KRI Teluk Lada saat acara peluncurannya
|
Sejarah |
Indonesia
|
Nama |
Teluk Lada |
Asal nama |
Teluk Lada |
Dipesan |
23 Desember 2015[1] |
Pembangun |
PT Daya Radar Utama, Lampung |
Diluncurkan |
28 Juni 2018 |
Mulai berlayar |
26 Februari 2019 |
Identifikasi |
|
Status |
Aktif |
Ciri-ciri umum
|
Kelas dan jenis |
Landing Ship Tank kelas Teluk Bintuni |
Berat benaman |
2,300 ton |
Panjang |
117 m (383 ft 10 in) |
Lebar |
164 m (538 ft 1 in) |
Tinggi |
78 m (255 ft 11 in) |
Pendorong |
- 2 x mesin utama 3.285 kW (4.405 hp)
|
Kecepatan |
16 knot (30 km/h; 18 mph) |
Kapal dan pesawat yang diangkut |
4 unit LCVP
1 unit perahu karet RIB 10 m
2 unit perahu karet RIB 7 m |
Kapasitas |
10 unit tank tempur utama Leopard 2A4 atau 10 unit kendaraan tempur infanteri BMP-3F dan 1 tank ringan PT-76 |
Tentara |
365 |
Awak kapal |
109 kru and 6 kru helikopter |
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut |
1 x Helikopter |
KRI Teluk Lada (521) adalah landing ship tank TNI Angkatan Laut. Dia adalah kapal keempat di landing ship tank kelas Teluk Bintuni.
Karakteristik
Teluk Lada memiliki panjang 117 meter (383 ft 10 in) dan lebar 164 meter (538 ft 1 in), dengan kecepatan tertinggi 16 knot (30 km/jam; 18 mph) dan kecepatan jelajah 13 knot (24 km/jam; 15 mph).[1][2] Kapal ini mempunyai kapasitas 478 penumpang, termasuk 109 awak dan 6 awak helikopter, serta sepuluh tank tempur utama Leopard.[1][3] Teluk Lada juga memiliki dua helipad dengan dua hanggar.[2]
Sejarah layanan
Kapal tersebut dibangun sebagai kapal keempat dalam kelas landing ship tank kelas Teluk Bintuni, dan merupakan kapal kedua yang dibangun oleh PT Daya Radar Utama (DRU), setelah nama kelas Teluk Bintuni.[1] Dia diluncurkan pada 28 Juni 2018 di galangan kapal DRU di Lampung,[2] dan diterima serta ditugaskan oleh TNI Angkatan Laut pada tanggal 26 Februari 2019.[1] Dia kemudian ditugaskan ke Komando Armada III.[4]
Pada bulan Agustus 2019, Teluk Lada diberangkatkan untuk menyelamatkan sandera di atas kapal MV Mina Sejati, kapal penangkap ikan cumi dengan 36 awak yang dibajak oleh beberapa awaknya sendiri di lepas pantai Tual, Maluku.[5][6] Mina Sejati kemudian ditemukan kosong oleh Teluk Lada, dengan sebelas orang yang selamat bersaksi bahwa tiga awak kapal telah membantai yang lain.[7]
Referensi