Sejak masih kecil Iis sangat suka menyanyi dan bercita-cita menjadi penyanyi. Bahkan saat masih duduk di bangku kelas 4 SD. Iis telah tampil di panggung menyumbangkan lagu dengan iringan Orgen Tunggal dalam pesta perkawinan atau perayaan 17 Agustus. Pada masa itu Elvy Sukaesih Sedang naik daun dan Rita Sugiarto mulai merambat naik.
Demi meraih cita-citanya sebagai penyanyi, Iis melanjutkan SMP-nya di Bandung. Selain sekolah, Iis juga les vokal di HAPMI (Himpunan Artis Penyanyi dan Musisi Indonesia). Ia belajar dengan Jajat vokalis grup band Paramour. Salah seorang peserta les vokal di tempat ini, yang akhirnya berhasil menjadi penyanyi kenamaan adalah Inka Christie.
Namun Bandung belum memuaskan keinginan Iis. Akhirnya dia hijrah ke Jakarta saat naik ke kelas 2 SMP. Iis mulai menyanyi di Taman Impian Jaya Ancol setiap malam minggu dan mendapat honor sebesar sembilan puluh ribu per bulannya. Iis masih berusia 14 tahun kala itu. Tidak lama setelah dikontrak sebagai penyanyi tetap di Ancol, Iis kemudian juga dikontrak menjadi penyanyi tetap di Taman Ria Monas dan Taman Mini Indonesia Indah.
Penampilan sebagai bintang diawali saat menjadi bintang tamu acara Wajah Baru TVRI, 1985. Kemudian Iis diminta TVRI menjadi bintang tamu pentas lenong. Ternyata penampilan Iis mengundang perhatian perusahaan produser rekaman Akurama Record.
1986, Iis diberi kesempatan untuk menyanyikan lagu-lagu Mandarin yang dialihkan menjadi Bahasa Indonesia. Perjuangan Iis agar dapat menajdi penyanyi profesional sangat berliku. Iis pernah ditipu saat ingin mengikuti tes acara Wajah Baru di TVRI satu-satunya stasiun TV yg ada di Indonesia saat itu. Uang sebesar delapan ratus ribu (jumlah yang sangat besar saat itu) amblas ditilep seorang wanita yg mengaku mampu menyertakan Iis dalam acara tersebut.
Namun Iis tak pantang menyerah. 1986, dengan proses panjang lagi, Iis mendapat kesempatan tampil dalam acara Wajah Baru di TVRI. Dari acara inilah akhirnya Iis ditawari kontrak untuk membuat enam album rekaman sekaligus.
Meski sempat ragu karena rekaman yang dimaksud adalah untuk album lagu dangdut, Sedangkan Iis membawa contoh lagu Genre Pop. Iis menandatangani surat perjanjian kontrak rekaman itu. Untuk setiap album Iis dibayar tujuhratus ribu dan produser langsung melunasi pembayaran kontrak untuk enam album itu.
Nama Iis Laeliyah di Ganti Iis Dahlia oleh Produser agar terdengar Karier nya Sperti bunga Dahlia kelak akan terus Mekar Harum dan Mewangi.
Album pertama Iis tidak begitu sukses, meski ia mengubah namanya menjadi Iis Dahlia agar terdengar lebih komersial. Namun berkat lagu Tamu Tak Diundang dalam album keduanya, nama Iis langsung melambung. Konon penjualan album keduanya ini menembus angka satu juta kopi dalam waktu beberapa bulan ludes di pasaran dan berhasil masuk Museum Rekor Indonesia.
Iis juga dianggap sebagai penyanyi dangdut yang ikut menaikkan kelas musik dangdut di mata masyarakat, di samping Evie Tamala, Ikke Nurjanah dan Cici Faramida. Hal ini karena penampilan Iis terkesan kalem tapi berkelas, kostum yang tidak berlebihan, dan goyangan yang tidak seronok. Penampilan dan reputasi Iis tak kalah dengan penyanyi Pop atau Jazz.
Penghargaan pertama yang diterima Iis adalah HDX Award (1990). Ini untuk menghargai penjualan album Iis yang berhasil mencapai jumlah tertinggi pada tahun itu. Suatu prestasi yang tak gampang diraih karna betahun tahun selalu ditempati Itje Trisnawati.
Iis menikah dengan Dadang Indrajaya seorang pengusaha yang sudah duda. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai seorang anak perempuan Salshadilla Juwita (lahir 14 Juni 1998). Pernikahan ini tidak berlangsung lama. Mereka akhirnya bercerai. Iis kembali menikah dengan seorang pilot bernama Satrio Dewandono (lahir 4 Desember 1971).[1] Pernikahan keduanya mendapatkan seorang anak Devano Danendra (lahir 23 September 2002).
Iis juga salah satu selebriti Indonesia yang peduli pada lingkungan Salah satunya album Dangdut Samudera2004, sebagian besar lagunya bertema konserversi kelautan Indonesia. Album ini merupakan kerja sama dengan pedangdut Tito S. Ismail, yang merupakan adik kandung mantan Mentri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri.
Diskografi
Solo
(1986) Lagu lagu Mandarin
(1987) Lagu lagu Mandarin
(1989) Juned
(1990) Tamu Tak Diundang
(1990) Air Mata Tiada Arti
(1991) Plin Plan (Pop Sunda)
(1992) Kumaha (Pop Sunda)
(1993) Janda Kembang
(1993) Ibarat Mencari Jarum Dilautan
(1993) Cinta Bukanlah Kapal
(1994) Mata Hatiku
(1994) Kasih
(1994) Sakitnya Hatiku
(1995) Payung Hitam
(1995) Kejam
(1995) Lupa Diri
(1995) Darah Biru
(1995) Cinta Yang Ternoda
(1996) Rambut Sama Hitam
(1996) Turun Ranjang
(1997) Kecewa
(1997) Aku Bagai Tawanan
(1998) Tanda Cinta
(1999) Ditinggal Kekasih
(2000) Asmara Kurindu
(2000) 20 Lagu Legenda Dangdut (Keagungan Tuhan, Jauh Dimata, Cinta Hampa, Gelora, Kecewa [versi baru])
(2001) PadaMu Aku Bersimpuh [Kompilasi Religi]
(2001) Bagai Ranting Yang Kering
(2001) Kanda [single]
(2004) Dangdut Samudera [single]
(2005) Janji Hati (cipt. Rita Sugiarto) [dalam album kompilasi TRIO SIAN Seniman Anti Narkoba]
(2007) Symphoni Malam
(2008) Tiada Duanya [single]
(2010) Tunjukkanlah [dalam album kompilasi GIGI 'AMNESIA']