Lahir di Philadelphia dan sebagian besar di Italia, ia dianggap sebagai pemain basket SMA terbaik di AS ketika dirinya masih bersekolah di Lower Merion High School di Pennsylvania. Putra mantan pemain NBA, Joe Bryant, ia mengikuti NBA Draft 1996 dan dipilih oleh Charlotte Hornets pada urutan ke-13. Hornets kemudian melakukan trade dan Kobe pindah ke Lakers. Sebagai rookie, Bryant mendapatkan reputasi sebagai high-flyer setelah memenangkan Slam Dunk Contest tahun 1997, dan dinobatkan sebagai All-Star pada musim keduanya. Meskipun adanya perselisihan dengan rekannya Shaquille O'Neal, mereka membawa Lakers merengkuh tiga gelar juara NBA beruntun sejak tahun 2000 hingga 2002. Pada tahun 2003, Bryant dituduh melakukan pelecehan seksual,[7] sebelum tuntutan pidana dibatalkan setelah sang penuduh menolak untuk bersaksi. Gugatan perdata kemudian diselesaikan di luar pengadilan. Bryant membantah tuduhan pelecehan tetapi mengaku mengalami keintiman seksual dan kemudian mengeluarkan permintaan maaf secara publik.
Setelah Lakers kalah pada pertandingan Final NBA 2004, O'Neal di-trade ke Miami Heat dan Bryant menjadi pemain kunci bagi Lakers. Ia mencetak skor terbanyak di NBA selama musim 2005–2006 dan 2006–2007. Pada tahun 2006, ia mencetak 81 poin yang merupakan capaian tertinggi sepanjang kariernya—poin terbanyak kedua yang dicetak dalam satu game dalam sejarah NBA, tepat di belakang Wilt Chamberlain yang mencetak 100 poin pada tahun 1962. Bryant membawa Lakers merebut dua gelar juara beruntun pada tahun 2009 dan 2010, dan mendapatkan penghargaan NBA Finals MVP pada dua kali final tersebut. Ia terus menjadi salah satu pemain top di liga hingga tahun 2013, ketika ia menderita robek tendon Achilles pada usia 34 tahun. Meskipun dirinya pulih dari cedera itu, ia menderita cedera akhir musim pada bagian lutut dan bahunya dalam dua musim berikutnya. Mengakui bahwa kondisi fisiknya mulai menurun, Bryant pensiun setelah musim 2015–2016.
Ia menjadi pencetak skor terbanyak sepanjang masa dalam sejarah Lakers. Bryant adalah guard pertama dalam sejarah NBA yang bermain selama setidaknya 20 musim. Penampilannya sebagai All-Star sebanyak 18 kali merupakan yang terbanyak kedua sepanjang masa, dan juga merupakan rekor penampilan secara beruntun terbanyak sebagai starter. Raihan empat NBA All-Star Game MVP menyamai Bob Pettit sebagai terbanyak dalam sejarah NBA. Ia memberi dirinya julukan "Black Mamba" pada pertengahan tahun 2000-an, dan julukan tersebut diadopsi secara luas oleh masyarakat umum. Pada Olimpiade Musim Panas 2008 dan 2012, ia memenangkan medali emas sebagai anggota tim nasional AS. Pada tahun 2018, Bryant memenangkan Academy Award untuk Film Pendek Animasi Terbaik untuk filmnya yang berjudul Dear Basketball.[8]
Bryant meninggal, bersama putrinya Gianna dan tujuh lainnya, dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California.[9] Sejumlah tribut dan memorial kemudian diberikan, termasuk mengganti Penghargaan All-Star MVP untuk menghormatinya.
Kehidupan awal
Bryant lahir di Philadelphia,[10] sebagai anak bungsu dari 3 bersaudara dan satu-satunya putra dari mantan pemain NBA Joe Bryant dan Pamela Cox Bryant. Ia juga merupakan keponakan bagian ibu dari pemain NBA John "Chubby" Cox.[11] Orang tuanya menamainya setelah daging sapi terkenal di Kobe, Japan, yang mereka lihat di menu restoran.[12][13] Nama tengahnya, Bean, berasal dari julukan ayahnya "Jellybean."[14] Keluarga Bryant beragama Catholic dan ia dibesarkan dengan iman ini.[15][16][17]
Bryant mulai bermain basket sejak umur tiga tahun,[18] dan Lakers adalah tim favoritnya sejak kecil.[19] Ketika Bryant berumur enam tahun, ayahnya pensiun dari NBA dan memindahkan keluarganya ke Rieti di Italia untuk tetap bermain basket profesional.[20][21] Setelah 2 tahun, mereka pertama pindah ke Reggio Calabria, kemudian ke Pistoia dan Reggio Emilia. Kobe menjadi terbiasa dengan gaya hidup barunya dan belajar untuk berbahasa Italia secara fasih.[22] Ia sangat menyukai Reggio Emilia, yang ia anggap sebagai tempat yang menyenangkan dan dimana beberapa ingatan masa kecil terbaiknya dibuat di sana.[23][24] Bryant mulai serius bermain basket ketika tinggal di Reggio Emilia.[25][26] Kakek Bryant mengirimkan video game NBA untuk dipelajari Bryant.[27] Sumber inspirasi lainnya adalah film animasi Eropa tentang olahraga, dimana ia belajar lebih banyak tentang basket.[28] Ia juga belajar sepak bola dan tim sepak bola favoritnya adalah A.C. Milan.[29][30] Ketika musim panas, Bryant kembali ke Amerika Serikat untuk bermain di liga basket musim panas.[31] Ketika Bryant berusia 13 tahun, ia dan keluarganya pindah kembali ke Philadelphia, dimana ia mendaftar di kelas delapan di Bala Cynwyd Middle School.[22][32]
Masa SMA
Bryant mendapat perhatian nasional saat karier SMA-nya yang spektakuler di Lower Merion High School di Ardmore, berlokasi di pinggiran Lower Merion di Philadelphia. Ia bermain tim basket universitas sebagai freshman.[33] Bryant menjadi freshman pertama dalam beberapa dekade untuk bermain di tim universitas Lower Merion sebagai starter, namun tim selesai dengan rekor 4–20.[33][34] 3 tahun berikutnya, Aces mengumpulkan rekor 77–13 record, dengan Bryant bermain di semua 5 posisi.[33] Ketika tahun juniornya, ia rata-rata mencetak 31.1 point, 10.4 rebound, 5.2 assist, 3.8 block dan 2.3 steal[35] dan dinobati sebagai Pennsylvania Player of the Year serta mendapat nominasi fourth-team Parade All-American,[36][37] menarik perhatian dari beberapa pemantau dari kampus.[36]Duke, Michigan, North Carolina dan Villanova berada di atas daftarnya. Namun, setelah Kevin Garnett dipilih di putaran pertama Draft NBA 1995, Bryant juga memikiran untuk langsung menjadi pemain pro.[36]
Di ABCD CampAdidas, Bryant meraih penghargaan MVP senior tahun 1995[38] ketika bermain dengan calon rekan setimnya di NBA Lamar Odom.[39] Selama di SMA, pelatih 76ers John Lucas mengundang Bryant untuk work out dan scrimmage dengan tim, dimana ia bermain one-on-one dengan Jerry Stackhouse.[40] Pada tahun seniornya, Bryant memimpin Aces ke kejuaraan negara bagian pertama mereka dalam 53 tahun. Selama itu, ia rata-rata mencetak 30.8 point, 12 rebound, 6.5 assist, 4 steal, dan 3.8 block, memimpin Aces ke rekor 31–3.[41] Bryant mengakhir karier SMAnya sebagai pencetak point tertinggi di Southeastern Pennsylvania dengan 2,883 point, melampaui Wilt Chamberlain dan Lionel Simmons.[42]
Bryant menerima sejumlah penghargaan atas performa luar biasanya pada tahun senior di Lower Merion. Ini termasuk dinamai sebagai Naismith High School Player of the Year, Gatorade Men's National Basketball Player of the Year, McDonald's All-American, first-team Parade All-American dan pemain All-USA First Team USA Today.[43][44] Pelatih universitas Bryant, Greg Downer, mengomentari bahwa ia adalah "pemain komplit yang mendominasi" dan memuji etos kerjanya, bahkan sebagai pemain top tim.[41][45] Tahun 1996, Bryant mengajak penyanyi R&BBrandy ke prom seniornya.[46] Akhirnya, Bryant yang berumur 17 tahun membuat keputusan untuk langsung bermain di NBA, menjadi hanya pemain keenam dalam sejarah NBA yang melakukannya.[33] Berita ini mendapat banyak perhatian saat itu, karena jarang ada pemain dari SMA langsung bermain di NBA (Garnett satu-satunya pengecualian dalam 20 tahun).[33] Keahlian basketnya dan skor SAT senilai 1080 dapat memastikan ke kuliah manapun yang ia pilih,[12][47] namun ia tidak secara resmi mengunjungi kampus manapun.[45] Tahun 2012, Bryant diberi penghargaan sebagai salah satu dari 35 McDonald's All-Americans Terbaik untuk performanya di SMA dan pencapaian lainnya di kemudian hari.[48]
Karier Profesional
NBA Draft 1996
"Jika kamu menutup matamu dan bepikir sebentar, kamu mungkin berpikir kamu melihat Michael Jordan. Ia melakukan semuanya dengan baik -- lebih dari baik. Ia luar biasa dengan apa yang dilakukannya. Dan kemudian kami mengomentari, seingat saya, tentang betapa miripnya ia dengan Michael."
