Kopi pangkuKopi pangku adalah praktik penjualan kopi yang disertai penyediaan layanan teman wanita untuk mengobrol. Sesuai dengan namanya, warung kopi pangku memungkinkan pembeli kopi memangku pramusaji wanita sebagai suatu penghiburan. Pelayan-pelayan yang bekerja pada kopi pangku umumnya perempuan berusia remaja hingga dewasa awal. Tidak jarang warung kopi pangku juga dilengkapi dengan perlengkapan karaoke dan dihiasi dengan lampu kerlap-kerlip. Warung kopi yang buka di malam hari ini sering diduga sebagai tempat praktik prostitusi terselubung.[1] Secangkir kopi pangku dibanderol lebih mahal daripada kopi yang sama pada warung kopi biasa. Harga kopi dipatok mulai dari harga Rp5.000-Rp10.000. Harga tersebut belum dihitung dengan jasa pramusaji yang telah memberikan pelayanan. Jasa tersebut biasanya dihitung dari lamanya pembeli berada dalam warung kopi, misalkan suatu warung menetapkan tarif Rp2.000 per jamnya. Meskipun demikian, pembeli kopi pangku sering kali memberikan uang tip kepada pramusaji secara langsung, selain membayar biaya kopi pangku ke kasir.[1][2] Kopi pangku dapat dijumpai di Jember,[1] Mojokerto,[2] Jakarta,[3] Bogor,[4] Pontianak[5] dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. IstilahMeskipun pada umumnya praktik kopi pangku bertempat di warung, sajian kopi sejenis yang dijajakan selayaknya pedagang asongan juga dapat disebut sebagai kopi pangku. Wanita yang menjajakan kopi pangku akan melayani pembelinya di jalanan atau di dalam kendaraan.[3] Di beberapa tempat, praktik semacam kopi pangku juga dapat disebut kopi senang,[5] kopi pangkon,[6] warkopang alias warung kopi pangku, dan dakocan alias dagang kopi cantik sebagaimana kedai kopi mempekerjakan pramusaji cantik.[7] KontroversiMaraknya warung kopi pangku di sebagian daerah di Jember, membuat penentangan dari kelompok Islam. KH. Abdul Hamid Hasbullah, ketua Lembaga Pembinaan Akhlak Islamiyah (LPAI) sempat mementang keras beberapa tempat yang dinilai dapat menimbulkan kemaksiatan di Jember.[1] Di Tangerang, warung kopi pangku digerebek dan ditutup aparat kepolisian karena menjadi sarana prostitusi.[8] Hal serupa juga terjadi di Gresik.[9] Catatan kaki
|