Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lawakan tunggal

Ben Elton, seorang pelawak tunggal Inggris.

Lawakan tunggal atau komedi tunggal[1] (bahasa Inggris: Stand-up comedy; terj. har.'komedi berdiri'), adalah salah satu genre lawakan yang pelawaknya membawakan lawakan mereka di atas panggung seorang diri dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik. Lawakan ini dilakukan langsung dihadapan penonton, terkadang direkam dan didistribusikan sebagai produk jual dalam bentuk DVD, VOD, atau di televisi. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut pelawak tunggal (bahasa Inggris: stand-up comedian), atau komika (bahasa Inggris: comic). Biasanya mereka membawakan materi mereka dengan gaya monolog, walaupun ada beberapa teknik yang mengharuskan mereka berinteraksi dengan penonton.

Komedi tunggal biasanya dilakukan oleh satu orang atau berkelompok, membawakan materi yang dibuat sendiri meski ada juga yang membawakan lawakan umum. Jenis lawakan ini biasanya dilakukan di kafe-kafe sebagai bentuk latihan / open-mike. Beberapa komika melakukan pertunjukkan tunggal mereka di teater-teater atau gedung pertunjukkan.

Genre ini biasanya dibandingkan dengan lawakan berkelompok (grup lawak), seperti grup Srimulat, Warkop DKI, Bagito, Patrio, atau kelompok lawak lainnya, meskipun pada dasarnya memiliki teknik yang serupa dengan format yang berbeda.

Format materi

Lawakan yang dibawakan oleh para pelawak tunggal biasanya mereka buat sendiri. Materi Stand Up Comedy harus berformat set up & punch atau boleh menggunakan format lain seperti rule of three.

Set up

Set up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah lawakan (bit) yang berfungsi untuk memancing penonton agar mereka penasaran. Saat mendengarkan set up suatu bit, penonton memikirkan kisah pertama, yaitu bayangan atau pikiran penonton mengenai set up suatu bit.

Contoh set up:

"Saya ini suka sekali beli sepatu ... "

Punch line

Punch line adalah bagian yang lucu dari sebuah bit. Punch line berfungsi untuk menyodorkan kejutan kepada penonton. Saat mendengarkan punch suatu bit, penonton memikirkan kisah kedua, yaitu bayangan atau pikiran penonton menganai punch suatu bit.

Contoh punchline:

" ... karena di mana-mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan."

Contoh lengkap suatu bit:

"Saya ini suka sekali beli sepatu karena di mana-mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan."

Rule of three

Rule of three yaitu format suatu bit yang memberi tiga contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga adalah punch.

Contoh rule of three:

"Setiap kali bertemu Bejo saya selalu ingin memandangi, memeluk, ... "

Punch line-nya:

" ... lalu menamparnya."

Pelawak tunggal berkelompok

Lawakan yang dilakukan oleh sekelompok pelawak tunggal yang saling berinteraksi. Metode ini sangat berbeda dengan grup lawak pada umumnya. Dalam pelawak tunggal berkelompok, setiap anggota kelompok harus membawakan satu bit atau boleh lebih. Lalu anggota yang lainnya juga membawakan bit berikutnya yang berkesinambungan dengan bit yang dibawakan oleh anggota sebelumnya. Pembagian bit ini juga harus seimbang.

Ini berbeda dengan grup lawak yang harus ada anggota yang memancing anggota lainnya agar bisa menimbulkan tawa. Dalam pelawak tunggal berkelompok, setiap anggota harus bisa menimbulkan tawa tanpa harus dipancing oleh anggota lainnya. Kesulitan dalam pelawak tunggal berkelompok tergolong tinggi untuk dapat berbeda dengan grup lawak pada umumnya, sehingga jarang ditemui pelawak tunggal berkelompok di Indonesia. Model seperti ini mulai diterapkan dalam Indonesia Lawak Klub.

Pelawak tunggal terkenal

Amerika Serikat

Indonesia

Istilah-istilah

Berikut beberapa istilah yang lazim digunakan saat melakukan lawakan tunggal:

