Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Papirus Ipuwer

Papirus Ipuwer (bahasa Inggris: Ipuwer Papyrus) adalah selembar kertas papirus yang memuat sebuah sajak Mesir kuno yang dinamakan "Nasihat-nasihat Ipuwer" (The Admonitions of Ipuwer)[1] atau "Dialog antara Ipuwer dengan Tuhan Semesta" (The Dialogue of Ipuwer and the Lord of All).[2] Secara resmi, naskah kuno ini diberi kode Papyrus Leiden I 344 recto.[3] Disimpan di "Rijksmuseum van Oudheden" (Museum Nasional Kepurbakalaan; National Museum of Antiquities) di Leiden, Belanda, setelah dibeli dari Giovanni Anastasi, konsul Swedia untuk Mesir, pada tahun 1828. Merupakan satu-satunya manuskrip yang selamat dari abad ke-13 SM (tidak lebih awal dari Dinasti ke-19 Mesir dalam periode Kerajaan Baru Mesir.

Dalam "Papirus Ipuwer" ini digambarkan bahwa Mesir ditimpa berbagai bencana alam dan dalam keadaan kacau, dunia menjadi terbalik di mana orang miskin menjadi kaya dan sebaliknya yang kaya menjadi miskin, ada peperangan, kekeringan dan kematian di mana-mana. Keterangan mengenai bencana-bencana ini mengandung kemiripan dengan sejumlah Tulah Mesir yang terjadi menjelang keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir di bawah pimpinan Musa, seperti catatan Kitab Keluaran di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.

Kronologi

Tanggal pembuatan naskah ini tidak diketahui. Naskah itu sendiri (Papyrus Leiden I 344) merupakan salinan yang dibuat pada zaman Kerajaan Baru Mesir.[1] Beberapa pakar mengusulkan tanggal di antara akhir Dinasti ke-6 dan Periode Tengah Kedua (sekitar 1850 SM-1600 SM),[4] dan tampaknya menggambarkan bagaimana orang Hyksos mengambil alih kekuasaan di Mesir.[5][6] Tema karya ini awalnya dihubungkan dengan ratapan mengenai kekacauan pada Peride Tengah Pertama,[5] atau sebagai permohonan kepada raja Pepi II Neferkare, menggambarkan kejatuhan Kerajaan Lama.[7][8] Otto mempelopori gagasan bahwa nasihat-nasihat ini bukan dalam rangka diskusi dengan seorang raja, melainkan antara Ipuwer dengan seorang dewa. Fecht menunjukkan tafsiran filologi dan revisi bacaan-bacaan yang relevan memang merupakan diskusi dengan seorang dewa.[9] Riset modern memberi gagasan bahwa papirus itu dibuat jauh kemudian. David Rohl memperhitungkannya kurang lebih menjelang Exodus. Yang lain menghubungkan dengan Dinasti ke-13 Mesir. Sebagian naskah juga dianggap berhubungan dengan zaman Firaun Khety, dan perkataan Ipuwer sebenarnya ditujukan kepada dewa Atum, bukan kepada raja.[10] Ada pula yang menganggap naskah ini berhubungan dengan Periode Tengah Pertama dan mencatat memburuknya hubungan internasional dan terjadinya kemiskinan umum di Mesir.[11]

Terjemahan dan tafsiran

Ahli Egyptolog, Sir Alan Gardiner, menerjemahkan Papirus Ipuwer ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1909,[12] dan percaya bahwa tulisan itu mengandung gambaran sejarah masa itu dan sebelumnya: "Seluruh konteks dari 1,1 sampai 10,6 meliputi sebuah gambaran tunggal dari suatu kejadian dalam sejarah Mesir," ia menyimpulkan, "sebagaimana dilihat dengan mata pesimistik Ipuwer."[13]

Exodus maupun letusan gunung Thera (baik sendiri-sendiri maupun kombinasi) digunakan untuk menghubungkan sajak itu dengan catatan sejarah, namun belum ada kesepakatan.[14]

