Di permakaman yang luasnya 253 hektare ini dimakamkan korban perang dan veteran dari perang-perang yang melibatkan Amerika Serikat, mulai dari Perang Saudara Amerika Serikat hingga aksi-aksi militer di Afganistan dan Irak. Korban pra-Perang Saudara Amerika dimakamkan kembali di sini setelah tahun 1900. Di tempat ini terdapat lebih dari 400.000 buah makam.[1]
George Washington Parke Custis, cucu dari Martha Washington membeli tanah yang sekarang dijadikan Permakaman Nasional Arlington pada tahun 1802, dan memulai pembangunan Arlington House. Tanah tersebut kemudian diwariskan kepada anak perempuan Custis bernama Mary Anna yang menikah dengan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat bernama Robert E. Lee. Custis memberikan tanah tersebut sebagai "warisan seumur hidup". Mary Lee diberi izin untuk menempati dan mengelola Arlington Estate untuk seumur hidup, tetapi tidak diberi hak menjual bagian apapun dari tanah tersebut.[2] Setelah Mary Anna Curtis meninggal dunia, tanah di Arlington itu diwariskan kepada anak laki-laki tertuanya, George Washington Custis Lee.[2]
Ketika negara bagian Virginia memisahkan diri dari Union pada awal Perang Saudara Amerika Serikat, Robert E. Lee mengundurkan diri dinas militer pada 20 April 1861, dan mengambil alih komando angkatan bersenjata Persemakmuran Virginia, lalu menjadi komandan Tentara Virginia Utara.[3] Pada 7 Mei 1861, pasukan milisi Virginia menduduki Arlington dan Arlington House.[4] Setelah tentara Konfederasi menduduki tempat-tempat tinggi di Arlington, ibu kota Union (Washington, D.C.) menjadi tidak dapat dipertahankan secara militer.[5] Meski dirinya tidak ingin meninggalkan Arlington House, Mary Lee yakin tanah miliknya segera akan dikuasai oleh prajurit federal. Oleh karena itu, Mary Lee mengubur banyak harta keluarganya di halaman sebelum berangkat pergi ke tanah milik adik perempuannya di Ravensworth, Fairfax County, Virginia, pada 14 Mei 1861.[6][7] Pada tanggal 2 Mei, Jenderal Winfield Scott memerintahkan Brigadir JenderalIrvin McDowell untuk membersihkan Arlington dan kota Alexandria, Virginia dari semua pasukan yang tidak setia kepada Amerika Serikat.[8] McDowell berhasil menguasai Arlington tanpa perlawanan pada 24 Mei 1861.[9]
Ketika pecah Perang Saudara, sebagian besar personel militer yang tewas di pertempuran dekat Washington, D.C. dimakamkan di United States Soldiers' Cemetery yang berada di Washington, D.C. atau Permakaman Alexandria di Alexandria, Virginia, namun pada akhir 1863 keduanya sudah hampir penuh.[10] Pada 16 Juli 1862, Kongres meloloskan undang-undang otorisasi pembelian tanah oleh pemerintah federal untuk dijadikan permakaman nasional tentara yang tewas dalam perang, dan menunjuk U.S. Army Quartermaster General sebagai pihak yang bertanggung jawab atas program ini.[10] Pada Mei 1864, tentara Union menderita banyak korban tewas dalam Pertempuran Wilderness. Quartermaster GeneralMontgomery C. Meigs memerintahkan untuk memeriksa kelayakan situs-situs untuk dijadikan permakaman militer nasional yang baru. Hanya dalam beberapa minggu, stafnya melapor bahwa di wilayah itu, Arlington Estate adalah tanah yang paling sesuai.[10] Tanahnya berada di tempat tinggi dan bebas banjir (yang dapat merusak makam), memiliki pemandangan ke arah ibu kota (District of Columbia), dan menyenangkan secara estetika. Arlington Estate juga bekas rumah pemimpin Konfederasi, dan tidak diizinkannya Robert E. Lee untuk menggunakan kembali rumahnya setelah perang merupakan pertimbangan politik yang berharga.[11] Pemakaman militer pertama di Arlington dilakukan untuk seorang prajurit berkulit putih bernama William Henry Christman pada 13 Mei 1864.[12] Makamnya berada di Seksi 27, dekat dengan gerbang timur laut sekarang.[13] Meskipun demikian, Meigs belum memberi otorisasi untuk mengubur jenazah di tempat ini hingga 15 Juni 1864.[14] Tanggal dan nama orang Afrika-Amerika yang pertama kali dimakamkan di sini tidak dapat diketahui persis, tetapi dilakukan pada tanggal 2 Juli atau 3 Juli 1864, juga di Seksi 27.[15] Permakaman Nasional Arlington tidak melakukan desegregasi praktik penguburan hingga dikeluarkannya Executive Order 9981 pada 26 Juli 1948 oleh Presiden Harry S. Truman.[16]
Pemerintah Amerika Serikat membeli tanah Arlington milik Ny. Lee di sebuah penjualan properti wajib pajak secara lelang pada tahun 1864 seharga AS$26.800, senilai AS$429.313 nilai sekarang ini.[17] Ny. Lee sendiri tidak hadir, tetapi sebetulnya sudah mengirimkan seorang wakil yang mencoba membayar tunggakan pajak properti sebesar AS$92,07 (senilai AS$14.748.830 sekarang) sesuai dengan nilai yang dibebankan secara tepat waktu.[18] Pemerintah menolak kehadiran wakil Ny. Lee, dan juga menolak tawaran pembayaran tersebut. Pada tahun 1874, Custis Lee pewaris dari Ny. Lee sesuai surat wasiat dari kakeknya, menuntut Pemerintah Amerika Serikat, dan mengklaim kepemilikan Arlington. Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan Lee dengan keputusan 5 lawan 4 dalam kasus United States v. Lee, dan memutuskan bahwa Arlington telah disita darinya tanpa proses hukum yang adil.[18] Kongres mengembalikan tanah Arlington kepada Custis Lee. Pada tahun berikutnya, ia menjual tanah tersebut kepada pemerintah dengan harga AS$150.000 (senilai dengan $3.422.273 sekarang) pada sebuah upacara penandatanganan dengan Menteri Perang Robert Todd Lincoln.[17]
Atkinson, Rick. Where Valor Rests: Arlington National Cemetery. Washington, D.C.: National Geographic Society, 2007.
Chase, Enoch Aquila. "The Arlington Case: George Washington Custis Lee against the United States of America." Records of the Columbia Historical Society. 31/32: 1930.