— Manajer umum Celtics Jan Volk on Kobe Bryant tentang Kobe Bryant pada pre-draft workout tahun 1996.[49]
Sebelum NBA Draft 1996, Bryant berlatih di Los Angeles, dimana ia bertanding melawan mantan pemain Lakers Larry Drew dan Michael Cooper dan, menurut manager Lakers saat itu, Jerry West, "ia melangkahi orang-orang ini".[50]
Lakers berniat untuk menukar center mereka Vlade Divac untuk hak draft pemain untuk membebaskan ruang salary cap untuk mendatangkan center Shaquille O'Neal. Bill Branch, kepala scoutCharlotte Hornets saat itu, mengatakan bahwa Hornets setuju untuk menukar pilihan No. 13 mereka ke Lakers sehari sebelum draft. Sebelum perjanjian itu, Hornets tidak pernah berpikir untuk memilih Bryant. Ketika draft, Laker memberitahu Hornets tentang siapa yang akan dipilih beberapa menit sebelum membuat pilihan.[51] Bryant adalah guard pertama yang dipilih langsung dari SMA. Setelah draft, trade ini dalam bahaya ketika Divac mengancam untuk pensiun daripada ditukar oleh Lakers. Namun, pada 30 Juni, Divac mengalah dan trade tersebut dibuat final pada 9 Juli, 1996, ketika off-season moratorium NBA berakhir.[52] Sejak Bryant masih berumur 17 tahun saat itu, orang tuanya harus ikut menandatangani kontraknya dengan Lakers hingga ia bisa menandatangani kontraknya sendiri ketika ia berusia 18 tahun sebelum musim dimulai.[53] Bryant menandatangani 3 tahun kontrak rookie sejumlah $3.5 juta.[54]
Menyesuaikan diri dengan NBA (1996-1999)
Bryant memulai debutnya di Summer Pro League di Long Beach, California, mencetak 25 point di depan penonton dalam ruangan hanya-berdiri. Defender kesulitan untuk menjaganya, dan performanya membuat West dan pelatih Lakers Del Harris terkesan.[55] Ia mencetak 36 point di finale dan selesai dengan rata-rata 24.5 point dan 5.3 rebounds dalam 4 game.[56] Sebagai rookie musim 1996–97, Bryant lebih banyak keluar dari bangku cadangan menggantikan guard Eddie Jones dan Nick Van Exel.[57] Saat itu ia menjadi pemain termuda yang bermain di NBA (18 tahun, 72 hari; rekor yang kemudian dipecahkan oleh Jermaine O'Neal dan mantan rekan setimnya Andrew Bynum), dan menjadi starter termuda NBA (18 tahun, 158 hari).[58][59] Awalnya, Bryant bermain dengan menit yang terbatas, namun seiring musim berlanjut, ia mulai melihat waktu bermain yang lebih banyak.
Lakers melaju ke semifinal Western Conference di playoff melawan Utah Jazz, saat Bryant dipaksa menjadi peran utama di akhir Game 5. Byron Scott melewatkan game ini karena pergelangan tangannya terkilir, Robert Horry dikeluarkan karena berkelahi dengan Jeff Hornacek dari Utah, dan Shaquille O'Neal keluar karena pelanggaran dengan 1:46 tersisa di kuarter keempat. Bryant menembak empat air balls pada akhir pertandingan; Jazz menang 98–93 di overtime untuk memulangkan Lakers 4–1. Ia pertama gagal mencetak jump shot 2-point untuk kemenangan Lakers di kuarter keempat, kemudian 3 three-point meleset di overtime, termasuk 2 tembakan penyama skor di menit terakhir.[62] O'Neal berkomentar bahwa "[Bryant] adalah satu-satunya orang yang mempunyai keberanian untuk mengambil tembakan seperti itu."[63]
Di musim kedua Bryant, ia mendapat lebih banyak menit bermain dan mulai menunjukkan kemampuannya sebagai guard muda berbakat. Sebagai hasilnya point rata-rata Bryant lebih dari dua kali lipat, dari 7.6 ke 15.4 point per game.[64] Bryant lalu banyak bermain ketika Lakers "bermain kecil", di mana Bryant bermain small forward bersama guard yang biasanya ia gantikan.[65] Bryant merupakan runner-up penghargaan NBA's Sixth Man of the Year,[66] dan melalui voting fans, ia juga menjadi starterNBA All-Star termuda dalam sejarah NBA.[67] Ia bergabung dengan rekan setimnya O'Neal, Van Exel, dan Jones, menjadi pertama kalinya sejak 1983 4 pemain dari tim yang sama dipilih untuk bermain di All-Star Game yang sama. 15.4 point Bryant merupakan yang tertinggi di antara non-starter musim itu.[68]
Musim 1998–99 menandakan munculnya Bryant sebagai guard premier di NBA. Dengan guard starter Van Exel and Jones ditukar, Bryant bermain sebagi starter di semua game untuk musim lockout yang dipendekkan menjadi 50 game. Ketika musim masih belangsung, Bryant menandatangani perpanjangan kontrak 6 tahun senilai $70 juta.[68] Ini membuatnya tetap di Lakers hingga akhir musim 2003-04. Bahkan di masa awal kariernya, wartawan olahraga membandingkan keahliannya dengan Michael Jordan dan Magic Johnson.[53][69][70] Namun hasil playoff tidak lebih baik, dengan Lakers disapu oleh San Antonio Spurs di semifinal Western Conference.[71]
Three-Peat (1999-2002)
Keberuntungan Bryant bertambah ketika Phil Jackson mengambil posisi pelatih Lakers tahun 1999.[72] Setelah peningkatan yang stabil seiring berjalannya tahun, Braynt menjadi salah satu shooting guards premier di NBA, mendapat penghargaan tim All-NBA,[73] All-Star, dan All-Defensive.[74] Lakers menjadi pesain juara dengan kombinasi center-guard Bryant dan O'Neal sebagai kuncinya. Jackson memanfaatkan triangle offense yang ia implementasikan untuk memenangkan 6 kejuaraan dengan Chicago Bulls; serangan ini membantu Bryant dan O'Neal naik ke kelas elit NBA. 3 kejuaraan dimenangkan secara beruntun pada tahun 2000, 2001, dan 2002, memperkuat pandangan ini lebih jauh.[75]
Bryant absen selama 6 minggu sebelum dimulainya musim 1999–2000 karena cedera tangan yang ia derita ketika game pramusim melawan Washington Wizards.[76] Ketika Bryant kembali dan bermain lebih dari 38 menit per game, ia meningkat di semua kategori statistik musim 1999-2000. Ini termasuk memmpin tim dalam assist per game dan steal per game. Duet O'Neal dan Bryant didukung oleh cadangan yang kuat memimpin Lakers memenangkan 67 game, menyamai tim ke-5 terbanyak dalam sejarah NBA. Diikuti dengan O'Neal memenangkan MVP dan Bryant dinamai All-NBA Second Team dan All-NBA Defensive Team untuk pertama kalinya dalam kariernya (pemain termuda yang mendapat penghargaan All-Defensive).[77] Saat menjadi pendamping O'Neal di playoff, Bryant mempunyai beberapa performa clutch, termasuk 25-point, 11-rebound, 7-assist, 4-block game di Game 7 Final Western Conference melawan Portland Trail Blazers.[78] Ia juga memberikan alley-oop pass ke O'Neal untuk mengunci game dan series. Di Final NBA 2000, melawan Indiana Pacers, Bryant mengalami cedera di pergelangan kakinya di kuarter kedua Game 2 setelah mendarat di kaki Jalen Rose dari Pacers. Rose kemudian mengakui ia meletakkan kakinya di bawah Bryant dengan sengaja.[79][80] Bryant tidak kembali ke game, dan melewatkan game 3 karena cedera. Di Game 4, Bryant mencetak 22 points di babak kedua dan memimpin tim menang di OT saat O'Neal dikeluarkan dari pertandingan. Bryant menembak point terakhir untuk membuat Lakers unggul 120–118.[81] Dengan kemenangan 116–111 di Game 6, Lakers memenangkan kejuaraan pertama mereka sejak 1988.[82]
Secara statistik, musim 2000–01 melihat Bryant tampil sama dengan tahun sebelumnya, dengan rata-rata naik 6 point per game (28.5). Itu juga tahun ketika perselisihan antara Bryant dan O'Neal mulai muncul ke permukaan.[83] Sekali lagi, Bryant memimpin tim dalam hal assist, dengan lima assist per game. Lakers, bagaimanapun, hanya memenangkan 56 game, penurunan 11 game dari tahun sebelumya. Lakers kemudian merespon dengan 15–1 di playoff. Mereka dengan mudah menyapu Portland Trail Blazers di babak pertama. Di semifinal, Lakers menyapu Sacramento Kings. Di Game 4 melawan Kings, Bryant mencatat 48 point, 16 rebound dan 3 assist dalam game kemenangan pengunci-series 119–113 .[84] Mereka menyapu San Antonio Spurs di Final Conference untuk melaju ke Final, sebelum sebelum kalah di overtime game 1 melawan Philadelphia 76ers. Mereka kemudian memenangkan 4 game berikutnya dan membawa kejuaraan kedua mereka ke Los Angeles dalam beberapa musim. Selama playoff, Bryant banyak bermain yang menyebabkan statistiknya meningkat menjadi 29.4 point, 7.3 rebound, dan 6.1 assist per game. Dalam playoff, rekan setimnya O'Neal menyatakan Bryant sebagai pemain terbaik di NBA.[41] Bryant kemudian mendapat All-NBA Second Team dan All-NBA Defensive Team untuk tahun kedua beruntun. Selain itu, ia juga terpilih sebagai starter untuk NBA All-Star Game untuk tahun ketiga beruntun (tidak ada game tahun 1999).
Pada musim 2001–02, Bryant memainkan 80 pertandingan untuk pertama kalinya dalam karirnya. Pada 14 Januari 2002, Bryant mencatat 56 point, tertinggi dalam kariernya, to go along with five rebounds and four assists in a 120–81 bersama dengan lima rebound dan empat assist dalam kemenangan 120-81 atas Memphis Grizzlies.[85] Dia melanjutkan permainannya dengan rata-rata 25.2 point, 5.5 rebound, dan 5.5 assist per game. Bryant juga mencatatkan 46.9% shooting, tertinggi dalam kariernya dan sekali lagi memimpin timnya dalam assist. Ia mengklaim All-Star MVP pertamanya setelah penampilan 31 point di Philadelphia ketika dia dicemooh dengan keras oleh para penggemar seperti yang mereka lakukan sepanjang pertandingan, yang berasal dari komentarnya sebelumnya kepada seorang pencemooh 76ers selama Final bahwa Lakers "akan menghancurkan hatimu".[86][87] Saat masuk ke All-NBA Defensive Team lagi, Bryant juga dinobatkan sebagai All-NBA First Team untuk pertama kalinya dalam karirnya. Lakers memenangkan 58 pertandingan tahun itu dan menempati posisi kedua di Divisi Pacific di belakang rival Sacramento Kings. Bryant diskors satu pertandingan setelah dia meninju Reggie Miller dari Indiana Pacers setelah kemenangan Lakers pada 1 Maret 2002 atas Pacers.[88][89]
Jalan menuju Final ini terbukti jauh lebih sulit daripada rekor yang Lakers nikmati di tahun sebelumnya. prove a lot tougher than the record run the Lakers had enjoyed the previous year. Sementara Lakers menyapu Blazers dan mengalahkan Spurs 4–1 di dua putaran pertama playoff, Lakers tidak memiliki keunggulan sebagai tuan rumah melawan Sacramento Kings. Series ini berlanjut hingga 7 game, pertama kali ini terjadi pada Lakers sejak Final Western Conference 2000. Namun, Lakers mampu mengalahkan rival divisi mereka dan membuat penampilan NBA Finals ketiga berturut-turut. Di NBA Finals 2002, melawan New Jersey Nets, Bryant mencetak rata-rata 26.8 points, 51.4% shooting, 5.8 rebound, 5.3 assist per game, termasuk mencetak seperempat point tim.[90] Pada usia 23, Bryant menjadi pemain termuda yang memenangkan tiga kejuaraan.[90] Permainan Bryant diketahui dan dipuji karena penampilannya di kuarter keempat pertandingan, khususnya dua putaran terakhir babak playoff.[90][91] Ini memperkuat reputasi Bryant sebagai "clutch player".
