Metode Wafa Otak Kanan
Metode Wafa (atau juga dikenal sebagai Wafa Indonesia) adalah lembaga pengembang sistem pembelajaran Al-Qur’an berbasis Metode Otak Kanan yang menyediakan metodologi, sistem hingga media pembelajaran Al-Qur’an. Metode Wafa menggunakan pendekatan neuroscience dalam pembelajaran Al-Qur’an yang memadukan konsep kinestetis, auditori dan visual untuk mendorong motivasi dan stimulus belajar Al-Qur’an yang baik dan menyenangkan[1][2]. Dengan memaksimalkan pendekatan Otak Kanan karena dengan kreativitas, imajinasi, gerak, emosi senang akan mempercepat penyerapan informasi baru untuk ingatan jangka panjang[3]. Mimpi Wafa yang tercantum dalam visinya yaitu “Melahirkan ahli Al-Qur'an sebagai pembangun peradaban masyarakat Qur’ani di Indonesia”. Dari visi tersebut dijabarkan bahwa melahirkan ‘ahli Al-Qur'an’ melalui pengembangan model pendidikan Al-Qur'an 5T dengan 7M serta standarisasi mutu pada setiap lembaga pendidikan Al-Qur'an. Sedangkan pada ‘peradaban masyarakat Qur’ani’ didorong dengan lahirnya komunitas-komunitas Qur’ani yang mengamalkan Al-Qur'an serta menjalin kemitraan dengan pemerintahan untuk meluaskan visi di seluruh Indonesia. Metode Wafa berada di bawah badan hukum Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia. Dan didirikan sejak 20 Desember 2012 di Surabaya, Indonesia. Di tahun 2024, Metode Wafa telah tersebar di 35 provinsi di Indonesia dan 6 negara (Indonesia, Malaysia, Belanda, Italia, Republik Ceko dan Hongkong)[4]. Wafa Belajar Al-Qur'an Metode Otak KananMetode Wafa merupakan sebuah metode pembelajaran Al-Qur'an (Tilawah, Tahfidz, Tarjamah, Tafhim, Tafsir) yang ditopang oleh sistem manajemen mutu 7M dengan pendekatan otak kanan yang dikembangkan oleh Yayasan Syafa'atul Qur'an Indonesia. Dengan pemahaman Neuroscience dalam pembelajaran Al-Qur'an untuk memadukan konsep Kinestetis, Auditori dan Visual, sehingga mendorong motivasi dan stimulus belajar Al-Qur'an dengan baik sehingga memungkinkan ingatan jangka panjang[2][3]. Pendekatan pembelajaran Al-Qur'an dengan metode Wafa seperti penggunaan MA TA SA YA KA YA RO DA, yang akhirnya berkembang dengan optimalisasi otak kanan dengan penguatan di cerita-cerita. Perkembangan ini akan membangun tazkiyah anak-anak dan karakter anak-anak. Melalui inovasi berkembang pula melalui aplikasi Wafa yang pada pembelajarannya yang didominasi otak kanan. Di salah satu misinya, yakni “Mengembangkan model pendidikan Al-Qur'an 5T dengan 7M”, merupakan model pendidikan Al-Qur'an dari Metode Wafa[5]. 5T Pendidikan Al-Qur'an Wafa mencakup lima keterampilan dalam bidang Al-Qur'an. Sehingga tidak hanya sekedar mengaji:
7M dengan membangun Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran Al-Qur'an di lembaga mitra dengan tujuh tahapan:
LegalitasWafa Indonesia didirikan melalui badan hukum Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) pada tanggal 20 Desember 2012 di Surabaya dengan pembaruan SK. MENKUMHAM RI AHU-0000170.AH.01.12.TAHUN 2022 pada tanggal 04 januari 2022. Kemudian pada Kementerian Agama terkait izin operasional melalui Majelis Ta’lim pada tahun 2022. Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia juga telah mendapatkan Tanda Tashih dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) pada 28 Oktober 2023 (11 Shafar 1440 Hijriah). Sejarah2012 - 2017 (Lahirnya Wafa, Belajar Al-Qur'an Metode Otak Kanan)Metode Wafa hadir melalui riset 1-2 tahun oleh tim khusus serta berawal dari kekhawatiran pada tingginya buta huruf Al-Qur'an di Indonesia pada saat itu[6][7][8]. Metode Wafa lahir di akhir tahun 2012 (tepatnya 20 Desember 2012) dengan membawa warna baru di tengah-tengah masyarakat. Dengan tagline, “Belajar Al-Quran Metode Otak Kanan” berkeinginan memberikan dan menyebarkan pembelajaran Al-Qur'an yang mudah dan menyenangkan dengan pendekatan Otak Kanan. Serta membangun