Orania didirikan untuk menciptakan benteng bagi kelompok minoritas Afrikaner, bahasa Afrikaans, dan budaya Afrikaner dengan membentuk negara Afrikaner yang semuanya berkulit putih, yang dikenal sebagai Volkstaat.[6][7][8] Kota ini secara umum digambarkan oleh para pengamat dan cendekiawan luar sebagai "khusus untuk orang kulit putih" dan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali apartheid, meskipun komunitas tersebut menyangkalnya.[2][4][9][10][11] Tinggal di kota ini membutuhkan pengajuan, dan diterimanya tergantung pada apakah Anda adalah orang Afrikaner, fasih berbahasa Afrikaans, bersih dari catatan kriminal, dan mempunyai nilai-nilai dan tujuan komunitas.[12]Kalvinisme Afrikaner merupakan aspek penting dari budaya lokalnya. Sementara pemerintah Afrika Selatan menyatakan bahwa mereka menentang gagasan komunitas khusus kulit putih, mereka secara umum membiarkan kota ini.[13][14]
Ekonomi Orania difokuskan pada swasembada dan sebagian besar didasarkan pada pertanian, terutama kacang pekan. Orania mencetak kupon seperti uangnya sendiri yang dapat digunakan untuk berbelanja, dan mempertahankan dewan perwakilan transisi terakhir di Afrika Selatan, tetapi tidak menerima dana nasional. Kota ini telah mengejar kemandirian energi khususnya melalui tenaga surya, membangun pengolahan limbah sendiri, dan telah bereksperimen dengan memperkenalkan mata uang kripto sendiri sebagai pengganti uang tunai.[15][16][17][18] Pada tahun 2022, tempat pembuangan di Orania adalah satu-satunya tempat pembuangan di provinsi Northern Cape yang sepenuhnya memenuhi peraturan lingkungan dan kesehatan pemerintah.[19]
Dua presiden Afrika Selatan telah mengunjungi kota ini, yakni Nelson Mandela pada tahun 1995, dan Jacob Zuma pada tahun 2010. Kota ini juga pernah dikunjungi oleh para pemimpin suku Xhosa dan Tswana.
Kota ini mengalami pertumbuhan populasi tahunan yang diperkirakan sebesar 10% pada tahun 2019.[20] Populasi meningkat sebesar 55% menjadi 2.500 jiwa dari tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2022,[15] dan menjadi 2.800 jiwa pada bulan Juli 2023.
Ideologi
Para pendiri Orania menyatakan bahwa Orania didirikan untuk melestarikan budaya Afrikaner, dan selfwerksaamheid ("kemandirian").[21] Semua pekerjaan, dari manajemen hingga pekerjaan kasar, dilakukan oleh orang Afrikaner; orang non-Afrikaner tidak diperbolehkan tinggal atau bekerja di sana.[22][23] Filosofi monoetnis Orania menolak konsep baasskap, konsep di mana kaum minoritas kulit putih mengeksploitasi tenaga kerja kulit hitam untuk keuntungan ekonomi, demi model kemandirian Afrikaner yang ketat.[24]
Penduduk Orania berpendapat bahwa mereka ingin melestarikan budaya Afrikaner serta melindungi diri mereka dari kejahatan di Afrika Selatan.[27][28] Mereka juga menolak label "kulit putih" karena tidak berarti apa-apa.[29]
Ekonomi
Umum
Sekitar 244 bisnis terdaftar di Orania pada tahun 2019, dan para pemimpin kota melaporkan pertumbuhan ekonomi tahunannya melebihi 11%.[30][31]
Per tahun 2019, tenaga kerja Orania dipekerjakan sebagai berikut: 269 penyedia layanan, 140 pedagang, 76 pekerja konstruksi, 19 penyedia layanan perhotelan, 12 produsen, 66 di bidang pendidikan, 27 penyedia layanan pertanian. Kota ini memiliki beragam industri, mulai dari pertanian perande, pabrik permen, pabrik bir, call center, layanan pialang saham, arsitektur, konstruksi, dll.[32]
Kamar Dagang Orania didirikan pada tahun 2001.[33]Orania Spaar- en Kredietkoöperatief (Koperasi Simpan Pinjam Orania) adalah bank koperasi lokal dan terdaftar di Bank Sentral Afrika Selatan pada tahun 2011. Selama bulan April 2004, Orania meluncurkan sistem moneternya sendiri, yang disebut Ora.[14]
Orania memiliki mata uangnya sendiri, Ora, yang tidak disetujui oleh Bank Sentral Afrika Selatan dan disebut sebagai sistem kupon oleh Kamar Dagang Orania. Ora dipatok dengan Rand dan diperkenalkan untuk merangsang peredaran uang di dalam Orania dan mencegah pencurian. Kamar Dagang Orania menggunakan Rand yang disetorkan oleh penduduk untuk memperoleh bunga.[34] Pada tahun 2021, dOra, uang digital dari Ora, diperkenalkan.