Gagal menemui ekspektasi (2002–2004)
Pada game pertama musim 2002–03, Bryant mencatat 27 point, 10 rebound, 5 assist dan 4 steal dalam kekalahan 87-82 dari Spurs.[92] Pada 1 November, Bryant mencatat triple-double 33 poin, 15 rebound, dan 12 assist dalam kemenangan 108-93 atas LA Clippers.[93] Ia juga membuat rekor NBA untuk three-pointers dalam 1 game pada 7 Januari 2003, ketika dia memasukkan 12 3-pointer melawan Seattle SuperSonics.[94] Bryant mencetak rata-rata 30 point per game dan memulai rekor bersejarah, membukukan 40 poin atau lebih dalam sembilan game berturut-turut dengan rata-rata 40.6 di seluruh bulan Februari. Selain itu, ia mencatat 6.9 rebound, 5.9 assist, and 2.2 steal per game, semua tertinggi dalam karier sampai saat itu.[13] Bryant sekali lagi terpilih sebagai All-NBA dan All-Defensive First Teams,[13] dan berada di tempat ketiga dalam voting untuk penghargaan MVP. Setelah menyelesaikan 50-32 di musim reguler, Lakers menggelepar di playoff dan kalah di semifinal Western Conference dalam 6 game dari yang kemudian menjadi juara NBA San Antonio Spurs.[95]
Di musim berikutnya, Lakers mampu mendapatkan NBA All-Star Karl Malone dan Gary Payton dalam usaha kembali menjuarai NBA.[96] Bryant ditangkap karena pelecehan seksual sebelum musim dimulai.[97] Hal ini menyebabkan Bryant melewatkan beberapa pertandingan karena kehadirannya di pengadilan atau menghadiri pengadilan di awal hari dan pergi untuk bermain game di hari yang sama.[98] Di game terakhir musim reguler, Lakers bermain melawan Portland Trail Blazers. Bryant membuat dua buzzer-beater untuk memenangkan pertandingan dan gelar Divisi Pacific. Di akhir kuarter keempat, Bryant mencetak 3-pointer dengan 1.1 detik lagi untuk masuk ke OT.[99] Pertandingan berlanjut hingga overtime kedua, dimana Bryant kembali mencetak 3-pointer sebelum waktu habis untuk mengangkat Lakers melewati Blazers 105–104.[99]
Dengan starting lineup O'Neal, Malone, Payton, dan Bryant, Lakers mampu mencapai NBA Finals.[100] Namun, mereka dikalahkan dalam 5 game oleh Detroit Pistons, yang memenangkan kejuaraan pertama mereka sejak 1990.[101] Dalam seri itu, Bryant rata-rata mencetak 22.6 point per game dan 4.4 assist sementara menembak 35.1% dari lapangan.[102] Kontrak Jackson sebagai pelatih tidak diperbarui, dan Rudy Tomjanovich mengambil alih.[103] O'Neal ditukar ke Miami Heat untuk Lamar Odom, Caron Butler, dan Brian Grant.[104] Hari berikutnya, Bryant menolak tawaran untuk menandatangani kontrak dengan Los Angeles Clippers dan menandatangani kembali dengan Lakers dengan kontrak tujuh tahun.[105]
Mencetak rekor dan kekecewaan playoff (2004-2007)
Bryant selalu diawasi dan dikritik selama musim 2004–05 dengan reputasinya di ambang kehancuran setelah apa yang terjadi tahun sebelumnya. Salvo yang cukup merusak datang ketika Jackson menulis The Last Season: A Team in Search of Its Soul. Buku tersebut menjelaskan musim 2003–04 yang penuh gejolak dan mempunyai beberapa kritik terhadap Bryant. Dalam bukunya, Jackson menyebut Bryant "tidak bisa dilatih".[106] Pertengahan musim, Tomjanovich tiba-tiba mengundurkan diri sebagai pelatih Lakers, dengan alasan masalah kesehatan dan kelelahan yang berulang.[107] Tanpa Tomjanovich, kepengurusan sisa musim Lakers jatuh ke tangan asisten karier pelatih Frank Hamblen.[108] Bryant pencetak menjadi pencetak point terbanyak kedua di NBA dengan 27.6 point per game, namun ia but dikelilingi oleh pemain pendukung di bawah standar, dan Lakers mencatatkan rekor 34-48 dan melewatkan babak playoff untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.[109] Tahun tersebut menandakan penurunan status keseluruhan Bryant di NBA, karena ia tidak masuk NBA All-Defensive Team dan juga diturunkan ke All-NBA Third Team.[110] Selama musim itu, Bryant juga terlibat dalam perseteruan publik dengan Malone dan Ray Allen.[111][112]
Musim 2005–06 menandakan perubahan dalam karier basket bryant. Terlepas dengan perselisihan masa lalu dengan Bryant, Jackson kembali untuk melatih Lakers.[113] Bryant mendukung langkah itu, dan secara keseluruhan, terlihat dua pria itu bekerja sama dengan baik untuk kedua kalinya, memimpin Lakers kembali ke playoff. Prestasi penilaian individu Bryant yang ia catat menghasilkan musim statistik terbaik dalam karirnya. Pada 20 Desember 2005, Bryant mencetak 62 poin dalam tiga kuarter melawan Dallas Mavericks. Memasuki kuarter keempat, Bryant mengungguli seluruh tim Mavericks 62–61, satu-satunya saat seorang pemain melakukan ini melalui tiga kuarter sejak diperkenalkannya shot clock.[114] Ketika Lakers menghadapi Miami Heat pada 16 Januari 2006, Bryant dan Shaquille O'Neal menjadi berita utama dengan melakukan jabat tangan dan pelukan sebelum pertandingan, menandakan perubahan dalam perseteruan yang telah bercokol di antara mereka.[115][116] Sebulan kemudian, di NBA All-Star Game 2006, keduanya terlihat tertawa bersama.[117]
Pada 22 Januari 2006, Bryant mencetak 81 poin tertinggi dalam kariernya dalam kemenangan 122-104 melawan Toronto Raptors.[118] Selain memecahkan rekor tim sebelumnya, 71 point, dibuat oleh Elgin Baylor, permainan 81 point Bryant adalah total poin tertinggi kedua dalam sejarah NBA, hanya dilampaui oleh permainan 100 point Chamberlain tahun 1962.[119] Sementara Chamberlain diberi umpan berulang kali oleh rekan setimnya untuk tembakan dalam kemenangan yang besar, Bryant menciptakan tembakannya sendiri—kebanyakan dari luar—dalam game dimana Lakers tertinggal 14 point dalam paruh babak dan tidak bisa menjauh hingga kuarter keempat.[120][121] Chamberlain, bermain di era dimana game berjalan lebih cepat dan peluang mencetak point lebih banyak,[121][122] menyumbang 59 persen dari poin timnya dalam kemenangan 169–147 Philadelphia, dibandingkan dengan Bryant yang mencetak 66 persen dari 122 point Lakers.[123][124] Pada bulan yang sama, Bryant juga menjadi pemain pertama sejak 1964 yang mencetak 45 poin atau lebih dalam empat pertandingan berturut-turut, bergabung dengan Chamberlain dan Baylor sebagai satu-satunya pemain yang melakukannya.[125] Untuk bulan Januari, Bryant mencatat rata-rata 43,4 point per game,[126] rata-rata skor bulan tunggal kedelapan tertinggi dalam sejarah NBA dan tertinggi untuk semua pemain selain Chamberlain.[127] Pada akhir musim 2005-06, Bryant membuat rekor franchise satu musim Lakers untuk permainan 40 point terbanyak (27) dan point terbanyak (2.832).[128] Dia memenangkan gelar pencetak point NBA untuk pertama kalinya dengan rata-rata 35,4 poin per game, menjadi pemain kelima dalam sejarah NBA yang mencetak rata-rata minimal 35 point dalam 1 musim.[b] Bryant menempati posisi keempat dalam voting untuk penghargaan NBA Most Valuable Player 2006 tetapi menerima 22 suara tempat pertama—kedua setelah pemenang Steve Nash.[131]
Kemudian di musim itu, dilaporkan bahwa Bryant akan mengubah nomor punggungnya dari 8 menjadi 24 pada awal musim 2006–07. Nomor SMA pertama Bryant adalah 24 sebelum dia beralih ke 33.[132][133] Setelah musim Lakers berakhir, Bryant mengatakan di TNT bahwa dia menginginkan 24 sebagai rookie, tetapi tidak tersedia karena dikenakan oleh George McCloud, sama dengan 33, yang dipensiunkan dengan Kareem Abdul-Jabbar. Bryant mengenakan 143 di kamp Adidas ABCD dan memilih 8 dengan menambahkan angka-angka itu.[133] Di babak pertama playoff, Lakers bermain cukup baik untuk mencapai keunggulan seri 3-1 atas Phoenix Suns, yang berpuncak pada tembakan overtime-forcing dan game-winner dari Bryant di Game 4. Mereka hanya 6 detik lagi untuk menyingkirkan unggulan kedua Suns di Game 6, namun mereka kalah 126–118 di overtime.[134] Terlepas dari 27,9 poin Bryant per game dalam seri, Lakers mogok dan akhirnya kalah dari Suns dalam 7 game.[134] Setelah mencetak 50 poin pada 20 dari 35 tembakan dalam kekalahan Game 6, Bryant dikritik karena hanya melakukan tiga tembakan di paruh kedua dari kekalahan 121–90 Game 7 dari Phoenix.[135][136]
Selama musim 2006–07, Bryant terpilih untuk penampilan All-Star Game kesembilannya, dan pada 18 Februari, ia mencatat 31 point, 6 assist, dan 6 steal, mendapatkan trofi MVP All-Star Game karier keduanya.[137] Selama musim itu, Bryant terlibat dalam sejumlah insiden di lapangan. Pada tanggal 28 Januari ketika mencoba untuk melakukan kontak dengan potensi game-winner jump shot, ia mengayunkan lengannya, mengenai wajah guard San Antonio SpursManu Ginóbili dengan sikunya.[138] Setelah tinjauan, Bryant diskors untuk pertandingan berikutnya di Madison Square Garden melawan New York Knicks. Dasar yang diberikan untuk suspensi adalah bahwa Bryant telah melakukan "gerakan tidak wajar" dalam mengayunkan lengannya ke belakang.[139] Kemudian, pada tanggal 6 Maret, dia sepertinya mengulangi gerakan itu, kali ini menyerang guard Minnesota TimberwolvesMarko Jarić.[138] Pada 7 Maret, NBA memberi Bryant skorsing satu pertandingan keduanya.[140] Dalam pertandingan pertamanya pada tanggal 9 Maret, dia menyikut wajah Kyle Korver yang kemudian diklasifikasikan kembali sebagai flagrant foul Tipe 1.[138]