sistem manajemen mutu pembelajaran Al-Qur’an di setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Melalui pendekatan Otak Kanan, salah satunya 21 penumbuhan karakter melalui media belajar Metode Wafa (Karakter untuk mengenal diri & mengenal Pencipta) hingga menggunakan konsep Otak Kanan (Kinestetik, Auditori dan Visual). Wafa Indonesia bermimpi mampu melahirkan generasi ahli Al-Qur'an di Indonesia serta menjadi mitra terbaik bagi sekolah dan lembaga pendidikan. Metode Wafa diperkenalkan (launching) secara luas melalui kegiatan Sosialisasi Nasional dalam Tabligh Akbar, yang diselenggarakan di Masjid Nasional Al-Akbar. Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul yang saat itu sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur, turut ikut dalam acara besar tersebut dengan mengingatkan kunci sukses dalam pembelajaran Al-Quran kepada para santri[9]. Saat itu, Metode Wafa sudah dipercaya dan digunakan oleh 51 mitra lembaga pendidikan. Acara Tabligh Akbar tersebut dihadiri oleh ribuan jamaah serta Wakil Gubernur Jawa Timur yang sekaligus meresmikan Metode Wafa. Mengawali periode pertama dengan dukungan media belajar berupa buku Wafa Tilawah Jilid 1 hingga Jilid 5 dan berkembang jenis media belajarnya pada ranah Tahfidz, buku Menulis, Al-Quran Hafalan dan lainnya, termasuk pada beberapa revisi dan penambahan pada media belajar sebelumnya. Penyusun metode wafa periode pertama ini adalah tim 4 orang dipimpin oleh KH. Dr. Muhammad Baihaqi, Lc, M.A. Beliau lahir pada tanggal 20 bulan febuari tahun 1974. Selain ketua penyusun, beliau juga diberikan amanah sebagai dewan pengawas Yayasan Syafa;atul Quran Indonesia. Beliau juga doctor di bidang Pendidikan Bahasa arab, Integrasi Empat Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Arab.[10] Dalam hal ini beliau menyelesaikan jenjang pendidikannya di S1 LIPIA daerah Jakarta tahun 1999, kemudian S2 di UIN Malang pada tahun 2002 sebagai lulusan terbaik, dan S3 di E1 Nilaian University of Sudan.[11] Saat ini sebagai dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Prodi Pendidikan Bahasa Arab.[12] Pada periode pertama ini, Metode Wafa telah dikenal luas melalui beberapa kegiatan seperti “Quantum tahsin Colosal”, “Indonesia Mengaji”, “Sulawesi Mengaji” hingga “Jatim Mengaji”. Pada kegiatan “Jatim Mengaji” pada tahun 2017, Metode Wafa memperkenalkan salah satu produk media belajarnya yang menjadi salah satu produk utamanya yaitu Buku TTG (Tilawah, Tajwid dan Ghorib). Sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 melalui Wafa Belajar Al-Quran Metode Otak Kanan, berhasil melahirkan 41 ribu penghafal Al-Quran[13]. Mengakhiri periode pertama, ratusan mitra lembaga pendidikan yang tersebar di 27 provinsi dan 5 negara (Hongkong, Belanda, Republik Ceko, Italia dan Indonesia) telah mempercayakan sistem manajemen mutu pendidikan Al-Quran mereka kepada Metode Wafa[14]. 2018 - 2022 (Metode Wafa Menjawab Perkembangan Zaman)Melalui berbagai acara yang telah dilangsungkan dan program yang dijalankan, Metode Wafa telah berkembang dalam beberapa tahun. Kepercayaan mitra pada Metode Wafa mulai meningkat. Penggunaannya yang sesuai dengan zaman, yakni dengan pendekatan belajar Al-Quran Metode Otak Kanan dengan mudah dan inovatif[15]. Tahun 2019, Metode Wafa melahirkan aplikasi khusus pembelajaran yakni Wafa Tilawah Jilid 1 hingga Jilid 5 melalui Kegiatan bertemakan “Balitaku Gemar Mengaji” di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Aplikasi dilahirkan sebagai inovasi untuk pembelajaran Al-Quran yang mudah mengikuti perkembangan zaman. Dengan keunggulan seperti gambar huruf serta audio interaktif untuk membantu pelafalan makhroj, tidak adanya iklan yang mengganggu, penggunaan nada Hijaz Wafa yang memudahkan anak dalam belajar mengaji, dan dilengkapi dengan Quiz atau game sebagai evaluasi apa yang sudah