Kobe Bryant sering menggunakan helikopter untuk menghindari lalu lintas Los Angeles, dan menganggapnya sebagai alat untuk menjaga tubuhnya, yang akan membuatnya menghindari duduk di dalam mobil selama dua jam dalam lalu lintas.[3]
Kecelakaan
Pada pukul 09.06 PST (17.06 UTC, UTC−08:00) tanggal 26 Januari 2020, Kobe Bryant, putrinya Gianna, dan tujuh orang lainnya berangkat dari Bandar Udara John Wayne di Orange County, California, memakai helikopter Sikorsky S-76B dengan kode registrasi pesawat N72EX.[4][5][6] Mereka berangkat untuk menonton pertandingan bola basket di Akademi Olahraga Mamba di Newbury Park.[7] Kobe adalah pelatih tim Gianna.[8] Helikopter itu melewati Boyle Heights, dekat Stadion Dodger, dan mengelilingi Glendale selama penerbangan.[9] Sebelum kecelakaan, helikopter itu berbelok naik ke arah kiri pada 2.400 kaki di atas permukaan laut, kemudian turun dengan kecepatan 4.000 kaki per menit (45 mil per jam) dan menabrak tanah.[10] Menurut data Sekretaris Negara Bagian California, helikopter itu terdaftar di Island Express Holding Corp yang berbasis di Fillmore.[9][11] Kepolisian Los Angeles (LAPD) tidak menerbangkan helikopternya pada hari Minggu pagi karena kondisi cuaca yang buruk.[12]
Helikopter itu jatuh di Calabasas sekitar pukul 09.47 waktu setempat dan terbakar.[13] Kondisi cuaca pada saat itu dilaporkan berkabut.[9] Petugas Departemen Pemadam Kebakaran County Los Angeles merespons ke tempat kejadian dan memadamkan api pada pukul 10.30.[13] Sembilan orang di dalamnya tewas. Saksi mata melaporkan bahwa mesin helikopter "tergagap" sebelum kecelakaan.
[4][9] Saksi lain melaporkan melihatnya terbang ke tanah dengan "kecepatan yang cukup signifikan." Tidak jelas apakah panggilan darurat dibuat.[8] Kecelakaan itu memicu kebakaran lahan seluas seperempat hektar yang sulit dipadamkan karena adanya kandungan magnesium. Puing-puing dari kecelakaan itu tersebar di medan yang curam. Paramedis yang diangkut oleh pesawat ambulans udara diturunkan ke tempat kejadian tetapi tidak dapat menemukan korban yang selamat.
Korban jiwa
Kesembilan penumpang helikopter, termasuk pilot, tewas dalam kecelakaan itu. Di antara yang tewas adalah Kobe Bryant, Gianna Bryant yang berusia 13 tahun, pelatih bisbol sebuah perguruan tinggi John Altobelli, istri Altobelli yang bernama Keri, anak perempuan mereka Alyssa, serta pelatih bola basket sekolah dasar Christina Mauser.[14][15][16]
Pelaporan dan investigasi
Pada pukul 11.24 siang, hanya dua jam setelah kecelakaan, situs web TMZ merupakan sumber berita pertama yang mengonfirmasi kematian Bryant.[17] TMZ kemudian dikritik saat penegak hukum setempat melakukan konferensi pers karena melaporkan berita tersebut sebelum petugas koroner berkesempatan untuk mengonfirmasi identitas penumpang helikopter dan secara resmi menginformasikan pada keluarga mereka. Kepala Sheriff County Los Angeles, Alex Villanueva, mengatakan "Akan sangat tidak sopan untuk mengetahui bahwa orang yang Anda cintai telah tiada dan Anda melihat [informasi itu] melalui TMZ."[18]
Pada pukul 14.30, Sheriff County Los Angeles dan Departemen Pemadam Kebakaran County Los Angeles mengadakan konferensi pers melalui siaran langsung di Facebook yang merinci aspek-aspek awal dari kecelakaan itu. Konferensi pers ini memicu kemarahan media dan pemirsa karena 'tidak terorganisir'.[18] Kepala departemen pemadam kebakaran County Los Angeles Daryl Osby membenarkan bahwa Federal Aviation Administration dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) berada di tempat investigasi.[7][19][20] Sebuah tim yang terdiri atas 18 orang, termasuk spesialis dan penyelidik dari NTSB, tiba pada malam hari untuk mencari kotak hitam.[21] Nama-nama korban tidak akan dirilis sampai mayat-mayat itu diidentifikasi dan keluarga terdekat diberitahukan.[7] Sebagai akibat dari kecelakaan itu, sebuah penyelidikan dilakukan terhadap Lockheed Martin, perusahaan yang bertanggung jawab atas helikopter Sikorsky S-76B.[22]
Pada pukul 20.00 waktu setempat, Sheriff County Los Angeles, Departemen Pemadam Kebakaran County Los Angeles, dan Los Angeles County Department of Medical Examiner-Coroner bersama-sama mengadakan konferensi pers lain yang tidak disiarkan langsung.[23]
Sheriff mendesak warga untuk menjauh, karena warga telah membanjiri lingkungan perumahan di sekitar lokasi kecelakaan dan lalu lintas menghalangi para responden pertama.