Pada 16 Maret, Bryant mencetak 65 poin, tertinggi musim itu, dalam pertandingan kandang melawan Portland Trail Blazers, yang membantu mengakhiri 7 kekalahan beruntun Lakers. Ini adalah performa mencetak point terbaik kedua dalam 11 tahun karirnya.[141] Pertandingan berikutnya, Bryant mencatat 50 poin melawan Minnesota Timberwolves,[142] setelah itu ia mencetak 60 poin dalam kemenangan tandang melawan Memphis Grizzlies—menjadi Laker kedua yang mencetak 50 point lebih dalam 3 game, prestasi yang belum pernah dilihat sejak Jordan melakukannya tahun 1987.[143] Satu-satunya Laker lain yang melakukannya adalah Baylor, yang juga mencetak 50+ dalam tiga game berturut-turut pada Desember 1962.[143] Pada hari berikutnya, dalam pertandingan melawan New Orleans/Oklahoma City Hornets, membuatnya menjadi pemain kedua dalam sejarah NBA yang memiliki empat pertandingan 50 poin berturut-turut di belakang Chamberlain, yang meraihnya dua kali dengan catatan beruntun lima dan tujuh.[144] Bryant menyelesaikan tahun itu dengan total sepuluh game dengan 50+ point, hanya dilampaui oleh Chamberlain.[c] Bryant juga memenangkan gelar kedua berturut-turut mencetak point musim itu.[145] Sepanjang musim 2006-07, jerseynya menjadi jersey NBA terlaris di Amerika Serikat dan China.[146] Sejumlah jurnalis mengaitkan peningkatan penjualan dengan nomor baru Bryant, serta performa All-Starnya yang berkelanjutan di lapangan.[147][148] Pada Playoff NBA 2007, Lakers sekali lagi tersingkir di babak pertama oleh Phoenix Suns, 4–1.[149]
Kembali Juara (2007-2010)
Pada 27 Mei, 2007, ESPN melaporkan bahwa Bryant ingin ditukar jika Jerry West tidak kembali ke tim. Bryant lalu mengkonfirmasi keinginannya untuk kembalinya West ke tim, tetapi menolak bahwa ia ingin ditukar jika tidak terjadi. Tapi, 3 hari kemudian, di program radio Stephen A. Smith, Bryant mengungkapkan kemarahan kepada "orang dalam" Lakers yang mengklaim bahwa Bryant bertanggung jawab terhadap perginya Shaquille O'Neal dari tim, dan menyatakan kepada publik, "Aku ingin ditukar." Tiga jam setelah pernyataan itu, Bryant menyatakan di interview lain bahwa setelah berbicara dengan kepala pelatih Jackson, ia telah memikirkan keputusannya dan membatalkan keinginannya untuk ditukar. Bryant lalu terlihat di video amatir yang terkenal, mengatakan bahwa center Andrew Bynum harusnya ditukar dengan All-Star Jason Kidd.
Pada 23 Desember, 2007, Bryant menjadi pemain termuda (29 tahun, 122 hari) yang mencapai 20.000 poin, dalam game melawan New York Knicks, di Madison Square Garden. Rekor ini lalu dipecahkan oleh LeBron James. Meskipun jari kecil di tangan menembaknya cedera, dijelaskan sebagai "robeknya radial ligamen kolateral, fraktur avulsi, dan cedera volar plate pada sendi MCP" yang terjadi di game pada 5 Februari, 2008, Bryant memainkan semua 82 game pada musim reguler daripada memilih untuk operasi. Terkait dengan cederanya, ia menyatakan, "Aku lebih memilih menunda prosedur operasi apapun hingga musim Lakers selesai, dan setelah Game Olimpiade musim panas ini. Tapi, ini adalah cedera yang akan aku dan pada staf medis Lakers lihat dalam basis harian." Di awal September 2008, Bryant memutuskan tidak melakukan operasi untuk memperbaiki cederanya.
Dibantu oleh penandatanganan kontrak dari All-Star Spanyol Pau Gasol, Bryant memimpin timnya dengan rekor terbaik di Western Conference, 57-25. Lakers menyapu Nuggets di ronde pertama dan pada 6 Mei 2008, Bryant secara resmi diumumkan sebagai MVP liga. Ia berkata, "Ini adalah perjalanan yang panjang. Aku bangga sekali mewakili organisasi ini, mewakili kota ini." West, yang bertanggung jawab membawa Bryant ke Lakers, juga ada dalam konferensi pers untuk melihat Bryant menerima trofi dari komisaris NBA David Stern. Ia menyatakan, "Kobe pantas menerimanya. Ia baru saja mengalami musim yang bagus. Tidak mengejutkanku sedikit pun." Sebagai tambahan, Bryant satu-satunya pemain yang dipilih semua vote untuk masuk All-NBA Team secara langsung pada 8 Mei, 2008, ke-3 beruntun dan ke-6 sepanjang kariernya. Ia lalu memimpin NBA All-Defensive First Team bersama Kevin Garnett, menerima 52 poin secara keseluruhan termasuk 24 setuju di tempat pertama, menerima seleksi ke-delapannya.
Lakers menutup musim 2007/08 dengan rekor 57-25, finis pertama di Western Conference dan menyiapkan diri untuk ronde pertama melawan Nuggets. Di Game 1, Bryant, yang mengatakan dirinya menjadi umpan pada sebagian besar game, mencetak 18 dari 32 poinnya dalam 8 menit terakhir untuk menjaga Los Angeles aman. Mereka membuat Denver menjadi tim pertama dengan 50 kemenangan yang tersapu sejak Memphis Grizzlies kalah melawan San Antonio Spurs pada 2004. Game pertama ronde berikutnya melawan Jazz, Bryant mencetak 38 poin dengan Lakers mengalahkan Jazz di Game 1. Lakers menang di game 2, namun kalah di Game 3 & 4, meskipun Bryant mencetak 33.5 poin per game. Lakers memenangi 2 game berikutnya untuk memenangi semifinal. Ini membuat mereka melawan San Antonio Spurs di Western Conference Finals. Lakers mengalahkan Spurs dalam 5 game, mengirim mereka ke Finals melawan Boston Celtics. Ini menandakan NBA Finals ke-5 untuk Bryant dan yang pertama tanpa O'Neal. Lakers kalah melawan Celtics dalam 6 game.
Pada musim 2008/09, Lakers memenangi 7 game pertama mereka. Bryant memimpin rekor Lakers untuk start terbagus dalam 1 musim, 17-2, dan pada pertengahan Desember, mereka mencetak rekor 21-3. Ia dipilih sebagai starter di All-Star Game untuk ke-11 kalinya secara beruntun, dan dinamai Pemain Western Conference Bulan Ini pada Desember dan Januari sebagai tambahan dengan Pemain Western Conference Minggu Ini sebanyak 3 kali. Dalam game melawan Knicks pada 2 Februari 2009, Bryant mencetak 61 poin, mencetak rekor sebagai poin terbanyak di Madison Square Garden. Pada NBA All-Star Game 2009, Bryant yang mencetak 27 poin, 4 assist, 4 rebound, dan 4 steal, diberi penghargaan sebagai MVP All-Star berbarengan dengan mantan rekan setimnya O'Neal. Lakers finis dengan rekor terbaik di Western Conference (65-17). Bryant berada di tempat ke-2 MVP setelah LeBron James, dan dipilih All-NBA First Team dan All-Defensive First Team yang ke-7 kalinya sepanjang kariernya.
Di playoff, Lakers mengalahkan Utah Jazz dalam 5 game dan Houston Rockets dalam 7 game di 2 ronde pertama. Setelah mengalahkan Denver Nuggets di Western Conference Finals dalam 6 game, Lakers mendapat kunjungan ke-2 ke NBA Finals, mengalahkan Orlando Magic dalam 5 game. Bryant memenangi NBA Finals MVP pertamanya, mencapai rata-rata 32.4 poin, 7.4 assist, 5.6 rebound, 1.4 steal, dan 1.4 block dalam seri itu. Ia menjadi pemain pertama sejak West pada NBA Finals 1969 yang mencetak rata-rata setidaknya 32.4 poin dan 7.4 assist di Finals dan yang pertama sejak Jordan mencetak rata-rata 30 poin, 5 rebound dan 5 assist untuk tim yang menang di Finals.
Ketika musim 2009/10, Bryant menembak poin kemenangan di 6 game, termasuk buzzer-beater, 1-kaki 3-pointer melawan Miami Heat pada 4 Desember, 2009. Bryant menganggap tembakan itu salah satu yang paling beruntung yang ia buat. Seminggu kemudian, Bryant mengalami avulsi fraktur di jari telunjuknya melawan Minnesota Timberwolves. Meskipun begitu, Bryant memilih untuk bermain daripada beristirahat. 5 hari kemudian, ia mencetak poin kemenangan lagi, setelah meleset di regulasi, kali ini melawan Milwaukee Bucks di overtime. Bryant juga menjadi pemain termuda (31 tahun, 151 hari) yang mencetak 25.000 poin ketika musim itu, melewati Chamberlain. Ia melanjutkan permainan clutch dominannya dengan mencetak lagi 3-pointer untuk kemenangan melawan Sacramento Kings, dan juga melawan Boston Celtics. Hari berikutnya, ia melewati West untuk menjadi pemimpin skor Lakers sepanjang masa. Setelah absen 5 game karena cedera engkel, Bryant kembali dan membuat 3-pointer clutch lagi untuk membuat Lakers memimpin dengan 1 poin melawan Memphis Grizzlies. 2 minggu kemudian, ia memcetak poin kemenangan ke-6 nya pada musim ini melawan Toronto Raptors.
