KT&G
KT&G (nama aslinya "Korea Tobacco & Ginseng" dan kemudian "Korea Tomorrow & Global Corporation", Hangul: 한국담배인삼공사, Hanguk Dambae Insam Gongsa, KRX: 033780) adalah perusahaan tembakau terkemuka di Korea Selatan dengan penjualan tahunan lebih dari US$4 miliar. KT&G pada awalnya adalah monopoli milik pemerintah tetapi diprivatisasi dan sekarang diperdagangkan secara publik, bersaing untuk pangsa pasar dengan perusahaan tembakau internasional lainnya seperti Philip Morris International, British American Tobacco, dan Japan Tobacco.[5] Pangsa volume penjualan KT&G adalah 62% dari pasar Korea pada tahun 2009.[7] KT&G memproduksi merek rokok Korea populer seperti: The One, Indigo, Arirang, This, This Plus, Zest, Esse, Raison, dan Lo Crux. Ini telah diperluas ke luar Korea, terutama melalui merek superslims Esse di Rusia dan pasar Eropa timur lainnya. KT&G juga memiliki anak perusahaan yang signifikan seperti Korea Ginseng Corporation, Yungjin Pharm (perusahaan farmasi), dan beberapa usaha bio. Kantor pusatnya berada di Daejeon. SejarahDi Indonesia, pada 21 Juli 2011, KT&G membeli perusahaan rokok lokal, yakni PT Tri Sakti Purwosari Makmur membeli perusahaan 60%, senilai 140 miliar won atau setara Rp 1,12 triliun dari perusahaan tembakau terbesar keenam di Indonesia itu. Melalui pembelian perusahaan rokok ini, KT&G bisa mendistribusikan dan mendapatkan keuntungan guna mengenalkan produk mereka di seluruh Indonesia. PT Tri Sakti Purwosari Makmur didirikan pada 1 Maret 1974 di Pasuruan Jawa Timur. "Dengan peluang lebih dari 90% pasar rokok kretek lokal, kami melihat potensi bisnis luas dari PT Tri Sakti Purwosari Makmur," kata eksekutif KT&G Kang Cheol-ho. Pihak KT&G berharap dapat mengambil keuntungan besar dari jaringan distribusi luas yang telah dimiliki oleh PT Tri Sakti Purwosari Makmur. Pada tahun lalu tercatat perusahaan tersebut telah menjual hingga tiga miliar batang rokok. Pasar rokok kretek sendiri juga terbuka luas untuk negara-negara Asia Tenggara. Kawasan ini sekitar 70 persen penduduknya memiliki kebiasaan merokok. ProdukProduk yang dikembangkan secara global oleh KT&G antara lain :
Produk di Indonesia bisa dilihat di Tri Sakti Purwosari Makmur Kontribusi sosial perusahaanYayasan kesejahteraan KT&G didirikan pada Juli 2003. Ini menyediakan layanan kesejahteraan profesional untuk warga lanjut usia, anak-anak dan imigran. Lalu, pada 8 Maret 2021 perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), Korea Tomorrow and Global (KT&G), yang coba berpartisipasi aktif melakukan kegiatan sosial kepada sesama.Dengan program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, KT&G terus berupaya menjadi representasi perusahaan Korea yang peduli kegiatan sosial. Tercatat, KT&G menghabiskan lebih dari 2% penjualan tahunannya untuk kegiatan sosial. Bahkan pada Mei 2020, KT&G menyumbangkan peralatan kesehatan atau test kit covid-19 senilai Rp1,2 miliar untuk pemerintah Indonesia. Bantuan itu ditujukan untuk membantu para pemuda Indonesia menjadi individu mandiri secara ekonomi dengan mengoperasikan fasilitas laboratorium kopi yang terhubung ke perkebunan kopi dan lembaga kursus sertifikasi terkait kopi serta memberikan dukungan kepada sekolah dan rumah sakit setempat dengan memberikan sumbangan barang.KT&G juga mencoba memberikan kontribusi untuk berbagai kalangan dengan menerapkan kegiatan sosial secara virtual di masa pandemi. Kegiatan sosial nontatap muka yang dilakukan KT&G ini bernama 'Sangsang Online Class'.Program yang direncanakan dan dijalankan KT&G Sangsang Univ.Indonesia berbentuk kelas online langsung dengan menghadirkan tutor yang ahli di bidangnya dan ternama untuk memberikan ilmu yang bermanfaat selama anak muda menghabiskan kegiatan di rumah saja. Kelas online Sangsang yang diselenggarakan berlangsung selama pandemi Covid-19 ini tidak dipungut biaya alias gratis.Per Februari 2021, sudah tercatat peserta yang mengikuti kelas online Sangsang berjumlah lebih dari 30 ribu peserta. Dengan begitu, KT&G Sangsang Univ.Indonesia menjadi komunitas mahasiswa terbesar di Indonesia. KT&G Sangsang Class yang menawarkan kelas gratis juga menghadirkan kelas baru setiap bulannya. Di batch kedua yang berlangsung pada bulan Februari ini berhasil diikuti lebih dari 5.500 mahasiswa Indonesia dari berbagai universitas di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Bina Nusantara dan universitas lainnya. Referensi
Pranala luar |