Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lima Gulungan

"Lima Gulungan" (Megilloth) lengkap pada Kodeks Leningrad (1008 Masehi), dengan urutan: Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah, Ratapan dan Ester.

Lima Gulungan atau Lima Megilot (Ibrani: חמש מגילותחמש מגילות Hamesh Megillot, Hamesh Megilloth, atau Chomeish Megillos) adalah bagian dari Ketuvim ("Tulisan"), bagian utama ketiga dari Tanakh (Alkitab Ibrani) atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Lima Gulungan ini terdiri dari Kitab Kidung Agung, Kitab Rut, Kitab Ratapan, Kitab Pengkhotbah dan Kitab Ester. Kelima kitab yang relatif pendek ini dikelompokkan bersama-sama dalam tradisi Yahudi.

Sejarah

Kesaksian awal menyatakan bahwa kelima gulungan ini dikelompokkan bersama-sama dalam Midrash Rabba. Midras ini disusun membahas Pentateukh dan Lima Gulungan.

Penggunaan liturgi

Kabinet yang berisi Lima Gulungan. (Gulungan Kitab Ester di dalam kotak kayu di sebelah kiri.)

Semua lima megillot ("gulungan") ini secara tradisional dibacakan di depan umum dalam-dalam sinagoge sepanjang tahun di banyak komunitas Yahudi. Dalam edisi cetak umum Tanakh, Lima Gulungan ini muncul dalam urutan pembacaan di sinagoge pada hari-hari raya (dimulai dengan Paskah).

Kidung Agung (ibrani: Shir ha-Shirim; שיר השירים) dibaca di depan umum, pada beberapa komunitas, terutama oleh Ashkenazim, pada hari Sabat Paskah. Kebanyakan komunitas Yahudi Timur kitab itu dibaca di depan umum setiap minggu saat mulainya hari Sabat. Ada juga kebiasaan luas untuk membacanya di akhir Seder Paskah (biasanya Maret/April). Orang Yahudi Italia membacanya saat Maariv (Doa Malam) pada hari pertama dan hari kedua Paskah.

Kitab Rut (רות) dibacakan pada beberapa komunitas, terutama oleh Ashkenazim, sebelum pembacaan Taurat pada pagi hari Shavuot (biasanya Mei/Juni). Komunitas lain membacanya saat Tikkun di malam hari, atau tidak sama sekali.

Kitab Ratapan (bahasa Ibrani: Eikhah atau Kinnot; איכה) dibaca pada tanggal sembilan bulan Av (Tisha B'Av) (biasanya Juli/Agustus) di semua komunitas Yahudi.

Kitab Pengkhotbah (bahasa ibrani: Kohelet; קהלת) dibacakan pada beberapa komunitas, terutama oleh Ashkenazim, pada hari Sabat dari Sukkot (biasanya September/Oktober). Pada masyarakat lain sama sekali tidak dibaca.

Kitab Ester (bahasa Ibrani אסתר) dibacakan di semua komunitas Yahudi pada hari Purim (biasanya Februari/Maret). Pembacaan umum ini dilakukan dua kali, pada malam Purim dan sekali lagi keesokan paginya.

Ketika dibaca di sinagoge, kelima kitab ini  dinyanyikan dengan tanda nyanyian (lihat di bawah). Pada sebagian masyarakat, Kitab Ester adalah satu-satunya buku yang disertai dengan berkat-berkat sebelum dan setelah pembacaannya. Tapi komunitas tertentu mengadopsi kebiasaan Vilna Gaon untuk juga membaca berkat sebelum pembacaan keempat kitab lainnya.

Seperti ditunjukkan di atas, hanya dua megillot yang secara tradisional dibacakan pada semua komunitas Yahudi, yaitu Kitab Ester pada hari raya Purim dan Kitab Ratapan pada tanggal sembilan bulan Av (Tisha B'Av). Praktik membaca tiga buku lainnya pada Tiga Festival Ziarah banyak dilakukan tetapi tidak berarti secara universal. Pembacaan Lima Gulungan ini dilakukan khidmat pada komunitas Ashkenazim, tapi banyak Yahudi Sephardim tidak mengkaitkan ketiga kitab tersebut dengan tiga festival itu. Kaitan itu juga lemah pada komunitas Yahudi Hasidik yang dipengaruhi oleh kebiasaan Sephardim.

Kegunaan lainnya

Istilah megillah paling banyak digunakan untuk kitab Ester, meskipun hal ini diterapkan untuk yang lain juga. Istilah megillah juga digunakan dengan cara bercanda, merujuk pada semua cerita panjang.[1]

Eugene H. Peterson dalam tulisannya "Five Smooth Stones for Pastoral Work" ("Lima Batu Halus untuk Pekerjaan Pastoral") membahas aplikasi Lima Megillot dalam kaitan teologi pastoral Kristen.[2]

Kantilasi

Not lagu pembacaan yang sesungguhnya terdapat dalam teks cetak dari Lima Gulungan (meskipun sebenarnya tidak ada pada gulungan tulisan tangan) adalah sama seperti not lagu di Humash. Namun, nada bacaan mereka bervariasi tergantung pada gulungan. Kitab Ester dibaca dengan nada lebih bahagia daripada nada sedih Kitab Ratapan. Secara tradisional, Kitab Pengkhotbah, Kitab Rut, dan Kidung Agung dibaca nada dengan meriah yang sama.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Rosten, Leo (1968), The Joys of Yiddish, New York: McGraw Hill, hlm. 230 .
  2. ^ Peterson, Eugene H, Five Smooth Stones for Pastoral Work, ISBN 0-8028-0660-0 .
Kembali kehalaman sebelumnya