Pada 2 April, 2010, Bryant menandatangani kontrak selama 3 tahun senilai $87 juta. Bryant menyelesaikan musim reguler melewatkan 4 dari 5 game terakhir, karena cedera pada lutut dan jarinya. Bryant mendapat cedera yang banyak sepanjang musim, dan hasilnya, ia melewatkan 9 game. Lakers memulai playoff sebagai unggulan pertama di Western Conference melawan Oklahoma City Thunder, mengalahkan mereka dalam 6 game. Lakers menyapu Utah Jazz di ronde kedua dan melaju ke Western Conference Finals, menghadapi Phoenix Suns. Di Game 2, Bryant menyelesaikan game dengan 13 assist, rekor karier terbaru di playoff; terbanyak untuk Lakers sejak Magic Johnson tahun 1996 (13). Lakers menang dalam 6 game untuk menjuarai Western Conference dan melaju ke NBA Finals untuk 3 musim beruntun. Dalam game ulang melawan juara tahun 2008 Boston Celtics, Bryant hanya berhasil mencetak 6 dari 24 kesempatan, memimpin Lakers kembali dari defisit 13 poin di Game 7 untuk memenangi NBA Finals; mencetak 10 dari 23 poin di quarter ke-4, dan menyelesaikan game dengan 15 rebound. Bryant memenangi juara kelimanya dan meraih MVP NBA Finals kedua secara beruntun. Ini menandai pertama kali Lakers memenangi Game 7 melawan Celtics di NBA Finals. Bryant mengatakan ini yang paling memuaskan di antara 5 kejuaraannya.
Mengejar kejuaraan ke-6 (2010-2013)
Bryant menginginkan kejuaraan keenam agar menyamai Jordan. Lakers memulai musim 2010/11 dengan menang di 8 laga pertama. Di game kesembilan melawan Denver Nuggets, Bryant menjadi pemain termuda dalam sejarah NBA yang mencetak 26.000 poin dalam kariernya. Bryant juga mencatat triple-double pertamanya sejak 21 Januari 2009. Pada 30 Januari melawan Celtics, ia menjadi pemain termuda yang mencetak 27.000 poin. Pada 1 Februari 2011, Bryant menjadi 1 dari 7 pemain yang setidaknya mencetak 25.000 poin, 5.000 rebound, dan 5.000 assist. Pada 10 Februari di Boston, Bryant mencetak 20 dari 23 poin di paruh kedua ketika Lakers mengejar defisit 15 poin hingga menang 92-86 melawan Celtics. Ini adalah kemenangan pertama Lakers melawan salah satu dari 4 tim terbaik, sebelumnya kalah 0-5 dari seluruh pertandingan dengan defisit rata-rata 11 poin. Bryant, terpilih ke-13 kalinya secara beruntun di All-Star Game setelah memimpin vote, mencetak 37 poin, 14 rebound, dan 3 steal di All-Star Game 2011 dan memenangkan MVP All-Star keempatnya, menyamai Hall of Famer Bob Pettit untuk MVP All-Star terbanyak. Ketika musim itu, Bryant berpindah dari posisi 12 ke posisi 6 dalam poin karier terbanyak NBA, melewati John Havlicek, Dominique Wilkins, Oscar Robertson, Hakeem Olajuwon, Elvin Hayes, dan Moses Malone. Bryant finis musim itu dengan rata-rata kurang dari 20 tembakan, paling sedikit sejak musim 2003/04.
Pada 13 April, 2011, NBA mendenda Bryant $100.000 untuk komentar mengandung unsur gay pada wasit Bennie Adams ketika frustasi pada game sebelumnya. The Gay & Lesbian Alliance Against Defamation memuji keputusan NBA mendenda Bryant, dan Human Rights Campaign mengatakan bahasa Bryant "aib" dan "tidak menyenangkan". Bryant menyatakan ia terbuka dengan masalah hak grup gay dan ingin mengajukan banding. Ia lalu meminta maaf. Bryant dan Lakers lainnya muncul di iklan layanan masyarakat mencela perbuatannya. Pencarian three-peat berakhir ketika mereka disapu dironde kedua playoff oleh Dallas Mavericks, yang memenangkan NBA Finals 2011.
Bryant menerima terapi eksperimental plasma kaya trombosit disebut Orthokine di Jerman untuk mengobati sakit di lutut kiri dan engkelnya, dan Mike Brown menggantikan Jackson yang pensiun menjadi pelatih Lakers diakhir musim. Bryant memulai musim bermain dengan pergelangan tangan yang cedera. 10 Januari 2012, ia mencetak 48 poin melawan Suns, yang terbanyak untuk seseorang yang bermain di musim ke-16 nya. "Tidak buruk untuk terbaik ke-7 di liga." Kata Bryant, merujuk pada ranking ESPN untuk pemain terbaik awal musim itu. Ia mencetak 40, 42, dan 42 pada 3 game berikutnya. Itu keenam kalinya ia mencetak 40 poin atau lebih di 4 game beruntun, yang hanya bisa dilewati Chamberlain (19 kali). Pada All-Star Game 2012, Bryant mencetak 27 poin, melewati Jordan sebagai pemain terbanyak yang mencetak di All-Star Game. Ia juga mengalami patah hidung dan gegar di quarter ketiga setelah foul keras dari Dwyane Wade. Pada April, Bryant melewati 7 game karena memar di tulang kering kirinya. Ia kembali 3 game sebelum musim berakhir. Di game terakhir melawan Sacramento, ia memilih untuk tidak mengejar Pencetak Poin Pertama NBA yang ketiganya, butuh 38 poin untuk melewati Kevin Durant. Lakers kalah dari Oklahoma City Thunder yang dipimpin Durant di ronde kedua, dalam 5 game.
Pada musim 2012/13, Lakers mendapat center Dwight Howard dan point guard Steve Nash. Pada 2 November, 2012, Bryant mencetak 40 poin dan 2 steal, melewati Magic Johnson (1.724) untuk steal terbanyak Lakers dalam karier. Lakers kalah pada game melawan Clippers saat itu dan mencatat rekor 0-3, pertama sejak 34 tahun dan keempat kalinya dalam sejarah Lakers. Setelah mencatat 1-4, pelatih Brown dipecat dan digantikan oleh Mike D'Antoni, yang Bryant tahu sejak kecil ketika ayah Bryant bermain bersamanya di Italia. Bryant tumbuh dekat dengan D'Antoni ketika berada di Team USA. Pada 5 Desember melawan New Orleans, Bryant menjadi pemain termuda (34 tahun, 104 hari) dalam sejarah NBA yang mencetak 30.000 poin, bergabung dengan Hall of Famers Chamberlain, Jordan, Kareem Abdul-Jabbar, dan Karl Malone sebagai 1 dari 5 pemain yang meraih pencapaian tersebut. Pada 18 Desember, dalam kemenangan 101-100 melawan Charlotte Bobcats, Bryant mencetak 30+ poin di 7 game beruntun, terpanjang setelah berumur 34 tahun; keempat terpanjang di kariernya. Rentetannya berakhir di 10 pada 28 Desember dalam kemenangan 104-87 melawan Trail Blazers, mencetak 27 poin, dan istirahat penuh di quarter keempat. Untuk membuat pertahanan yang kuat, D'Antoni mengatur Bryant untuk menjaga pemain kunci terbaik; Bryant menjaga Kyrie Irving, yang hanya mencetak 15 poin. Bryant mengakui ia lebih fokus ketika ada tantangan untuk menjaga pemain yang lebih lemah. Penjagaannya menggangu lawan dan membebaskan Nash dari perlawanan yang tidak menguntungkan.
Bryant memimpin liga dalam mencetak angka dalam 42 game pertama. Dengan start yang mengecewakan 17-25, D'Antoni membuat Bryant menjadi fasilitator serangan dan Nash berpindah menjadi penembak sasaran. 3 game berikutnya, Bryant setidaknya memiliki 10 assist di 3 kemenangan dalam 3 game, total 39 assist, terbanyak di kariernya. Ia melewati triple-double di setiap game dengan 9 rebound di 2 game dan 8 di game lainnya. 2 kemenangan penting di Maret, ia mencetak setidaknya 40 poin dan setidaknya 10 assist di 2 game beruntun, Lakers pertama yang melakukannya sejak West tahun 1970.
Dengan Lakers berjuang untuk mendapat tempat terakhir playoff di Western Conference, dengan cedera di timnya, Bryant mulai bermain hampir 48 menit per game. 10 April 2013, Bryant menjadi pemain pertama NBA yang mencetak 47 poin, 8 rebound, 5 assist, 4 block, dan 3 steal di 1 game NBA. 12 April, Bryant merobek Achilles Tendonnya melawan Golden State Warriors, mengakhiri musimnya. Cederanya disebabkan bermain 7 game beruntun dengan setidaknya 40 menit bermain. Bryant, 34 tahun, mencetak rata-rata menit bermain tertinggi (38.6) dalam 6 tahun, dan hanya rookie Portland, Damian Lillard, yang mempunyai menit bermain lebih banyak. GM Lakers Mitch Kupchak berbicara ke Bryant tentang menit bermainnya 10 hari yang lalu, namun Bryant bersikeras dengan menit bermainnya yang banyak untuk membawa Lakers ke playoff. Bryant menjalani operasi pada 13 April, dan diperkirakan ia tidak bisa bermain 6-9 bulan. Ia mengakhiri musim dengan mencetak rata-rata 27.3 poin, 46.3% keberhasilan, 5.6 rebound, dan 6 assist. Meski begitu, New York Times mengatakan kepemimpinannya dengan Lakers kembali ke playoff "mungkin yang terbaik sepanjang kariernya." 8 kali ia melewati 40 poin musim itu, 11 kali ia mencetak 10 atau lebih assist dalam perannya sebagai distributor, disebut "Magic Mamba" setelah melewati operan Magic Johnson. Assist Bryant merupakan kedua tertinggi di kariernya dan persentase keberhasilannya yang tertinggi sejak 2008/09.
Musim penuh cedera (2013–2015)
Bryant melanjutkan latihannnya pada November, setelah musim 2013/14 dimulai. 25 November, ia menandatangani 2 tahun perpanjangan kontrak dengan Lakers senilai $48.5 juta yang membuatnya pemain pertama NBA yang bertahan 20 tahun di tim yang sama. Ia tetap menjadi pemain yang paling mahal, meskipun menerima kontrak yang lebih murah; Ia dapat menerima perpanjangan mulai $32 juta. Kontraknya menjadi topik yang dipertentangkan, dengan pencela mengatakan pemain bintang harusnya mendapat uang lebih sedikit agar timnya mendapat kebebasan finansial, sementara pendukung mengatakan pemain terbesar NBA dibayar kurang dari nilai sebenarnya. Bryant lanjut bermain 8 Desember setelah 19 game pertama. 17 Desember, Bryant menyamai rekor poin satu musim tertingginya dengan 21 poin dengan kemenangan 96-92 melawan Memphis, namun terkena lateral tibial plateau di lutut kirinya yang membuatnya keluar selama 6 minggu. Ia bermain 6 game setelah cedera pada Achillesnya, termasuk di point guard ketika Nash, Steve Blake, dan Jordan Farmar cedera. Bryant mencetak rata-rata 13.8 poin, 6.3 assist, dan 4.3 rebound. Meski keluar, ia terpilih untuk NBA All-Star Game ke-16-nya. Bryant tidak merasa ia pantas mendapatkannya, dan bebeapa menyukainya karena pencapaian kariernya untuk penampilan sebelumnya. Meski begitu, ia melewatkan gamenya, masih cedera pada lututnya. 12 Maret 2014, Lakers mengeluarkan Bryant hingga akhir musim, menyatakan ia membutuhkan rehabilitasi dan waktu terbatas hingga akhir musim. Ketika itu, tim mencetak rekor 22-42 dan merupakan rekor terburuk di Western Conference. Lakers finis 27-55 dan melewati playoff pertama sejak 2005.