dipelajari[16]. Semua program Metode Wafa awalnya dilaksanakan secara tatap muka hingga akhirnya tahun 2020 masuk Pandemi Covid-19. Wafa Indonesia kembali memberikan inovasi Pembelajaran dan Pelatihan berbasis online untuk memudahkan akses yang akhirnya mempercepat adopsi inovasi. Termasuk lahirnya Akademi Tahsin sebagai cara Metode Wafa memberikan kemudahan pembelajaran Al-Quran untuk umum, mulai remaja hingga dewasa. Lahirnya Akademi Tahsin sebagai program belajar tahsin Al-Quran berbasis online untuk masyarakat umum yang diluncurkan oleh Wafa Indonesia. Program ini merupakan inovasi untuk memberikan kemudahan belajar Al-Quran walaupun pemahaman pada Al-Quran masih nol ataupun ingin memperdalam. Akademi Tahsin juga dirancang dilakukan secara online untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Melalui acara khusus Parenting oleh Metode Wafa untuk para orang tua dan para guru, launching Akademi Tahsin. Metode Wafa juga berusaha untuk mendukung peran orang tua dalam proses perkembangan anak melalui berbagai program. Didukung dengan adanya kanal Youtube “Wafa Indonesia” dan “Akademi Tahsin” semakin memperkaya inovasi pembelajaran Al-Quran di berbagai tempat. Melalui kanal tersebut, Metode Wafa membagikan berbagai informasi termasuk murottal dengan nada Hijaz dan pembelajaran Al-Quran mulai dari materi Huruf, Tajwid, Ghorib dan Sifatul Huruf. 2023 - Sekarang (Metode Wafa Terus Berkembang, Bersama Wafa Melahirkan Ahli Al-Qur’an Indonesia)Metode Wafa semakin dikenal di seluruh Indonesia. Tahun 2023, Metode Wafa kembali dikenalkan secara nasional melalui Tabligh Akbar dengan mengundang Ustadz Adi Hidayat di Masjid Nasional Al-Akbar. Acara tersebut untuk memperingati Milad Satu Dekade Metode Wafa, dengan Mengusung tema tantangan pendidikan Al-Quran di era digital yang dihadiri lebih dari sepuluh ribu peserta dari berbagai daerah di Indonesia hingga Malaysia[17]. Melahirkan Ahli Al-Qur’an, lembaga mitra Metode Wafa mencetak para penghafal Al-Quran, pembelajar Al-Quran dan calon pemimpin generasi Qurani masa depan. SD Nurul Fikri salah satunya telah melahirkan para penghafal Al-Quran melalui gelaran wisuda sekolah. Melalui program dan penggunaan Metode Wafa, SD Nurul Fikri berhasil melampaui target yang sebelumnya direncanakan[18]. Dari tahun 2012 hingga saat ini, Wafa Indonesia telah dipercaya oleh ribuan lembaga di 35 provinsi di Indonesia, dengan ratusan ribu santri di dalamnya[4]. Lembaga ini mempercayakan manajemen pendidikan Al-Quran mereka dengan Metode Wafa. Dengan perkembangan zaman dan masa mendatang, Metode Wafa berharap bisa berkembang pesat di Indonesia, menyebarkan manfaat untuk memudahkan proses pembelajaran Al-Quran yang baik, efektif, dan menyenangkan bagi pembelajar dan dengan teguh berdedikasi melalui visinya yaitu melahirkan para ahli Al-Quran untuk membangun peradaban Qur'ani di seluruh Indonesia. Filosofi Nama Wafa dan LogoFilosofi 'Nama Wafa'Nama ‘Wafa’ secara bahasa memiliki arti 'Janji Setia'. Secara Harfiah ‘Mengingatkan kepada kita semua untuk setia bersama Al-Qur’an. Wafa diinterpretasikan sebagai simbol yang mendalam untuk menumbuhkan rasa cinta dan kesetiaan kepada Al-Qur’an sejak usia dini. Wafa menggambarkan usaha menanamkan nilai-nilai luhur Al-Qur’an dalam hati dengan tujuan membentuk generasi yang setia pada ajaran-ajaran Al-Qur’an. Kesetiaan ini berarti tidak hanya pada membaca dan menghafal, namun juga memahami makna dan menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari Filosofi 'Logo Wafa'Logo Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan, bernuansa islami yang diharapkan mampu membawa Metode Wafa agar selaras dengan visinya, yakni membangun sebuah lembaga berbasis pendidikan yang TERPERCAYA untuk melahirkan ahli-ahli Al-Qur’an yang BERKEINGINAN untuk sepenuhnya memahami Al-Qur’an dengan SEMANGAT dan KETEKUNAN.