  • 1st Story: Suatu keadaan atau bayangan yang dibayangkan dalam pikiran penonton berdasarkan set up.
  • 2nd Story: Suatu keadaan atau bayangan yang dibayangkan dalam pikiran penonton berdasarkan punchline.
  • Act Out: Gerakan tubuh atau mimik muka yang dilakukan oleh seorang pelawak tunggal dalam penampilannya.
  • Angle: Pandangan seorang pelawak tunggal terhadap sebuah atau beberapa subjek.
  • Beat: Pause atau berhenti sesaat.
  • Bit: Satuan materi stand-up yang terdiri atas set up dan punchline. Misalnya sang pelawak punya bit tentang ganja, bit tentang komodo, bit tentang nama-nama jalan yang aneh, dan lainnya.
  • Blue Material: Bahan materi yang jorok/kotor/sumpah serapah.
  • Bomb: Situasi ketika pelawak tunggal gagal membuat penonton tertawa atau garing.
  • Callback: Sebuah lelucon yang mengacu pada lelucon lain yang disajikan sebelumnya.
  • Catch Phrase: Frasa atau ucapan umum yang diucapkan dengan gaya khusus oleh seorang pelawak tunggal dan menjadi trademark nya setiap penampilan.
  • Character: Persona atau kepribadian seorang pelawak tunggal.
  • Chunk: Serangkaian jokes dengan tema tertentu.
  • Closing Line: Joke terakhir dalam sebuah penampilan yang biasanya mengundang tawa yang hebat.
  • Deadpan: Sebuah format penampilan seorang pelawak tunggal dimana jokes yang disampaikan tanpa ekspresi wajah, pergantian emosional atau bahasa tubuh.
  • Delivery: Cara seorang pelawak tunggal menyampaikan apa yang ingin dia katakan.
  • Dying: Proses sebelum gagal/bomb.
  • Extro: Apa yang dikatakan MC tentang pelawak tunggal yang baru saja turun dari panggung.
  • Flopping: Bomb berkali-kali.
  • Gig: Show atau pertunjukan.
  • Hack: Pelawak tunggal yang menampilkan jokes yang tidak orisinil.
  • Hammocking: Teknik untuk menempatkan materi yang agak lemah di antara dua materi yang kuat.
  • Headliner: Pelawak tunggal yang tampil terakhir dan menjadi bintang dalam sebuah pertunjukan stand-up.
  • Heckler: Seseorang yang tampil terakhir dan menjadi pengganggu dengan maksud membuat sang pelawak tunggal gagal.
  • Hook: Ciri khas.
  • Impressionist: Pelawak tunggal yang mengkhususkan diri menirukan gaya atau tingkah orang yang terkenal.
  • Inside Joke: Lawakan yang hanya bisa dimengerti oleh sekelompok orang tertentu.
  • Intro: Apa yang dikatakan MC sebelum pelawak tunggal naik panggung.
  • Kill: Situasi ketika pelawak tunggal sukses membuat penonton tertawa sepanjang set yang dilontarkannya, dalam budaya lawak Indonesia biasa disebut dengan 'pecah'.
  • LPM: Singkatan dari Laugh per Minutes, adalah ukuran untuk menentukan seberapa banyak tawa yang dihasilkan oleh seorang pelawak tunggal dalam beberapa menit penampilannya.
  • Line-up: Daftar atau urutan tampil pelawak tunggal.
  • One Liner: Joke yang hanya terdiri dari 1 atau 2 kalimat singkat.
  • Open Mic: Sebuah acara untuk menampilkan para pelawak tunggal pemula.
  • Opener: Pelawak tunggal yang tampil pertama dari sederetan pelawak tunggal yang tampil dalam satu pertunjukan.
  • Paraprodoskian: Teknik membawakan materi di mana di ujung kalimatnya tersimpan slogan yang mengejutkan/tidak disangka yang biasanya slogan di akhir tersebut maknanya sama dengan awal kalimat di materi sehingga membuat penonton berpikir kembali. Teknik ini sedikit mirip dengan one liner dan dibutuhkan kemampuan memainkan anekdot (perbandingan) kosakata yang tepat.
  • Pause: Berhenti bicara sejenak untuk memainkan timing.
  • Persona: Karakter seorang pelawak tunggal dalam membawakan lawakan.
  • Punch-line: Bagian lucu dari sebuah lelucon.
  • Riffing: Komentar bolak balik dengan penonton yang dilakukan pelawak tunggal secara spontan.
  • Roasting: Serangkaian lawakan yang dilontarkan oleh pelawak tunggal yang bertujuan untuk meledek dan menertawakan individu lain yang dijadikan sasarannya.
  • Self Destruction: Teknik membawakan materi di mana sang pelawak tunggal membeberkan serta meledek kekurangan dirinya sendiri untuk memancing tawa penonton.
  • Set: Satuan pertujukan stand-up yang biasanya terdiri atas sejumlah bit. Misalnya, semua bit yang dimiliki seorang pelawak tunggal digabungkan menjadi satu dengan rangkaian yang pas dan teratur, maka sang pelawak punya set berdurasi sekitar 30 menit.
  • Set-up: Bagian yang tidak lucu dari sebuah bit, biasanya premis atau pengantar dari bit tersebut ke bagian yang lucu.
  • Street Jokes: Lelucon umum yang sudah sangat sering diceritakan, dalam budaya Indonesia dikenal sebagai Joke Kodian.
  • Tag/Tagline: Kalimat singkat yang diucapkan oleh pelawak tunggal setelah punchline.
  • Take: Reaksi muka seorang pelawak tunggal, diam sejenak untuk memancing tawa.
  • Timing: Penggunaan tempo, irama, jeda untuk meningkatan kelucuan sebuah joke.[2][3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Lawakan tunggal sebagai padanan stand-up comedy.
  2. ^ "Metro TV: Istilah Dalam Stand Up Comedy". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-26. Diakses tanggal 2015-04-15. 
  3. ^ Hajingfai: Istilah-Istilah di dalam Stand Up Comedy
Kembali kehalaman sebelumnya