Bryant kembali pada musim 2014/15, musim ke-19nya bersama Lakers, dan pelatih Lakers berpindah dari D'Antoni dengan mantan rekannya, Byron Scott. 30 November, 2014, di kemenangan overtime melawan Toronto Raptors 129-122, Bryant mencatat triple-double ke-20nya dengan 31 poin, 12 assist, dan 11 rebound. Umur 36, ia menjadi pemain tertua NBA yang mencapai 30 poin, 10 rebound, dan 10 assist dalam 1 game. 14 Desember, Bryant meraih tempat ketiga di pencetak angka terbanyak sepanjang sejarah NBA, melewati Jordan (32.292) dalam kemenangan 100-94 melawan Minnesota. Ia bermain di 27 game pertama musim itu, mencetak rata-rata 26.4 poin dan 35.4 menit per game, tertinggi di tim. Meski begitu, Scott mengistirahatkannya selama 3 game setelah performa terburuknya musim ini, ketika Bryant membuat 9 turnover dan mencetak 25 poin hanya 8 dari 30 tembakan yang sukses di kekalahan 108-101 melawan Sacramento. Ia menderita nyeri di lutut, kaki, punggung, dan Achilles tendon, dan Scott berencana untuk mengurangi menit bermainnya. 3 kali Bryant bermain lebih dari 40 menit, dan pelatih menyalahkan dirinya karena memberi beban yang berat setelah ia memulai musim dengan bagus. Musim itu, Bryant mencetak 37% keberhasilan, rekor tim hanya 8-19. Game kedua setelah beristirahat, ia mencetak 23 poin, 11 assist, dan 11 rebound dalam kemenangan 111-103 melawan Denver, dan menjadi pemain ketiga dalam sejarah yang mencetak triple-double di usia 36+ tahun. 21 Januari 2015, Bryant menderita robeknya rotator cuff di bahu kanannya ketika mencoba untuk melakukan dunk melawan New Orleans Pelicans. Meski bertangan kanan, ia kembali bermain dan menjalankan serangan hampir seluruhnya dengan tangan kiri. Oleh karena itu, Bryant diistirahatkan di 8 dari 16 game. Ia menjalani operasi yang mengakhiri musimnya, mencetak 22.3 poin tetapi dengan keberhasilan 37.3%; terendah di kariernya, dan awal musim dengan 45.4%. Ia diperkirakan istirahat selama 9 bulan dan ditargetkan kembali pada awal musim 2015/16.
Musim terakhir (2015-2016)
Setelah kembali bermain di musim 2015/16. Bryant terkena cedera betis dan melewatkan 2 game. Meski begitu, ia bermain di pembuka musim untuk memulai musim ke-20nya dengan Lakers, melewati John Stockton dengan 19 untuk musim terbanyak di tim yang sama. 24 November, 2015, Lakers memulai dengan 2-11 setelah kalah 111-77 dari Warriors, yang mematahkan rekor untuk kemenangan beruntun untuk memulai musim dengan 16-0. Bryant hanya mencetak 4 poin di 25 menit dengan 1 dari 14 tembakan, terburuk di kariernya sejak hanya menembak 5 tembakan. 1 Desember 2015, Bryant memainkan game terakhirnya melawan tim kampung halamannya, Philadelphia 76ers, dimana Lakers kalah 91-103. Hari berikutnya, Bryant mencetak 30 poin sejak 12 April 2013, mencetak 31 poin melawan Washington Wizards.
29 November, 2015, Bryant mengumumkan via The Players' Tribune bahwa ia pensiun pada akhir musim. Dalam puisinya "Dear Basketball", Bryant menulis ia cinta dengan basket sejak umur 6 tahun; "Cinta yang sungguh dalam hingga aku memberi semuanya/Dari pikiran & tubuhku/hingga semangat & jiwaku." Musim 2015/16 "itu saja yang bisa kuberi./Hatiku bisa menahan bebannya/Pikiranku bisa menahan lindasanmu/Tapi tubuhku tahun kapan mengatakan selamat tinggal./Tapi itu tak apa./Aku bersiap untuk pergi." Di surat yang diberikan ke fans Lakers sebelum game melawan Indiana Pacers, Bryant menulis, "Apa yang kamu lakukan padaku lebih banyak dari semua yang kulakukan untukmu. ... Cintaku untuk kota ini, tim ini dan kalian semua tidak akan hilang. Terima kasih untuk perjalanan yang luar biasa ini."
Pada saat pengumuman, ia di tempat kedua dengan menit terbanyak (30.8) di belakang Jordan Clarkson dan memimpin tim dengan 16.7 percobaan mencetak per game, sambil mencetak rata-rata 15.7 poin dengan 31.5% keberhasilan, terendah di kariernya. Percobaan free thrownya menurun dari rata-rata kariernya, dan permainannya mulai memaksa pump fake dan tembakan jauh, dengan 19.5% di jarak 3-poin sementara melakukan 7 per game, hampir 2 kali lipat kariernya. Di konferensi pers, ia tahu tentang permainannya, ia berkata, "Meski aku bermain buruk. Aku bekerja sangat keras untuk tidak bermain lebih buruk dan berusaha sebaik mungkin. Dan aku merasa lebih baik."
Bryant meminta bahwa tim lawan tidak membuat seremoni untuk menghormatinya atau memberi hadiah apapun. Sejak mengumumkan pensiun, ia selalu tidak mau diberi tur perpisahan, dan ingin mendengar cacian daripada pujian. Dan ia masih dihormati di liga dengan tribut video dan fans mengelu-elukannya, meskipun arena itu lebih banyak cacian seperti TD Garden di Boston dan Sleep Train Arena di Sacramento. Sebelumnya, Bryant dihormati tetapi tidak dicintai, dan ia terkejut dengan pujian yang ia dapatkan sekarang.
3 Februari, Bryant membuat 7 3-pointer dan mencetak 38 poin, tertinggi di musim, termasuk 14 dari 18 poin tim di 5:02 terakhir di game, dalam kemenangan 119-115 melawan Minnesota. Kemenangan itu mengakhiri 10 kekalahan beruntun, dan Lakers menghindari kekalahan beruntun terbanyak dalam sejarah tim. Bryant menjadi pemain keempat NBA yang mencetak 35 poin, 5 rebound, dan 5 assist dalam 1 game pada umur 37 tahun atau lebih. Bryant memimpin vote untuk NBA All-Star Game 2016 dengan 1.9 juta vote, melebihi 1.6 juta vote Stephen Curry. Berpindah ke small forward musim itu, Bryant dipilih di frontcourt untuk pertama kalinya. Bermain di All-Star pertamanya sejak 2013, Bryant mencetak 10 poin, 6 rebound, dan 7 assist. rekannya di tim West menawarkan untuk memberi bola agar ia mendapat MVP All-Star lagi, namun ia menolak.
13 April, 2016, Bryant bermain game NBA terakhirnya melawan Utah Jazz, mencetak 60 poin, terbanyak di musim itu, termasuk mencetak lebih dari seluruh tim Jazz 23-21 di quarter keempat, dalam kemenangan Lakers 101-96.
Karier di Tim Nasional
Bryant menolak bermain di Olimpiade 2000 karena menikah di akhir musim. Ia juga memutuskan tidak bermain di FIBA World Championship 2002. Bryant awalnya dipilih dalam FIBA Americas Championship 2003, namun mundur karena menjalani operasi bahu dan bahu dan lututnya. Musim panas, ia batal masuk ke tim Olimpiade karena kasus kekerasan seksual. Bersama LeBron James, ia 1 dari 2 pemain yang dimasukan secara publik untuk tim AS 2006-2008 oleh Jerry Colangelo. Meski begitu, ia mundur lagi karena operasi lutut dan tidak masuk ke tim FIBA World Championship 2006.
Kariernya akhirnya dimulai tahun 2007. Ia merupakan member Timnas AS Pria 2007 dan Tim AS FIBA Americas Championship yang finis 10-0, memenangkan emas dan masuk ke Tim AS Pria di Olimpiade 2008. Ia menjadi starter di semua game dan mencetak rata-rata 15.3 poin, 2.9 assist, 2.0 rebound, dan 1.6 steal di turnamen.
23 Juni 2008, ia dimasukkan di Timnas AS Pria untuk Olimpiade Musim Panas 2008. Ini pertama kali ia ke Olimpiade. Bryant mencetak 20 poin, termasuk 13 di quarter keempat, termasuk 6 assist, ketika Tim AS menang 118-107 melawan Spanyol untuk medali emas pertamanya pada 24 Agustus, 2008, pertama sejak Olimpiade 2000. Ia mencetak rata-rata 15.0 poin, 2.8 rebound, dan 2.1 assist dengan keberhasilan mencetak 46.2% di 8 game Olimpiade.
Bryant kembali masuk ke timnas untuk Olimpiade Musim Panas 2012. Ia pensiun setelah memenangkan medali emas lagi.
Profil Pemain
Dengan tinggi 6 kaki 6 inci (1.98 m) dan berat 205 pound (93 kg), Bryant bermain sebagai shooting guard. Bisa membuat tembakan kapan saja, ia sering disebut sebagai salah satu pencetak berbahaya di NBA. Bryant selalu dibandingkan dengan Jordan, yang ia tiru permainannya. Seperti Jordan, ia dikenal dengan fall-away jump shot. Chris Ballard dari Sports Illustrated menjelaskan gerakan terkenal Bryant yang lainnya adalah "jab step-and-pause": Bryant melakukan jab dengan kaki non-intinya yang membuat defender rileks, dan langsung mendorong dirinya untuk menembak.
Bryant juga dikenal dengan mengambil tembakan pada saat yang sempit, meski dijaga 2 bahkan 3 pemain, dan tercatat sebagai penutup primer di NBA. Di survei GM NBA, ia terpilih pada 2012 untuk 10 musim beruntun sebagai pemain yang diinginkan untuk menembak tembakan terakhir. Bryant menikmati dirinya menjadi "orang jahat," dicerca oleh orang lalu mendiamkannya dengan permainannya. Kemampuannya dalam menembak tembakan yang sulit juga dikritik. Selama kariernya, ia dicap sebagai pencetak yang egois, ia juga menjadi pemain yang paling banyak meleset dalam sejarah NBA. Phil Jackson menyatakan bahwa Bryant "selalu memaksa, terutama jika permainannya tidak sesuai dengannya. Jika tembakannya meleset, Kobe akan terus melakukannya hingga berhasil." Menurut Bryant, "Aku lebih memilih 0 dari 30 daripada 0 dari 9; 0 dari 9 berarti anda tidak mempunyai keinginan sama sekali dalam game itu."