Kesamaan dengan Kitab Keluaran di Alkitab

Sejumlah pakar menganggap naskah ini adalah catatan orang Mesir mengenai Tulah Mesir dan kisah Exodus dalam Alkitab, dan ini sering dikutip sebagai bukti catatan Alkitab oleh berbagai organisasi agamawi.[15] Roland Enmarch, pengarang terjemahan baru papirus ini, menulis: "Penerimaan luas papirus ini pada zaman modern di antara pembaca yang bukan ahli mengenai Mesir mungkin diakibatkan penggunaan sajak ini sebagai bukti pendukung catatan Alkitab mengenai Exodus."[16] Enmarch sendiri menolak sinkroninasi teks Papirus Ipuwer dengan Kitab Keluaran atas dasar sejarah, meskipun mengakui adanya sejumlah kesamaan tekstual "terutama pernyataan yang mengejutkan bahwa ‘sungai menjadi darah dan orang minum darinya’ (Ipuwer 2.10), dan seringnya terdapat Referensi hamba-hamba meninggalkan status budak mereka (misalnya Ipuwer 3.14–4.1; 6.7–8; 10.2–3). Dalam pembacaan literal, hal ini mirip dengan aspek-aspek dalam kisah Exodus."[17]

Berikut ini sejumlah kutipan dari Papirus Ipuwer dengan catatan Kitab Keluaran:[15][18]

Papirus Ipuwer - Leiden 344 Taurat - Kitab Keluaran
2:5-6 Tulah di seluruh negeri. Darah di mana-mana.
2:10 Sungguh, sungai menjadi darah, tetapi orang minum darinya. Orang merendahkan diri bukan seperti manusia, dan haus akan air
3:10-13 Inilah air kami! Inilah kebahagiaan kami! Apakah yang akan kami lakukan terhadapnya? Semuanya rusak.
7:20 …maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah.

7:21 ...sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil;... di seluruh tanah Mesir ada darah..
7:24 semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil.

2:10 Sesungguhnya, gerbang-gerbang, tiang-tiang dan tembok-tembok semuanya terbakar api.

10:3-6 Mesir Hilir menangis... Seluruh istana tanpa pemasukan. Milik (hak) merekalah gandum dan jelai, angsa dan ikan.
6:3 Sesungguhnya, bulir-bulir menghilang dari segala sisi.
5:12 Sesungguhnya, lenyaplah apa yang kemarin terlihat. Tanah itu terlantar dalam kelelahannya, seperti pemotongan tanaman rami.

9:23 ... guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi,

9:24 ... turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat.
9:25 ...Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon di padang ditumbangkannya.
9:31 Tanaman rami dan jelai telah tertimpa binasa, sebab jelai itu sedang berbulir dan rami itu sedang berbunga.
9:32 Tetapi gandum dan sekoi tidak tertimpa binasa, sebab belum lagi musimnya.
10:15 ...tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir.

5:5 Semua tanaman, hati mereka menangis. Ternak merintih ...

9:2-3 Lihatlah, ternak ditinggal tercerai berai, dan tidak seorangpun yang mengumpulkan mereka.

9:3 Maka ternakmu, yang ada di padang, kuda, keledai, unta, lembu sapi dan kambing domba, akan kena tulah TUHAN, yakni kena penyakit sampar yang dahsyat.

9:19 ...ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah dibawa ke tempat yang aman;
9:21 Tetapi siapa yang tidak mengindahkan firman TUHAN, meninggalkan hamba-hambanya serta ternaknya di padang.

9:11 Tanah itu tanpa terang. 10:22 ... datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
4:3 (5:6) Sesungguhnya, anak-anak para pangeran dilemparkan membentur tembok.

6:12 Sesungguhnya, anak-anak para pangeran dibuang ke jalan-jalan.
6:3 Penjara hancur.
2:13 Orang-orang yang meletakkan saudara laki-lakinya di tanah ada di mana-mana.
3:14 Terdengar rintihan di seluruh negeri, bercampur dengan ratapan.

12:29 Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan.

12:30 ... dan kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian.

