Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

KRI Surabaya (591)

KRI Surabaya di pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar pada 10 November 2017
Sejarah
Indonesia
Nama Surabaya
Asal nama Surabaya
Dipesan Desember 2004
Pembangun DSME, Busan
Pasang lunas 7 Desember 2006
Diluncurkan 23 Maret 2007
Mulai berlayar 1 Agustus 2007
Identifikasi Nomor lambung: 591
Status Aktif
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Landing Platform Dock kelas Makassar
Tonase
  • 12,400 tons
Berat benaman
  • 11,300 tons perpindahan standar
  • 15,994 tons perpindahan penuh
  • Panjang
  • 122 meters
  • Lebar
  • 22 meters
  • Tinggi
  • 56 meters
  • Sarat air
  • 4.9 meters
  • Dek (Dek Tank); 6.7 meter,(Dek Truk); 11.3 meter
    Pendorong
    • CODAD, 2 poros
    • 2 × MAN B&W 8L28/32A diesel dengan daya 2666 BHP/1960 kW@ 775 RPM
    Kecepatan
  • Maksimum: 16 knots
  • Jelajah: 14 knots
  • Ekonomi: 12 knots
  • Jangkauan 30 hari, hingga 10,000 mill laut
    Daya tahan +45 hari
    Kapal dan pesawat
    yang diangkut
    2 x LCVP
    Kapasitas hingga 35 kendaraan infanteri
    Tentara 354 pasukan
    Awak kapal akomodasi hingga 507 orang
    Awak 126 kru
    Senjata
    Pesawat yang
    diangkut
    Hingga 5 helikopter
    Fasilitas penerbangan 2 tempat helideck (Helikopter berukuran sedang)

    KRI Surabaya (591) merupakan kapal kedua dari landing platform dock kelas Makassar milik TNI Angkatan Laut.

    Pengembangan dan desain

    Indonesia menandatangani kontrak senilai US$150 juta pada Desember 2004[1] dan dua unit pertama dibangun di Busan, Korea Selatan. Dua sisanya dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya dengan bantuan Daesun. Kontrak LPD ke-3 dan ke-4 yang akan dibangun di Indonesia ditandatangani dengan PT PAL pada 28 Maret 2005.

    Pada tanggal 19 Oktober 2006, unit pertama dari dua unit buatan Indonesia, diresmikan dalam sebuah upacara oleh Laksamana Slamet Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia.[2] Unit ke-3 dan ke-4 telah dirancang untuk berfungsi sebagai kapal bendera dengan perlengkapan sistem komando dan kendali, senjata 57mm, dan sistem pertahanan udara.

    Kapal ke 5 yang dipesan TNI Angkatan Laut pada 11 Januari 2017.[3] Upacara pemotongan baja pertama untuk kapal tersebut dilakukan pada 28 April 2017.[3] Peletakan lunas kapal dilakukan pada 28 Agustus 2017.[4]

    Konstruksi dan karir

    Lunas Surabaya dilakukan pada 7 Desember 2006 dan diluncurkan pada 23 Maret 2007 oleh DSME di Busan. Dia ditugaskan pada 1 Agustus 2007.

    Tak kurang dari 800 anak-anak asal Banyuwangi yang terdiri dari pelajar dan pramuka, karang taruna, serta berbagai perwakilan elemen masyarakat mengikuti joysailing yang digagas Pangkalan TNI Angkatan Laut Banyuwangi pada 8 Desember 2019.[5]

    Pada tahun 2023, BI (Bank Indonesia) bekerja sama dengan TNI AL melakukan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2023 dari dermaga Madura Ujung Suarabaya. Program ini merupakan layanan penyediaan dan pendistribusian uang layak edar di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar.[6]

    Referensi

    1. ^ "Daewoo International to Export 4 Warships to Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-13. Diakses tanggal 2010-06-09. 
    2. ^ "PAL Indonesia gaining the ordered for 2 units Landing Platform Dock". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-12. Diakses tanggal 2007-09-09. 
    3. ^ a b "PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI AL". 
    4. ^ "Keel Laying Lebih Awal, Kapal LPD TNI AL Diharapkan Cepat Rampung". 
    5. ^ "Di Atas KRI Surabaya 591, Bupati Anas Cerita Tantangan Bangsa ke Depan". 
    6. ^ Jaen, Ermina. "BI dan TNI AL Berangkatkan Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat Bersama KRI Surabaya 591". rri.co.id - Portal berita terpercaya (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-14. 
    Kembali kehalaman sebelumnya