Lokasi dan Kegiatan AdministrasiWafa Indonesia berkantor pusat di kota Surabaya. Dengan alamat Jl. Raya Wisma Pagesangan No.9, RT.005/RW.04, Menanggal, Kec. Gayungan, Surabaya, Jawa Timur 60234. Selain itu Wafa Indonesia juga telah memiliki organisasi kepanjangan tangan yang tersebar di berbagai daerah dan berafiliasi dengan nama Wafa Daerah/Kota/Kabupaten. Sanad dan Dewan PakarMetode Wafa dalam pembelajaran Al-Qur’an memiliki standar khusus atau ber-sanad pada K.H. Dr. Mudawi Ma’arif, Lc., M.H.I. Al-Hafidz. Seorang ulama dari Indonesia pemegang Sanad Muttashil Bersambung sampai Rasulullah dengan Qira’ah Riwayat Hafs & ‘Asyra. Menjuarai MTQ Cabang MHQ dan Tafsir Al-Qur'an di tingkat nasional dan internasional. Saat ini aktif sebagai pembina di berbagai lembaga pendidikan Al-Qur'an di Indonesia termasuk pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Ibnu Sina di Sidoarjo, Jawa Timur. Metode Wafa memiliki 4 Dewan Pakar, yakni:
Syahadah Pengajar Al-Qur'an Metode WafaSyahadah Wafa dapat diperoleh melalui program SAGAQU (Sekolah Guru Ahli-Quran). Syahadah Wafa merupakan ijazah pengakuan atau lisensi kelayakan dalam tilawah atau terstandarnya sebagai guru pengajar Al-Qur'an. Lisensi ini bisa didapat oleh guru-guru yang termasuk dalam lembaga pendidikan yang bermitra dengan Wafa. Poin-poin standarisasi dalam mendapatkan Syahadah sebagai berikut:
Program Metode Wafa1. PSGA (Pelatihan Sertifikasi Guru Al-Qur'an)PSGA merupakan program pelatihan yang bertujuan melatih dan mengembangkan Guru Al-Qur’an melalui pengenalan serta simulasi metode pengajaran Al-Qur’an yang interaktif dan menyenangkan untuk peserta didiknya. Penggunaan metode pengajaran khusus ini juga melalui pendekatan dan pembiasaan pada aktivasi otak kanan, sehingga hasil yang diharapkan pada peserta didik (melalui Guru Al-Qur’an ini) bisa maksimal sesuai dengan Metode Wafa. Didukung trainer yang terstandar serta berpengalaman dalam pengajaran peserta didik, pelatihan ini bisa diikuti oleh guru Al-Qur’an dari lembaga formal maupun non formal. 2. SAGAQU (Sekolah Guru Ahli Al-Qur'an)SAGAQU merupakan program pendampingan intensif tahsin serta metodologi pengajaran khusus guru Mitra Wafa hingga lulus Syahadah Tilawah Wafa. Program ini juga merupakan rangkaian peningkatan kapasitas dari guru Al-Qur’an untuk seluruh Mitra Wafa di Indonesia. Didukung trainer yang terstandar Metode Wafa sehingga persiapan menjadi Guru Ahli Al-Qur’an menjadi maksimal. Dengan sistem pembelajaran mulai dari level 1 hingga 8, program ini merupakan program akhir dari pelatihan Guru Metode Wafa untuk memperoleh Syahadah Guru Al-Quran dari Wafa. 3. Akademi Tahsin Online termasuk Akademi Tahfidz Online & Akademi Irama HijazAkademi Tahsin Online merupakan program khusus pembelajaran Al-Qur'an secara online untuk kalangan umum dengan pendekatan Metode Wafa yang mudah dan menyenangkan. Pengajar adalah guru-guru Al-Qur’an yang tersertifikasi oleh Wafa sehingga model pembelajaran sesuai dengan metode Wafa. Dengan sistem, kurikulum berbasis level yang dibagi menjadi Tingkat Dasar, Tingkat Lanjut, dan Tingkat Ahli. Program ini memiliki turunan pada Akademi Tahfidz Online dan Akademi Irama Hijaz.