Selain kemampuannya di serangan, ia juga mengukuhkan dirinya sebagai defender primer. Bryant jarang membuat kontak, yang ia percaya berkontribusi dengan kariernya yang panjgan. Beberapa kritik menyarankan bahwa penghargaan di bagian defensif didapatkannya karena reputasinya daripada permainannya. Perannya di Lakers lebih fokus ke bagian penyerangan dan menyimpan energinya untuk playoff, dan Metta World Peace mengambil kewajibannya untuk menjaga lawan.
Bryant juga dipuji karena etos kerjanya. Pada 16 musim pertamanya, tubuhnya tangguh, dan bermain dengan nyeri yang tinggi dengan ia sering bermain dengan cedera. Kompetitor yang ganas, lawan dan kawan menjadi objek dari penghinannya. Banyak pemain yang mengatakan sulit untuk bermain dengannya karena level komitmen dan performanya yang tinggi. Menurut penulis olahraga Mark Heisler dari Forbes, "sekitar 2004-2007, Kobe adalah superstar yang terasingkan yang pernah dilihat di NBA." Meski begitu, ia mampu membawa Lakers meraih 2 kejuaraan pasca-O'Neal sementara semakin menjadi mentor untuk rekan setimnya. Pelatih kepala lama Bryant, Phil Jackson mencatat perbedaan terbesar ketika kali kedua ia melatih Lakers adalah "[Bryant] merangkul tim dan rekan setimnya, memanggil mereka ketika di jalan dan mengajak mereka makan malam. Pemain lainnya sekarang lebih seperti rekannya daripada pembawa pedangnya."
Bryant disebut sebagai "salah satu yang terbaik dalam sejarah NBA" oleh komisaris NBA Adam Silver, dan New York Times menulis ia "salah satu pemain yang terbaik dalam sejarah basket." Reuters mengatakan ia "bisa dibilang yang terbaik di generasinya", sedangkan Sporting News dan TNT menamainya sebagai pemain NBA dekade ini untuk tahun 2000an. Pada 2008 dan 2016, ESPN menyatakan Bryant sebagai shooting guard terbaik setelah Jordan. Beberapa pemain seperti Kevin Durant, Dirk Nowitzki, Dwyane Wade, dan Derrick Rose mengatakan Bryant sebagai Jordan versi generasi mereka. The Press-Enterprise menjelaskan Bryant "mungkin yang terbaik dalam sejarah Lakers". Ia pemimpin pencetak angka Lakers dan 5 kejuaraannya sama dengan yang tertinggi dalam sejarah Lakers.
Dan rata-rata karier 25.0 poin, 5.2 rebound, 4.7 assist, dan 1.4 steal per game, ia dipertimbangkan sebagai pemain terlengkap dalam sejarah NBA. Ia juga menjadi pemain pertama NBA yang mempunyai setidaknya 30.000 poin karier, dan 6.000 assist, dan 1 dari 4 pemain dengan 25.000 poin, 6.000 rebound, dan 6.000 assist. Bryant memimpin NBA dalam mencetak angka pada musim 2005/06 dan 2006/07. 81 poinnya melawan Toronto pada 2006 merupakan kedua tertinggi dalam sejarah NBA setelah 100 poin Chamberlain. Ia telah mencetak setidaknya 50 poin 24 kali dalam kariernya, di belakang Jordan (31) dan Chamberlain (118); 6 kali Bryant setidaknya mencetak 60 poin. Ia menjadi pemain ketiga dalam sejarah NBA yang mencetak rata-rata 40 poin di bulan kalender, yang ia lakukan 4 kali. Bryant dipilih sebagai MVP pada 2008 dan memimpin timnya ke 2008 NBA Finals sebagai unggulan pertama. Pada Olimpiade Musim Panas 2008, ia memenangkan medali emas sebagai member tim basket pria AS, sering disebut sebagai "The Redeem Team." Ia memenangkan medali emas lagi pada Olimpiade Musim Panas 2012. Ia memimpin Lakers dengan 2 kejuaraan lagi pada 2009 dan 2010, memenangkan Finals MVP di kedua kejuaraan.
Bryant menjadi All-Star 18 kali, di belakang 19 milik Kareem Abdul-Jabbar. Ia dipilih secara beruntun dengan rekor 18 kali, setiap kali sebagai starter. Di 4 kesempatan (2003, 2011, 2013, 2015) ia memimpin dalam voting. 4 kali Bryant dinamai MVP All-Star, sama dengan Bob Pettit. Ia juga terpilih di All-NBA Team 15 kali, setara dengan Abdul-Jabbar dan Tim Duncan, dan 11 kali First Team, setara dengan Karl Malone. Bryant juga terpilih di All-Defensive Team 12 kali, kali dari Tim Duncan dengan 15, dan 9 kali First Team, setara dengan Jordan, Garnett, dan Gary Payton sebagai yang terbanyak. Ia adalah guard pertama yang bermain 20 musim di NBA. Ia juga memenangkan NBA Slam Dunk Contest tahun 1997 dan yang termuda. Dalam kariernya, Bryant mencetak 40+ poin 121 kali, dan 21 kali mencetak triple-double.
Di luar lapangan
Kehidupan pribadi
November 1999, Bryant (21 tahun) bertemu Vanessa Laine (17 tahun) ketika ia bekerja sebagai penari latar di musik video Tha Eastsidaz "G'd Up". Bryant sedang membuat album perdananya. Keduanya mulai dan bertunangan 6 bulan kemudian pada Mei 2000, ketika Laine masih senior di Marina High School di Huntington Beach, Calfornia. Untuk menghindari media, ia menyelesaikan sekolahnya melalui studi independen. Menurut sepupu Vanessa Laila Laine, tidak ada perjanjian pranikah. Vanessa mengatakan Bryant "sangat mencintainya".
Mereka menikah pada 18 April, 2001, di Gereja Katolik Roma St. Edward the Confessor di Dana Point, California. Pernikahan itu tidak dihadiri oleh keluarga Bryant, 2 saudarinya, penasihat dan agennya Arn Tellem. atau rekan tim Lakersnya. Keluarga Bryant menentang pernikahan ini karena beberapa alasan. Dilaporkan keluarga Bryant bermasalah dengannya yang masih sangat muda untuk menikah, terutama dengan wanita yang bukan Afrika-Amerika. Perselisihan ini menghasilkan periode pemisahan selama lebih dari 2 tahun, yang berakhir ketika anak perempuan pertama pasangan itu lahir.
Tahun 2013, Bryant berselisih dengan rumah lelang atas memorabilia ketika tahu-tahun awalnya yang ibunya niat untuk lelangkan. Pamela Bryant menerima $450.000 dari rumah lelang untuk benda itu, dan mengklaim Bryant memberi ia hak untuk segala barang yang tersisa dirumahnya. Namun, pengacaranya meminta rumah lelang untuk mengembalikan barang tersebut ke Bryant. Sebelum sidang, terjadi kesepakatan yang mengizinkan penjualan kurang dari 10% dari barang aslinya. Keluarga Bryant meminta maaf padanya dalam pernyataan tertulis, yang juga mengetahui dukungan keuangan oleh Bryant yang ia sediakan di masa lalu.
Pada Januari 2002, Bryant membeli rumah gaya Mediterranean seharga $4 juta, terletak di cul-de-sac di Newport Coast, Newport Beach, yang dijualnya pada Mei 2015.
Putri pertama Bryant, Natalia Diamante Bryant, lahir tahun 2003. Kelahiran Natalia membuat Bryant berdamai dengan orang tuanya. Vanessa Bryant mengalami keguguran karena kelahiran ektopik pada musim semi 2005. Putri kedua mereka, Gianna Maria-Onore Bryant, lahir tahun 2006. Pada 16 Desember 2011, Vanessa Bryant mengajukan gugatan cerai karena perbedaan yang tidak bisa didamaikan, dan pasangan itu meminta hak asuh bersama putri mereka. Pada 11 Januari 2013, Bryant dan istrinya mengumumkan via media sosial bahwa mereka membatalkan perceraian mereka.
Pada wawancara di awal 2007, diketahui bahwa Bryant masih bisa berbicara Italia dengan sangat lancar. Ia juga bisa wawancara dengan bahasa Spanyol. Bryant memberi julukan untuk dirinya "Black Mamba", menyatakan kemampuan basketnya sesuai dengan ular itu "menyerang dengan akurasi 99% dengan kecepatan tinggi, dan sukses yang cepat." Ketika musim 2012/13, ia mulai mengacu dirinya sebagai "vino" untuk menjelaskan bagaimana permainannya dengan umurnya seperti anggur yang bagus.
Dugaan kekerasan seksual
Musim panas 2003, kantor polisi di Eagle, Colorado, menangkap Bryant berhubungan dengan investigasi keluhan kekerasan seksual diajukan oleh pegawai hotel berumur 19 tahun. Bryant telah mengecek ke The Lodge and Spa di Cordillera di Eagle County untuk operasi lutut lebih lanjut. Penuduh menyatakan Bryant memerkosanya di kamar hotelnya malam sebelum Bryant menjalankan prosedurnya. Bryant mengaku berzinah dengan penuduhnya, namun membantah tuduhan kekerasan seksualnya. Dalam wawancara dengan polisi, Bryant juga mengakui sebuah "sering" berzinah dengan wanita lain bernama "Michelle" pada saat itu.
Penuduhan itu menodai reputasi Bryant, juga menurunnya persepsi publik pada Bryant, dan kontrak sponsornya dengan McDonald's dan Nutella juga diakhiri. Jersey replika Bryant juga mengalami penurunan. Namun, pada September 2004, kasus itu dijatuhkan oleh jaksa setelah penuduh menolak untuk bersaksi di sidang. Setelah itu, Bryant setuju untuk meminta maaf atas kejadian itu, termasuk pengakuannya pada publik: "Meski aku betul-betul percaya pertemuan kami itu konsensual, sekarang saya mengetahui ia tidak melihat kejadian ini seperti yang saya lihat. Setelah berbulan-bulan meninjau penemuan, mendengan pengacaranya, dan bahkan testimoninya secara pribadi, aku sekarang mengerti bagaimana perasaannya bahwa ia tidak menyetujui pertemuan ini." Penuduh mengajukan gugatan perdata terpisah melawan Bryant, yang mana 2 sisi akhirnya diselesaikan dengan persyaratan tertentu dari pemukiman menjadi tidak diketahui oleh publik.