[24] FAA memberlakukan zona larangan terbang lima mil di sekitar lokasi kecelakaan hingga ketinggian 5.000 kaki (1.500 m).
[24] Koroner pada awalnya mampu memindahkan sisa-sisa tiga dari sembilan korban dalam semalam.[24] Menanggapi upaya akses tidak sah pada malam pertama setelah kecelakaan, Sheriff menugaskan para deputi untuk berpatroli di medan berbatu dengan menunggang kuda dan Kendaraan segala medan untuk menegakkan perimeter aman.[25] dan mencegah akses oleh pemburu suvenir.[26]
Keesokan harinya, rekaman audio menunjukkan bahwa beberapa saat sebelum kecelakaan, pilot helikopter telah diberitahu bahwa helikopternya berada terlalu rendah untuk mendapatkan panduan penerbangan dari pemandu lalu lintas udara (ATC). Hal ini berarti bahwa helikopter terbang terlalu rendah untuk bisa dilacak oleh ATC, tetapi tidak berarti bahwa posisinya terlalu rendah untuk dapat terbang dengan aman.[27]
Pada 29 Januari, kesembilan mayat itu ditemukan dari lokasi kecelakaan, dengan Bryant diidentifikasi melalui sidik jari.[28]
Reaksi
Duka cita
Sekitar 200 orang berkumpul di kaki bukit dekat kecelakaan itu, beberapa di antaranya mengenakan kaus Bryant dan memegang bola basket. Warga juga berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir di Staples Center, tempat Los Angeles Lakers bermain, hanya beberapa jam sebelum arena tersebut dijadwalkan menjadi tuan rumah Grammy Awards.[29] Selain itu, para penggemar juga memberi penghormatan terakhir untuk Bryant di luar Kobe Bryant Gymnasium di Lower Merion High School di Pennsylvania, tempat Bryant bersekolah dari tahun 1992–1996. Kaus, bola basket berdedikasi, bunga, dan lilin diletakkan untuk mengenang lulusan legendaris dari sekolah tersebut.[30]
Penghormatan terakhir kepada Bryant juga dilakukan dengan pemberian penghargaan di Grammy Awards. Selama pertunjukan, pembawa acara Alicia Keys dan Boyz II Men tampil membawakan lagu "It's So Hard to Say Goodbye to Yesterday" sebagai penghormatan kepada Bryant, dan artis lain, termasuk Lil Nas X dan DJ Khaled, mempersembahkan penampilan mereka untuk Bryant.[31]
"Kobe Bryant, meskipun menjadi salah satu pemain bola basket terbaik sepanjang masa, baru saja memulai hidup. Dia sangat mencintai keluarganya, dan memiliki hasrat yang kuat untuk masa depan. Kehilangan putrinya yang cantik, Gianna, membuat momen ini semakin dahsyat. Melania dan aku mengirimkan belasungkawa terhangat kami untuk Vanessa dan keluarga Bryant yang luar biasa. Semoga Tuhan menyertai Anda semua!"[33]
"Kobe merupakan legenda di lapangan dan baru saja memulai apa yang disebut babak kedua yang bermakna. Kehilangan Gianna bahkan lebih memilukan bagi kita sebagai orang tua. Michelle dan saya mengirimkan cinta dan doa kepada Vanessa dan seluruh keluarga Bryant pada hari yang tidak terpikirkan."[34]
Mantan Presiden AS Bill Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton merilis pernyataan yang mengatakan:
"Hillary dan saya sangat sedih dengan kepergian tragis Kobe Bryant, putrinya Gianna, dan semua orang yang tewas dalam kecelakaan helikopter hari ini. Kobe membawa keriangan dan kegembiraan bagi penggemar bola basket tidak hanya di Los Angeles, tetapi di seluruh AS dan di seluruh dunia. Dia juga seorang pemimpin di luar lapangan, termasuk dalam pembelaannya untuk kaum muda, terutama yang rentan dan tunawisma — suatu hasrat yang saya lihat secara langsung ketika saya bergabung dengannya dan Vanessa untuk pembukaan proyek perumahan yang didukung oleh mereka dan yayasan mereka. Kobe Bryant menjalani kehidupan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Namun di atas semua itu, dia mencintai keluarganya. Doa kami bersama Vanessa, Natalia, Bianka, dan Capri, dan semua yang kehilangan orang yang dicintai hari ini."[35]