Wacana pemekaran Provinsi Papua Selatan berdampak pada wacana pemekaran distrik ini menjadi kota otonom dan memisahkan diri dari Kabupaten Merauke. Hal ini dilakukan sebagai syarat utama pembentukan sebuah provinsi baru, di mana setidaknya memiliki minimal 1 kota dan 4 kabupaten. Jika Distrik Merauke dimekarkan, maka luas wilayahnya sekitar 1.445,63 km². Walau akhirnya pusat pemerintahan Papua Selatan ditetapkan di Kota Terpadu Mandiri Salor yang berada di Kampung Salor Indah, Distrik Kurik.
Pembagian administratif
Distrik Merauke dibagi menjadi 11 kelurahan dan 5 kampung, yakni:
Penduduk Distrik Merauke pada tahun 2021 berjumlah 103.641 jiwa, di mana laki-laki sebanyak 53.029 jiwa dan perempuan 50.612 jiwa, dengan kepadatan 158 jiwa/km².[2][5]
Dari segi demografi, kawasan ini merupakan kawasan yang multi etnis dan agama. Suku-suku yang ada di Distrik Merauke berasal dari berbagai suku, termasuk suku asli Papua seperti Asmat, dan juga suku pendatang seperti Jawa, Bugis, Batak, Minangkabau, dan beberapa Tionghoa dan Bali.
Demikian juga dalam kehidupan beragama, masyarakat Distrik Merauke sangat beragam dengan keyakinan dalam memeluk agama atau suatu kepercayaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke yang berada di Distrik Merauke, penduduk beragama Kristen berjumlah 55,06%, yang di mana Katolik 34,46% dan Protestan 20,60%.[5] Sementara pemeluk agama Islam mencapai 44,71%, kemudian Hindu 0,13% dan Buddha 0,10%.[5]