Sponsor/Dukungan
Sebelum memulai musim 1996/97, Bryant menandatangani kontrak 6 tahun dengan Adidas senilai $48 juta. Sepatu spesial pertamanya adalah Equipment KB 8. Sponsor Bryant yang lainnya termasuk Coca-Cola Company untuk mensponsori minuman Sprite, muncul di iklan McDonald's, mempromosikan NBA Infusion Ball terbaru milik Spalding, Upper Deck, merek perusahaan coklat Italia Ferrero SpA Nutella, Russell Corporation, dan muncul di seri video gamenya sendiri untuk Nintendo. Banyak perusahaan seperti McDonald's dan Ferrero SpA mengakhiri kontraknya ketika kasus pemerkosaan menjadi perbincangan publik. Pengecualian untuk Nike, Inc., yang menandatangani kontrak 5 tahun, $40–45 juta tepat sebelum insiden terjadi. Namun, mereka menolak untuk menggunakan gambarnya atau sepatu barunya untuk beberapa tahun, dan menggunakan gambarnya lagi ketika reputasinya pulih 2 tahun kemudian. Ia lalu melanjutkan sponsor dengan Coca-Cola Company, melalui cabang minuman isotonik untuk mempromosikan Vitamin Water. Bryant juga menjadi cover athlete untuk NBA '07: Featuring the Life Vol. 2 dan muncul di iklan video game Guitar Hero World tour (bersama Tony Hawk, Michael Phelps, dan Alex Rodriguez) tahun 2008 dan Call of Duty: Black Ops (bersama Jimmy Kimmel) di 2010.
Pada video tahun 2008 untuk mempromosikan sepatu Nike Hyperdunk, Bryant melompati Aston Martin yang melaju. Akrobat itu dianggap palsu, dan Los Angeles Times mengatakan akrobat yang asli akan melanggar kontrak Bryant dengan Lakers. Setelah itu, Bryant muncul dengan edisi sepatu keempatnya, Zoom Kobe IV. 2010 Nike meluncurkan sepatu lainnya, Nike Zoom Kobe V. 2009, Bryant menandatangani kontrak dengan Nubeo untuk mempromosikan "Black Mamba Collection", sederet jam sport/mewah seharga $25 ribu hingga $285 ribu. 9 Februari, 2009, Bryant muncul di sampul ESPN The Magazine. Namun, bukan karena basket, hanya karena Bryant merupakan penggemar berat FC Barcelona. CNN menyatakan total nilai sponsor Bryant senilai $16 juta pertahun. 2010, Bryant merupakan yang ketiga bayaran tertinggi di belakang Tiger Woods dan Jordan versi Forbes dengan nilai $48 juta.
13 Desember, 2010, Bryant menandatangani kontrak 2 tahun dengan penerbangan nasional Turki, Turkish Airlines. Perjanjiannya termasuk Bryant dalam film promosi yang ditayangkan di 80 negara dan ia digunakan dalam iklan cetak, digital, ataupun billboard.
Bryant menjadi cover athlete untuk video game berikut:
Kobe Bryant in NBA Courtside
NBA Courtside 2: Featuring Kobe Bryant
NBA Courtside 2002
NBA 3 On 3 Featuring Kobe Bryant
NBA '07: Featuring the Life Vol. 2
NBA '09: The Inside
NBA 2K10
NBA 2K17 (Legend Edition)
September 2012, Bryant muncul diiklan Turkish Airlines dengan bintang FC Barcelona Lionel Messi. Di iklan terbarunya, mereka berebut untuk memenangkan perhatian anak kecil. 2013, Forbes mendaftar Bryant sebagai atlet dengan bayaran kelima tertinggi di belakang Floyd Mayweather, Cristiano Ronaldo, LeBron James dan Lionel Messi.
Musik
Di SMA, Bryant adalah member dari grup rap CHEIZAW, dinamai dari geng Chi Sah di film seni bela diri Kid with the Golden Arm. Mereka bergabung dengan Sony Entertainment, namun tujuan utama mereka adalah membubarkan grup dan membuat rekaman Bryant secara solo. Label itu ingin memanfaatkan masa muda Bryant dan ketenarannya di NBA. Ia perform di konser tahun 1997 oleh Sway & King Tech dan merekam verse dari remix Brian McKnight "Hold Me". Bryant bahka muncul di rekaman rekan setimnya O'Neal Respect, mulai dari trek " 3 X's Dope", meski nama Bryant tidak tercantum di kredit.
Sony mendorong Bryant dari underground hip-hop ke musik yang lebih cocok untuk radio. Album debutnya, Visions, rencananya akan dikeluarkan pada musim semi tahun 2000. Single pertamanya, "K.O.B.E", menampilkan supermodel Tyra Banks menyanyikan hooknya. Single ini membuat debunya pada Januari 2000, dan ditampilkan di NBA All-Star Weekend bulan itu, lagunya tidak terlalu diterima, Sony membatalkan rencana untuk albumnya, yang tidak pernah keluar, dan mengeluarkan Bryant tahun itu juga. Presiden Sony yang memasukkan Bryant telah pergi, juga dengan penyokong Bryant lainnya. Setelahnya, Bryant mendirikan label rekor independen, Heads High Entertainment, namun tutup setelah setahun.
2011, Bryant tampil dalam single penyanyi Taiwan Jay Chou, "The Heaven and Earth Challenge" (天地一鬥, dibaca "Tian Di Yi Dou"). Lagu ini didownload sebagai single dan ringtone dan didonasikan untuk sekolah dibidang fasilitas basket dan perlengkapannya. Video musik single tersebut juga menampilkan Bryant. Lagu itu juga dipakai oleh Sprite sebagai pemasaran di China tahun 2011.
Tahun 2009, Lil Wayne membuat lagu "Kobe Bryant". Demikian juga di 2010 ketika rapper Sho Baraka mengeluarkan lagu berjudul "Kobe Bryant On'em", yang ada di albumnya, Lions and Liars.
Kedermawanan
Bryant adalah duta resmi After-School All-Stars (ASAS), organisasi non-profit Amerika yang menyediakan program komprehensif untuk anak-anak lulus sekolah di 13 kota di AS. Bryant juga memulai Kobe Bryant China Fund yang bekerjasama dengan Soong Ching Ling Foundation, sebuah badan amal yang didukung oleh Pemerintah China. Kobe Bryant China Fund meningkatkan uang di China dan dialokasikan untuk program pendidikan dan kesehatan. 4 November, 2010, Bryant tampil bersama Zach Braff di acara peluncuran Call of Duty: Black Ops di Bandara Santa Monica, yang mereka beri cek $1 juta untuk Call of Duty Endowment, organisasi non-profit yang didirikan Activision yang membantu transisi veteran ke karier sipil setelah servis militer mereka berakhir.
Kobe Inc.
Kobe memdirikan Kobe Inc.memiliki dan menumbuhkan mereknya dalam industri olahraga. Investasi awal dari perusahaan minuman olahraga BodyArmor tahun 2014. Pusatnya di Newport Beach, California.
Kobe Bryant meninggal dalam kecelakaan helikopter Island Express Sikorsky S-76B pada tanggal 26 Januari 2020 di Calabasas, sekitar 48 kilometer dari Los Angeles. Kecelakaan itu juga menewaskan putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna, dan 8 awak pesawat lainnya.
Catatan
^Pada tahun 2006, Bryant mengatakan bahwa dia memiliki tinggi 6 kaki 4 inci (1,93 m).[1] Pada tahun 2008, dia menyatakan bahwa dirinya "mungkin" memiliki tinggi 6 kaki 5 inci (1,96 m) dengan sepatu.[2]
^He joined Chamberlain (5 times), Baylor, Rick Barry and Jordan (2) in averaging over 35 points.[129][130]
^Chamberlain had 50 points 45 times in 1961–62 and 30 in 1962–63.[130]
Referensi
^Mallozzi, Vincent (24 Desember 2006). "'Where's Kobe? I Want Kobe.'". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-21. Diakses tanggal 2016-05-28.
^ abKesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama :5
^ abc"Kobe Bryant Bio". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 6, 2010. Diakses tanggal August 5, 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"ABCD Camp". Reebokabcdcamp.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 30, 2010. Diakses tanggal June 8, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Jenkins, Lee (March 23, 2009). "Another Sunny Day In Lamar's L.a."Sports Illustrated. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 22, 2009. Diakses tanggal May 7, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"History". Aces Hoops. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-07. Diakses tanggal June 8, 2010.
^"#24 Kobe Bryant". NBA.com. Turner Sports Interactive, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 8, 2009. Diakses tanggal August 5, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Kobe Bryant". Complex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 9, 2010. Diakses tanggal June 8, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Henderson, Ashyia, ed. (2008). "Kobe Bryant". Contemporary Black Biography. Gale Group, 2001; Reproduced in Biography Resource Center. Farmington Hills, Mich.: Gale, 2008. 31. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 24, 2012. Diakses tanggal December 6, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"All-Rookie Teams". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 25, 2008. Diakses tanggal January 27, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Kobe Bryant Career Stats Page". NBA.com. August 23, 1978. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 22, 2009. Diakses tanggal June 8, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Smith, Sam (January 27, 2009). "KOBE BRYANT: THE AIR APPARENT?". basketball-reference.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-24. Diakses tanggal January 27, 2009.
^Thomsen, Ian (January 27, 2009). "Showtime!". Sports Illustrated. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 9, 2008. Diakses tanggal January 27, 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"NBA Finals: Pacers vs. Lakers". .indystar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 6, 2010. Diakses tanggal June 8, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Beck, Howard (March 2, 2002). "Punch-uation Mark". Los Angeles Daily News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-12. Diakses tanggal April 24, 2011.
^"PLAYOFFS 2002". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 9, 2010. Diakses tanggal June 8, 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Finals 2004". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 21, 2012. Diakses tanggal June 23, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Rudy Tomjanovich Coach Info". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 29, 2016. Diakses tanggal June 23, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Phil Jackson". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 1, 2010. Diakses tanggal June 25, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wurst, Matthew D. (February 19, 2006). "55 Things About the 55th All-Star Game". Nba.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 11, 2010. Diakses tanggal July 28, 2010. What happened after Shaq and Kobe got entangled in the lane during the first quarter? Nothing but laughter all around.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tramel, Barry (January 26, 2006). "Kobe vs. Wilt". The Oklahoman. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 6, 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"LAKERS: #24 Kobe Bryant". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 8, 2009. Diakses tanggal June 25, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kang, Jay Capian (January 23, 2012). "Person of Interest: Kobe Bryant". Grantland. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 12, 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"NBA All-Star Game". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 16, 2015. Diakses tanggal June 25, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Statistics". NBA.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 9, 2008. Diakses tanggal June 25, 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)