Halaman ini berisi artikel tentang kelompok-kelompok akademisi yang menyusun sistem pelafalan dan panduan tata bahasa dari teks-teks Yahudi. Untuk pembahasan mengenai karya kaum Masorah, lihat
Naskah Masorah. Untuk istilah Israel atas kaum Yahudi "Penjaga Tradisi" atau "Tradisionalis", lihat
Masortim.
Kaum Masorah (bahasa Ibrani: בעלי המסורה, translit. ba'alei hamasorah; bahasa Inggris: Masoretes) merupakan kelompok-kelompok para ahli kitab Yahudi yang berkarya antara abad ke-6 dan ke-10 M,[1] dengan basis utama di Israel masa kini di kota Tiberias dan Yerusalem, serta di Irak (Babilonia). Masing-masing kelompok menyusun suatu sistem pengucapan (atau pelafalan) dan panduan tata bahasa dalam bentuk catatan-catatan diakritik pada teks biblika yang diterbitkan. Mereka berupaya membakukan pengucapan, pembagian paragraf dan ayat, serta kantilasi dari Alkitab Yahudi, yaitu Tanakh, bagi umat Yahudi di seluruh dunia.
Keluarga ben Asher, yang mana termasuk golongan Masorah, sangat berperan dalam pelestarian dan pembuatan Naskah Masorah, meskipun ada suatu Naskah Masorah alternatif dari ben Naphtali yang memiliki sekitar 875 perbedaan dengan teks dari ben Asher.[2] Otoritas halakha dari Moses Maimonides memandang lebih tinggi pada karya ben Asher tersebut; namun Saadya Gaon al-Fayyumi, seorang akademisi Yahudi dari Mesir, lebih memilih sistem ben Naphtali. Keluarga ben Asher dan sebagian besar kaum Masorah tampaknya termasuk golongan Karaisme.[3] Tetapi Geoffrey Khan meyakini bahwa keluarga ben Asher kemungkinan bukanlah Karait.[4]
Kaum Masorah merancang sistem notasi huruf hidup untuk bahasa Ibrani yang mana sampai saat ini masih digunakan secara luas, dan juga simbol-simbol khusus yang digunakan untuk kantilasi (langgam atau pelantunan bacaan).
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar