Lokomotif C26
Lokomotif C26 adalah lokomotif uap buatan pabrik Henschel, Jerman yang memiliki susunan gandar 0-6-0T dengan berat 21 ton. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar berupa kayu jati atau batu bara. SejarahPada tahun 1897 hingga 1900, Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) membangun jalan rel dengan panjang 121 km di Kota Kediri dan sekitarnya. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di Kediri dan sekitarnya, KSM menambah sarana lokomotif dengan mendatangkan 10 lokomotif uap C26 dari pabrik Henschel, Jerman pada tahun 1914–1926 yang digunakan untuk operasional kereta api pada lintas Kediri–Pare–Jombang (50 km). Lokomotif C26 dengan susunan roda 0-6-0T merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 290 mm x 430 mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 800 mm. Lokomotif yang memiliki berat keseluruhan 21 ton ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam. Lokomotif C26 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara. Posisi tangki berada di samping dan memiliki kapasitas air sebanyak 1,8 m3. Karena KSM mengalami kesulitan keuangan maka empat lokomotif C26 dipindah ke Kota Madiun untuk melayani lintas Madiun–Ponorogo–Slahung (jalan rel milik Staatsspoorwegen) dan empat lokomotif C26 dipindah ke Madura untuk melayani lintas Kamal–Bangkalan (jalan rel milik Madoera Stoomtram Maatschappij). Di akhir masa dinas pada tahun 1979, dua lokomotif C26 (yaitu C2604 dan C2609) masih melayani rute Kediri–Pare. Dari sepuluh lokomotif C26, saat ini masih tersisa satu lokomotif C26, yaitu C2606 (mulai operasional tahun 1921) yang dijadikan monumen di dekat Stasiun Madiun.[1] Referensi
|