Akademi Tahsin Online Didukung dengan media pembelajaran konvensional seperti buku TTG (Tilawah, Tajwid, dan Ghorib) dan digital melalui beberapa platform ini dapat ditemui melalui websitenya akademitahsin.id serta eksis melalui kanal-kanal sosial media seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan Youtube. Selain itu, Metode Wafa juga memiliki berbagai program pelatihan One-Day-Training (ODT) untuk mendukung proses berjalannya sistem manajemen mutu Metode Wafa di lembaga mitra, pelatihan itu diantaranya:
Irama Hijaz WafaMetode Wafa dalam penerapannya menggunakan Irama Hijaz. Irama ini dipahami membawa pendekatan gerakan lambat, penuh khidmat, berkarakter ketimuran, indah yang mampu membangun emosi sepi hingga kesedihan[19][20][21][22]. Nada Hijaz sendiri berasal dari sebuah nama wilayah di tanah Arab yang saat itu pada masa Khalifah Utsman bin Affan, di mana masyarakat daerah Hijaz memunculkan kecondongan pada seni estetika yang mengembangkan keindahan pada suara[23]. Biasanya dikumandangkan oleh penggembala unta di padang pasir[24]. Berikut tausyīh yang menjadi acuan atau panduan untuk memberi irama ayat-ayat Al-Qur'an[24], yaitu:
Dari Irama Hijaz utama tersebut, diimplementasikan pada Metode Wafa melalui penyederhanaan menjadi 3 nada untuk memudahkan pembelajaran pada formula Irama Hijaz Wafa, yaitu Hijaz ashli, Hijaz kar, Hijaz kard kurd atau nada Sedang, nada Naik, nada Turun. Hal ini pada akhirnya membangun ciri khas Metode Wafa yang akhirnya menjadi salah satu keunggulan serta pembeda dari metode lainnya, yaitu "Tilawah Syahdu dengan Irama Hijaz". Melalui program pelatihan, Metode Wafa memberikan pelatihan khusus Akademi Irama Hijaz (lihat bab "Program Metode Wafa") untuk memberikan kemudahan pembelajaran pada formula irama Hijaz. Metode Wafa mengenalkan versi sederhana dari Irama Hijaz dengan formula 3 nada. Media/Sumber Belajar Wafa
Media Digital Pembelajaran Al-Qur'an
PenghargaanWafa sebagai organisasi dibawah Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia telah memperoleh kredensial WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sebagai penghargaan tertinggi dalam pemeriksaan atau audit keuangan. Penghargaan ini didapat 5 kali berturut-turut dari tahun 2019 hingga 2023. Opini WTP (Wajar tanpa Pengecualian) adalah opini yang diterbitkan oleh auditor yang berarti bahwa laporan keuangan memberikan informasi yang bebas dari salah saji material dan dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang baik dan benar[25]. Alumni BerprestasiWafa telah mampu melahirkan prestasi-prestasi melalui para santri-santrinya yang tersebar di berbagai lembaga pendidikan.
Dan prestasi lainnya yang sudah dicetak di berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di Indonesia. Lembaga pengguna Metode Wafa mampu mencetak para penghafal Al-Qur'an, Pembelajar Al-Quran dan Calon Pemimpin Generasi Qur'ani masa depan. Seperti SD Nurul Fikri di Sidoarjo, melalui gelaran wisuda sekolah kepada 70 peserta, ada 16 peserta yang melampaui hafalan 5 Juz Al-Qur'an[18]. Referensi
|