Pertanian
Pertanian merupakan aspek penting dari ekonomi Orania, proyek yang paling menonjol adalah perkebunan kacang pekan secara besar-besaran.[35][36] Perkebunan tersebut dikatakan telah memberikan Orania dorongan ekonomi yang substansial.[37] Sebagian besar produksi pertanian diekspor ke Tiongkok.[31] Sejak membeli kota seluas 430 hektar tersebut, komunitas tersebut telah menambahkan 7.000 hektar lahan pertanian ke dalamnya.[38] Sebuah stasiun pompa di Sungai Oranye yang dibiayai dan dibangun oleh penduduk kota telah menyediakan air untuk keperluan pertanian.[39] Stasiun tersebut terhubung ke pipa sepanjang 9 kilometer.[40]
Sebuah peternakan sapi perah senilai R9 juta, Bo-Karoo Suiwel, beroperasi di Orania dari tahun 1998 hingga 2002. Peternakan itu dianggap sebagai salah satu peternakan sapi perah paling modern di Afrika Selatan pada masanya.[41] Sebuah pabrik yang memproses berbagai produk jagung diselesaikan pada tahun 2005,[42] sebelum akhirnya ditutup. Sejak saat itu, manajemen Orania sebagian besar menghindari proyek berskala besar, dan lebih fokus pada UMKM untuk mengembangkan ekonomi lokal.
Pendidikan
Orania Koördinerende Onderwysraad mengawasi semua kegiatan pendidikan di Orania. Sekolah-sekolah di Orania secara konsisten telah mencapai tingkat kelulusan 100% sejak tahun 1991.[43]
Terdapat dua sekolah di Orania, CVO Skool Orania (Christelike Volks-Onderwys atau Pendidikan Rakyat Kristen) dan Volkskool Orania (Sekolah Rakyat Orania). Bahasa pengantarnya adalah bahasa Afrikaans, sedangkan bahasa Inggris diajarkan sebagai bahasa kedua.[44] Kedua sekolah mengikuti kurikulum IEB.[45] Sekolah CVO menawarkan pendidikan yang lebih konservatif karena ajarannya mengikuti Pasal-Pasal Dordrecht, sedangkan Volkskool relatif lebih progresif.[46]
Terdapat pula Bo-Karoo Opleiding, sebuah perguruan tinggi pelatihan vokasi, yang menawarkan kursus dalam mata pelajaran teknis seperti pengelasan, pengerjaan logam dan teknik, dibuka pada tahun 2017.[47]
Referensi
^Sumber untuk "Nasionalis Afrikaner:"
- Majavu, Mandisi (12 Juni 2022). "Orania: A white homeland in post-apartheid South Africa". Sociology Compass. 16 (7). doi:10.1111/soc4.13004. ISSN1751-9020.
- Doherty, Christo (2 Januari 2021). "Moving Monuments: Settler Nationalism and the Peregrinations of the Transvaal Irish Brigade Monument". Interventions. 23 (1): 144–169. doi:10.1080/1369801X.2020.1813614. ISSN1369-801X.
- Thumbran, Janeke (2017). "Separate Development and Self-Reliance at the University of Pretoria". Kronos. 43 (1): 114. doi:10.17159/2309-9585/2017/v43a7. ISSN0259-0190.
^ abSumber tambahan untuk "khusus untuk orang kulit putih":
- Weinberg, Tara (2 Januari 2015). "The Griqua Past and the Limits of South African History, 1902–1994; Settler Colonialism and Land Rights in South Africa: Possession and Dispossession on the Orange River". Journal of Southern African Studies. 41 (1): 211–214. doi:10.1080/03057070.2015.991591. ISSN0305-7070. In order to maintain a whites-only town, the Orania group set up an entity called the Vlutjeskraal shareblock scheme (VAB), which approves who has use rights to property in the town (no one except the VAB owns property).
- Kotze, Nico; Schoeman, Ruan; Carow, Sanet; Schmitz, Peter (6 Oktober 2019). "Orania—24 Years After Apartheid: The Sociopolitical Reanimation of a Small Rural Town in South Africa. Key Challenges in Geography". Springer International Publishing. Cham: 217–230. doi:10.1007/978-3-030-28191-5_17. ISBN978-3-030-28191-5.
- Thumbran, Janeke (2017). Separate Development and Self-Reliance at the University of Pretoria. 43 (edisi ke-1). Kronos. hlm. 114. doi:10.17159/2309-9585/2017/v43a7. ISSN0259-0190. In 2007, the University of Pretoria's office of community engagement arranged for a group of black women from a Pretoria township to travel to the whites-only town of OraniaParameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)