7:1 Lihatlah, api naik sampai tinggi. Nyalanya membakar semua musuh-musuh negeri. 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
3:2 Emas dan lapis lazuli, perak dan batu malakit, karnelia dan perunggu ... dikalungkan di leher budak-budak perempuan. 12:35-36 ...mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Terjemahan isi papirus dalam bahasa Inggris. Terjemahan lain juga terdapat dalam R. B. Parkinson, The Tale of Sinuhe and Other Ancient Egyptian Poems. Oxford World's Classics, 1999." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-30. Diakses tanggal 2012-12-19. 
  2. ^ Edisi baru dari papirus ini diterbitkan oleh Roland Enmarch: The Dialogue of Ipuwer and the Lord of All
  3. ^ Enmarch 2005:2-3.
  4. ^ Antara lain Van Seters J. "A date for the "Admonitions" in the second intermediate Period". The Journal of Egyptian Archaeology 1964;50:13-23.
  5. ^ a b Roger Henry (2003). Synchronized chronology: rethinking Middle East antiquity : a simple correction to Egyptian chronology resolves the major problems in biblical and Greek archaeology. Algora Publishing. hlm. 24–25. ISBN 978-0-87586-192-0. Diakses tanggal 8 March 2011. 
  6. ^ Velikovsky Immanuel (1952). Ages in Chaos. ISBN 978-1-906833-13-8. 
  7. ^ http://www.jstor.org/pss/3855738
  8. ^ http://www.jstor.org/pss/602161
  9. ^ Winfried Barta, Das Gespräch des Ipuwer mit dem Schöpfergott, Studien zur Altägyptischen Kultur, Bd. 1 (1974), pp. 19-33
  10. ^ R. J. Williams, The Sages of Ancient Egypt in the Light of Recent Scholarship, Journal of the American Oriental Society, Vol. 101, No. 1, Oriental Wisdom (Jan. -Mar., 1981), pp. 1-19Published
  11. ^ Gregory Mumford, Tell Ras Budran (Site 345): Defining Egypt's Eastern Frontier and Mining Operations in South Sinai during the Late Old Kingdom (Early EB IV/MB I), Bulletin of the American Schools of Oriental Research, No. 342 (May, 2006), pp. 13-67, The American Schools of Oriental Research. Article Stable URL: [1]
  12. ^ A. H. Gardiner, The Admonitions of an Egyptian Sage from a Hieratic Papyrus in Leiden (J. C. Hinrich's che Buchhandlung, 1909; reprinted by George Olms Verlag, 1969)
  13. ^ A. Erman, The Literature of the Ancient Egyptians, translated by Aylward M. Blackman (Methuen & Co. Ltd., 1927), pp.7-8.
  14. ^ See e.g. Luria, Salomo [1929]. ‘Die Ersten werden die Letzten sein (zur “sozialen Revolution” im Altertum)’. Klio 22, 405–31. See also Lichtheim, Miriam [1973]. Ancient Egyptian literature. A book of readings I. The Old and Middle Kingdoms, 150. Berkeley: University of California Press. More recently, see Morenz, Ludwig [2003]. ‘Literature as a construction of the past in the Middle Kingdom’, in Tait, John 2003 (ed.), ‘Never had the like occurred’. Egypt’s view of its past, 101–17. Encounters with Ancient Egypt; London: UCL Press.
  15. ^ a b Mordechai Becher. "The Ten Plagues - Live From Egypt". Ohr Somayach (accessed 8 Nov 2005).
  16. ^ ""The reception of a Middle Egyptian poem: The Dialogue of Ipuwer and the Lord of All in the Ramesside period and beyond" (2007) by Roland Enmarch. P.106." (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-17. Diakses tanggal 2012-12-19. 
  17. ^ Enmarch, p.174
  18. ^ Diskusi lebih lanjut mengenai papirus dan latar belakang sejarah Exodus, lihat Jewish Action, Spring 1995, artikel oleh Brad Aaronson, berjudul "When Was the Exodus?" (Kapan terjadinya Exodus?)

Pustaka

  • A. H. Gardiner: The Admonitions of an Egyptian Sage from a Hieratic Papyrus in Leiden. J. C. Hinrich's che Buchhandlung, 1909; reprinted by George Olms Verlag, 1969; reprinted by General Books LLC, January 12, 2010. ISBN 978-1-153-26729-8
  • R. Enmarch: The Dialogue of Ipuwer and the Lord of All, The Griffith Institute, Griffith Institute Publications, Oxford 2005 ISBN 0-900416-86-6
  • Stephen Quirke: Egyptian Literature 1800BC: Questions and Readings, London 2004, 140-150 ISBN 0-9547218-6-1 (translation and transcription)

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya