Lu Xiufu (Hanzi: 陆秀夫, 1232-1279) adalah perdana menteri terakhir Dinasti Song Selatan. Ia dilahirkan di Chuzhou, Yancheng (sekarang Yancheng, Provinsi Jiangsu). Ia lulus ujian negara dan menjadi jinshi (gelar tertinggi sarjana kerajaan saat itu) bersama Wen Tianxiang. Oleh kerajaan Lu diberi jabatan sebagai menteri urusan ritual.
Pada tahun 1276, pasukan Mongol (Dinasti Yuan) berhasil menduduki ibu kota Song Selatan, Lin’an, Kaisar Gong dari Song menyerah dan ditangkap. Lu Xiufu bersama Chen Yizhong, Zhang Shijie, dan Selir Yang melarikan diri ke selatan sambil membawa dua orang saudara Kaisar Gong, yaitu Zhao Shi dan Zhao Bing. Tahun itu juga Pangeran Zhao Shi yang baru berusia 7 tahun, diangkat sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Song Duanzong. Duanzong memberi tugas pada Lu untuk mengepalai dewan penyusun rencana untuk melawan invasi Mongol.
Tahun 1278, Kaisar Duanzong yang sakit-sakitan wafat. Lu dan Zhang Shijie mendukung adik Duanzong, Zhao Bing untuk naik tahta menggantikannya sebagai Kaisar Bing dari Song. Selir Yang yang kini telah menjadi ibusuri bertindak sebagai walinya. Lu sendiri kini diangkat sebagai perdana menteri kiri (rekannya, Wen Tianxiang adalah perdana menteri kanan), bersama Zhang Shijie ia bertugas membimbing kaisar Bing yang masih bocah menjalankan roda pemerintahan.
Tahun 1279, Dinasti Yuan mengirim jenderal Zhang Hongfan untuk memusnahkan pusat pertahanan terakhir Dinasti Song di Yanshan (sekarang Xinhui, Provinsi Guangdong). Disanalah terjadi pertempuran laut terakhir antara kedua belah pihak yang dikenal dengan nama Pertempuran Yamen. Pasukan Song mengalami kekalahan besar karena terisolasi di laut dan kalah jumlah. Mendengar berita kekalahan ini, Kaisar Bing menangis meraung-raung. Lu yang berada disisinya saat itu tidak rela menyerah pada penjajah Mongol. Ia membawa lari kaisar bocah itu hingga ke sebuah bukit dekat pantai. Lu mengatakan pada Kaisar Bing bahwa disinilah perhentian terakhir mereka.
Mula-mula ia memerintahkan pada anak istrinya untuk bunuh diri terjun ke laut sebagai tanda tidak pernah menyerah pada musuh. Lalu ia berkata pada kaisar bocah itu, “Yang mulia, kakak yang mulia (Kaisar Gong) telah menerima penghinaan, yang mulia tidak boleh mengalami nasib yang sama, kini negara telah hancur, lebih baik kita memilih mati demi kehormatan negara !” Dengan berlinang air mata, Lu terjun ke laut sambil menggendong Kaisar Bing di punggungnya dan membawa stempel emas kerajaan. Dengan demikian berakhirlah 300 tahun riwayat Dinasti Song. Kini di Xinhui didirikan monumen dan kuil untuk memperingati peristiwa itu dan pahlawan-pahlawan yang gugur mempertahankan Dinasti Song. Lu bersama Zhang Shijie dan Wen Tianxiang dijuluki tiga pahlawan penghujung Song. (宋末三杰)
Bacaan lebih lanjut
- Gascoigne, Bamber (2003), The Dynasties of China: A History, New York: Carroll & Graf, ISBN 1-84119-791-2
- Giles, Herbert Allen (1939). A Chinese biographical dictionary (Gu jin xing shi zu pu). Shanghai: Kelly & Walsh. (see here for more)
- Gernet, Jacques (1982), A history of Chinese civilization, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 0-521-24130-8
- Kruger, Rayne (2003), All Under Heaven: A Complete History of China, Chichester: John Wiley & Sons, ISBN 0-470-86533-4
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Lu Xiufu.