Philip Morris International (NYSE: PM) adalah sebuah perusahaan publik asal Swiss yang bergerak di industri rokok dan tembakau.[1] Saat ini, markas pusat Philip Morris International Inc. terletak di 120 Park Ave., New York City, New York, dan dipimpin oleh CEO André Calantzopoulos.[1]
Nama Perusahaan Philip Morris lahir di Whitechapel.
Pada tahun 2013, Philip Morris International Inc. masuk dalam daftar Fortune 500, sebuah daftar peringkat perusahaan berdasarkan pendapatan kotornya yang dibuat oleh majalah Fortune setiap tahun.[1] Philip Morris International Inc. berada dalam peringkat 100 (sebelumnya peringkat 99) dengan pendapatan sekitar $31.217 juta, keuntungan sebesar $8.576 juta, dan total aset sebesar $38.168 juta.[1]
Fortune juga mencatat bahwa pada tahun 2013, Phillip Morris International, Inc fokus pada penyediaan rokok dan produk tembakau melalui anak-anak perusahaannya.[2]
Afiliasi Philip Morris International di Indonesia, PT Philip Morris Indonesia, membeli 40% saham PT HM Sampoerna, Tbk, produsen rokok terbesar pertama di Indonesia pada tanggal 1 Januari2005, menaikkan jumlah saham mereka di perusahaan tersebut hingga sekitar 100%.
Produk
Philip Morris International dikenal sebagai produsen rokok terbesar di dunia. Banyak produk yang dipasarkan dan bahkan mendunia seperti :
Marlboro, Chesterfield, L&M, Philip Morris, Parliament, Lark, Merit, Muratti, Bond Street, Next, and Red & White.
Selain itu, Philip Morris International Indonesia, juga memiliki brand lokal di Indonesia, yakni ST Dupont dan Longbeach, rokok yang sempat populer di Indonesia, namun produknya sudah tidak diproduksi sejak awal tahun 2000an.
Marlboro, masih menjadi brand andalan perusahaan ini selain karena peminatnya yang banyak, Marlboro juga mulai mengubah imagenya dengan lebih kekinian.
Selain itu, Philip Morris Internasional memiliki produk lokal tembakau cengkeh dari HM Sampoerna yang sudah diakusisi oleh Philip Morris Indonesia, yakni : Dji Sam Soe (Produk Kretek warisan Indonesia yang sudah melegenda sejak 1913 dan berumur 100 tahun), Magnum (2004), A Mild (1989), Sampoerna Hijau (A Kretek, 1979) & Panamas Kretek (1971).
Selain itu, produk lokal dari perusahaan yang diakusisinya yakni dari Filipina ada produk Fortune, More, & Jackpot. Dari Canada ada produk rokok Belmont & Canadian Classics. Terakhir di Mexico ada Delicados.
Selain itu, ditengah perubahan market dunia yang bebas asap, Philip Morris menghadirkan produk Tobacco Heating, yakni IQOS. IQOS adalah alat pemanas (Heat Tobacco System) yang dikontrol dengan tepat di mana produk tembakau yang dirancang khusus dengan nama merek HEETS atau HeatSticks dimasukkan. Ini kemudian dipanaskan untuk menghasilkan uap yang mengandung nikotin yang beraroma.