeksi berbagi ide tersebut dengan lebih dari satu pengguna yang rentan secara rata-rata (yaitu, tingkat reproduksi dasar lebih dari satu — standar dalam epidemiologi untuk mengkualifikasi sesuatu sebagai epidemi), jumlah pengguna yang terinfeksi tumbuh sesuai dengan kurva eksponensial. Tentu saja, kampanye pemasaran dapat berhasil bahkan jika pesan tersebut menyebar lebih lambat, jika berbagi antar pengguna ini dijaga oleh bentuk komunikasi pemasaran lainnya, seperti hubungan masyarakat atau iklan. ElemenMenurut Jonah Berger dalam buku Contagious, terdapat 6 elemen yang menyebabkan suatu produk ataupun konten atau kampanye menjadi viral dibandingkan dengan yang lainnya. Elemen ini disingkat STEPPS, yaitu:[7]
PenerapanPemasaran Viral menyebarkan informasi dengan cara memanfaatkan database pengguna Internet yang telah terdaftar dan digunakan secara massal. Contoh yang dapat diambil adalah situs web surat elektronik gratis seperti Yahoo!, Hotmail, dan Google Mail, yang selain memberikan pelayanan email gratis, juga memberikan berbagai penawaran produk bersamaan dengan layanan email tersebut.[10] Contoh lainnya adalah penyebaran informasi / pemasaran viral melalui penyebaran e-book gratis, akan tetapi menyelipkan beberapa link bisnis di dalamnya. Pemasaran viral adalah suatu bentuk strategi pemasaran modern yang menjanjikan ketenaran produk yang dipasarkan, dengan melihat tingginya animo masyarakat yang selalu terhubung koneksi internet untuk mengakses fitur-fitur gratis (yang sebenarnya telah diselipkan berbagai macam link yang menjadi terapan dari pemasaran viral). Ide kreatif sangat diperlukan dalam jenis pemasaran ini karena masyarakat pengguna internet cukup kritis dalam memilah informasi mana yang murni sebagai informasi dan mana yang merupakan strategi bisnis. Referensi
|