Lahir di St Helier, Surrey, John dibesarkan di Brixton. Ia awalnya bekerja sebagai petugas asuransi kemudian di Badan Kelistrikan London, sebelum kemudian menjadi seorang eksekutif di Standard Chartered. Ia terpilih pertama kali ke dalam Dewan Rakyat pada pemilihan umum 1979 sebagai MP dari Huntingdon. Ia menjabat sebagai Sekretaris Privat Parlemen, Asisten Whip dan Menteri Jaminan Sosial. Pada tahun 1987, ia bergabung ke dalam kabinet sebagai Sekretaris Utama Perbendaharaan, dan dipromosikan menjadi Menteri Luar Negeri dua tahun kemudian. Hanya setelah 3 bulan kemudian pada Oktober 1989, ia ditunjuk menjadi Menteri Keuangan, dimana ia mempresentasikan anggaran negara tahun 1990 budget. John Major lalu menjadi perdana menteri setelah Margaret Thatcher mengundurkan diri pada November 1990. Ia memimpin partisipasi Inggris dalam Perang Teluk pada Maret 1991, dan ikut berunding pada Perjanjian Maastricht pada Desember 1991.[1] Ia memimpin Partai Konservatif memenangi pemilu empat kali berturut-turut, dengan kemenangan suara terbesar dalam sejarah Inggris dengan total lebih dari 14 juta suara pada pemilihan umum 1992. Sesaat setelah kemenangan tersebut, dalam peristiwa yang disebut Black Wednesday (September 1992), pemerintahannya terpaksa menarik pound sterling dari Mekanisme Nilai Tukar Eropa. Kejadian ini menjadikan pamor Partai Konservatif menurun dan John tidak pernah lagi memimpin dalam jajak pendapat di parlemen.
Meskipun ia menuai kesuksesan dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan menginisiasikan proses perdamaian di Irlandia Utara, pada pertengahan dekade 1990-an, Partai Konservatif terlibat dalam beberapa skandal yang melibatkan beberapa MP (termasuk menteri-menteri kabinet). Kritik terhadap kepemimpinan John mencapai puncaknya sehingga ia memilih mengundurkan diri sebagai pemimpin partai pada Juni 1995, namun mencoba mencalonkan diri kembali. Ia ditantang oleh John Redwood dalam pemilihan ketua partai namun berhasil terpilih kembali dengan mudah. Pada saat itu, Partai Buruh dalam pimpinan Tony Blair telah membawa haluan partai ke tengah dan memenangi beberapa pemilihan sela, sehingga mengambil alih mayoritas parlemen pada Desember 1996.[2] John mengalami kekalahan pada pemilihan umum lima bulan setelah itu, dalam sebuah kekalahan terbesar sejak disahkannya Undang-Undang Reformasi besar-besaran pada tahun 1832.