OrtogenesisOrtogenesis, juga dikenal sebagai evolusi ortogenetik, evolusi progresif, progres evolusi atau progresionisme, adalah sebuah hipotesis biologi bahwa organisme memiliki tekanan mendalam untuk berevolusi dalam arah menuju beberapa tujuan (teleologi) karena beberapa mekanisme internal atau "daya gerak".[1][2][3] Menurut teori tersebut, tren skala terbesar dalam evolusi memiliki tujuan mutlak seperti meningkatkan kompleksitas biologi. Tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah yang menantang beberapa bentuk progres evolusi meliputi Jean-Baptiste Lamarck, Pierre Teilhard de Chardin, dan Henri Bergson. Istilah ortogenesis diperkenalkan oleh Wilhelm Haacke pada tahun 1893 dan dipopulerkan oleh Theodor Eimer lima tahun kemudian. Para pendukung ortogenesis telah menolak teori seleksi alam sebagai mekanisme pengorganisasian dalam evolusi untuk model bujursangkar dari evolusi terarah.[4] Dengan munculnya sintesis modern, di mana genetika diintegrasikan dengan evolusi, ortogenesis dan alternatif lain dari Darwinisme sebagian besar ditinggalkan oleh para ahli biologi, tetapi gagasan bahwa evolusi telah mewakili kemajuan sintesis modern masih tersebar luas. Ahli biologi evolusioner Ernst Mayr mengatakan istilah tersebut adalah tabu dalam jurnal Nature pada tahun 1948, dengan menyatakan bahwa istilah ortogenesis menyiratkan "suatu kekuatan supernatural".[5][6] Ahli paleontologi Amerika George Gaylord Simpson (1953) menyerang ortogenesis, mengaitkannya dengan vitalisme dengan menggambarkannya sebagai "kekuatan batin yang misterius".[7] Pendukung modern termasuk E.O. Wilson dan Simon Conway Morris, meskipun banyak pajangan museum dan ilustrasi buku teks terus memberikan kesan bahwa evolusi itu diarahkan. DefinisiIstilah ortogenesis (dari bahasa Yunani Kuno: ὀρθός orthós, "straight", dan Yunani Kuno: γένεσις génesis, "origin") pertama kali digunakan oleh ahli biologi Wilhelm Haacke pada tahun 1893.[8][9] Theodor Eimer adalah orang pertama yang memberikan definisi pada ortogenesis; ia mendefinisikannya sebagai "hukum umum yang mengambil tempat sesuai dengan perkembangan evolusioner mana yang mengambil tempat dalam arah yang nyata, terutama dalam kelompok-kelompok khusus".[10] Pada tahun 1922, ahli zoologi Michael F.Guyer menulis: [Orthogenesis] berarti banyak hal yang berbeda untuk berbagai macam orang yang berbeda pula, mulai dari prinsip penyempurnaan batin mistik, hingga sekadar tren umum dalam perkembangannya karena batasan konstitusional alami dari bahan germinal, atau hingga batasan fisik yang disebabkan oleh lingkungan yang sempit. Dalam sebagian besar pernyataan teori modern, gagasan tentang perubahan terus menerus dan progresif dalam satu atau lebih karakter dan menurut beberapa faktor internal juga menurut beberapa faktor eksternal lain karena sebab-evolusi dalam "garis lurus" tampaknya menjadi sebuah gagasan utama.[11] Menurut Susan R. Schrepfer pada tahun 1983: Ortogenesis secara harfiah berarti "asal mula lurus", atau "evolusi garis lurus". Istilah ini bervariasi dalam arti dari yang sangat vitalistik dan teologis sampai yang mekanis. Ini berkisar dari teori kekuatan mistik hingga deskripsi belaka tentang tren umum dalam perkembangan karena keterbatasan alam baik dari bahan germinal atau lingkungan ... Pada tahun 1910, namun sebagian besar yang menganut ortogenesis berhipotesis beberapa gagasan fisik daripada metafisik yang menenetapkan perubahan secara teratur.[12] Pada tahun 1989, Peter J. Bowler mendefinisikan ortogenesis sebagai: Secara harfiah, istilah tersebut berarti evolusi dalam garis lurus, umumnya dianggap sebagai evolusi yang diadakan secara teratur oleh kekuatan internal organisme. Orthogenesis mengasumsikan bahwa variasi tidak acak tetapi diarahkan kepada tujuan yang tetap. Seleksi dengan demikian tidak berdaya, dan spesies dibawa secara otomatis ke arah yang ditandai oleh faktor internal yang mengendalikan variasi tersebut.[13] Pada tahun 1996, Michael Ruse mendefinisikan ortogenesis sebagai "pandangan bahwa evolusi memiliki semacam momentumnya sendiri yang membawa organisme di sepanjang jalur tertentu". [14] Referensi
Sumber
Bacaan tambahan
|