Pada tahun 80-an perusahaan ini mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia Group memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa cetak maupun daring dalam wujud toko buku, percetakan, penerbitan, radio, hotel, lembaga pendidikan, bentara budaya, penyelenggara acara, stasiun televisi, dan universitas.
Pada tahun 2005, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 22.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Johanes Adrian yang menjadi pemilik Kompasiana.
Harian Kompas merupakan salah satu surat kabar yang umum dijumpai di Indonesia. Kompas terbit setiap hari dan memiliki beberapa rubrik seperti Berita Utama, Bisnis & Keuangan, Humaniora, Internasional, Opini, Politik dan Hukum, Sosok, Nama & Peristiwa, Nusantara, Metropolitan, dan Olahraga. Berita-berita pada harian ini biasanya bersifat nasional dan tidak hanya meliputi satu daerah saja.
Kontan merupakan media mengenai investasi dan bisnis yang terbit dalam bentuk harian, mingguan, maupun bulanan (edisi khusus). Selain itu Kontan juga memiliki portal yang dapat diakses secara daring.
Merupakan perusahaan penyelenggara pameran yang telah mengadakan lebih dari 150 pameran berskala nasional dan internasional, antara lain: Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Indonesia International Motor Show, Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex, IFRA Expo, Synchronize Fest, dan lain-lain. Saat ini Dyandra memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang yang terkait dengan industri pameran, yaitu:
Adalah sebuah universitas yang berdiri pada tanggal 20 November2006. Universitas yang berlokasi di kawasan Summarecon Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten ini memiliki fokus pendidikan pada ICT (Information Communication and Technology).
ELTI (English Language Training International) Gramedia adalah Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris yang tersebar di beberapa kota di antaranya Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, Pontianak, dan Lampung.
ELTI bergabung dengan Kompas Gramedia pada tahun 1989. Pada tanggal 9 Juni 2011 ELTI Gramedia meluncurkan program Franchise ELTI untuk pengembangan bisnisnya.
Mantan usaha
Kompas Gramedia dahulu juga pernah memiliki beberapa usaha berikut.
Swalayan: Pada tahun 1980-an, KG pernah terjun dalam bisnis swalayan dengan mendirikan "Grasera" (Gramedia Serba Ada, PT Grasera Utama)[1] pada tahun 1985.[2] Grasera tercatat memiliki dua gerai: di Jl. Matraman Raya dan Jl. DI Panjaitan 49, kedua-duanya di Jakarta, namun tidak terlalu sukses.[3] Kedua gerai ini dijarah oleh massa pada kerusuhan Mei 1998, dan akhirnya tutup tidak lama kemudian.[4][5]
Bank: Pada tahun 1986, KG mengakuisisi 50% saham PT Bank Umum Majapahit Jaya yang dimiliki Effendi Ongko.[6] Tidak lama kemudian, KG melepas sahamnya di bank itu yang pada saat itu sedang sekarat akibat konflik antara Ongko dan KG.[7] BUMJ kemudian dilikuidasi beberapa tahun kemudian, di tanggal 1 November 1997.[8] Kemudian, KG juga merintis bank baru bernama Bank Artamedia yang didirikan pada 7 April 1990. Hanya dalam 4 tahun kemudian, KG terpaksa mengundang Kalbe Farma untuk menambah modal bank itu.[9] Bank Artamedia kemudian direkapitalisasi (berarti diambilalih) pemerintah pada 1999;[10] lalu dimerger ke Bank Bali menjadi Bank Permata pada 2002.
Pertanian dan akuakultur: KG pernah terjun dalam bisnis tambak udang Gramina, namun tidak sukses dan berumur pendek. Selain itu, pernah juga memiliki kebun jeruk.[3][12]
Film: Pada tahun 1980-an, PT Gramedia Film, anak usaha KG pernah memproduksi sejumlah film seperti Tinggal Landas Buat Kekasih dan Suci Sang Primadona. Meskipun mengedepankan unsur edukasi, menggunakan artis/sutradara bermutu dan pernah mendapat penghargaan, film-filmnya kalah populer.[13] Akhirnya, Gramedia menutup rumah produksi yang berdiri pada 1976 ini.[14]
Biro wisata: Ada PT Ina Media Wisatamas yang pernah menjadi lengan KG di bisnis pariwisata.[15]
Jaringan televisi: KG pada tahun 2000 mengakuisisi PT Duta Visual Nusantara yang kemudian bersiaran dengan nama TV7. Pada tahun 2006, KG melepas setengah saham TV7 ke Para Group;[16] yang kemudian namanya diganti menjadi Trans7. Kini, Kompas TV adalah lengan KG di bidang penyiaran, meskipun dalam Trans7 masih ada sebagian saham KG disana.[17]