Herman II (awal 1360-an – 13 November 1435), merupakan seorang Comte Celje dan bangsawan Stiria dan tokoh terkemuka yang paling terkenal sebagai pendukung setia dan ayah mertua raja Hungaria, Sigismund dari Luksemburg. Kesetiaan Herman kepada Raja dipastikan dengan kemurahan hatinya atas hibah tanah dan hak-hak istimewa yang membuatnya menjadi pemilik tanah terbesar di Kroasia. Ia menjabat dua kali sebagai ban dari provinsi-provinsi gabungan Slavonia, Kroasia dan Dalmatia, dan diakui oleh perjanjian pada tahun 1427 sebagai pewaris dugaanKerajaan Bosnia. Wangsa Celje berada di puncak kekuasaannya sebagai Pangeran Kekaisaran Romawi Suci. Herman mewakilkan garis penting para comte Celje, setelah menaikkan martabat keluarganya dari sekadar bangsawan lokal menjadi fokus politik Sentral Eropa.
Keluarga
Herman II adalah putra bungsu dari Comte Herman I dari Celje dan istrinya, Katarina Kotromanić. Wangsa Celje adalah vasal Stiria dari para adipati Stiria Wangsa Habsburg dan Kärnten dengan wilayah di sepanjang sungai Savinja, yang sekarang Slovenia. Ibunda Herman berasal dari Wangsa Kotromanić, putri Ban Stjepan II dari Bosnia dan dengan demikian sepupu pertama Raja Bosnia, Tvrtko I. Kakandanya Hans (skt. 1363-1372) mendahului mereka, Herman menjadi ahli waris tunggal ayahanda mereka setelah kematiannya pada tanggal 21 Maret 1385. Kematian sepupunya yang tanpa keturunan, Viljem pada tanggal 19 September 1392 menjadikannya sebagai pemilik tunggal gelar keluarga dan wilayah-wilayah.
Herman II menikahi Ana, putri Comte Heinrich dari Schaunberg dan Ursula dari Gorizia, pada sekitar tahun 1377. Mereka memiliki enam orang anak: Friderik II (1379-1454), Herman (1380-1426), Elizabeta (1382), Ana (skt. 1384 - skt. 1439), Ludvik (1387-1417) dan Barbara (1392-1451). Herman memiliki anak haram, Herman (1383-1421), yang dilegitimasi dan dilantik sebagai Uskup Freising. Untuk keturunan sahnya ia mengatur perjodohan bergengsi, tetapi ia mengalami masalah serius dengan putra sulungnya. Friderik yang menikahi Elizabeth dari Krk sampai ia terbunuh pada tahun 1422; yang diduga Friderik sendiri sebagai pelakunya. Ia dengan cepat menikah lagi dengan Veronika dari Desenice, tetapi Herman menolak untuk menerima wanita bangsawan kecil sebagai menantunya. Ia menuduhnya sebagai penyihir dan menenggelamkannya.[1] Friderik memberontak terhadap Hermann yang berakhir dengan pemenjaraan Friderik.
Pemberontakan Celje
Pada tahun 1396, Herman berjuang dengan gagah di sisi Raja Sigismund dari Hungaria di dalam pertempuran melawan Turki Ottoman di kota Bulgaria, Nikopolis. Koalisi Kristen dikalahkan. Herman menyelamatkan nyawa Sigismund. Keduanya melarikan diri dari medan perang dengan perahu nelayan yang sama dan bersama-sama menjalani perjalanan panjang kembali ke Hungaria. Sigismund menghadiahkan Herman dengan memberikannya kota Varazhdin pada tahun 1397,[2] diikuti pada tahun 1399 berbagai kabupaten lain di Zagorje di sepanjang perbatasan Kerajaan Kroasia dan Kekaisaran Romawi Suci. Hibah ini turun-temurun dan menjadikan para comte Celje sebagai pemilik tanah terbesar di Slavonia; kemudian daripada itu, mereka menggelari diri mereka sendiri sebagai "Comte Celje dan Zagorje".
Kesetiaan Herman bertahan selama perang saudara Hungaria, ketika Kerajaan Kroasia dan Hungaria Sigismund dituntut oleh Raja Ladislao dari Napoli dengan dukungan pengikut Sigismund yang memberontak. Para pemberontak berhasil menangkap dan memenjarakan Sigismund pada tahun 1401. Herman dan Palatinus Hungaria Miklós II Garai yang membebaskannya pada akhir tahun, setelah Herman mengancam akan menyerang Hungaria. Hubungan di antara keduanya kemudian menjadi lebih dekat. Sigismund berjanji untuk menyingkirkan orang-orang asing seperti yang dilakukan Herman dari kantor-kantor negara setelah dibebaskan, tetapi janji tersebut tidak pernah dilakukan.
Pada tahun 1405, Sigismund menikahi putri bungsu Herman, Barbara dan Herman diberikan tanah yang luas di Slavonia . Ana, putri Herman yang lain, dinikahkan dengan Palatinus, yang menghubungkan tiga keluarga melalui afinitas. Pada tahun 1406, Sigismund melantik Herman sebagai Ban Dalmatia dan Kroasia dan Ban Slavonia. Ia memegang jabatan ini sampai 1408 dan sekali lagi dari tahun 1423 sampai 1435, memanfaatkan dukungan khusus dari Eberhard, Uskup Zagreb kelahiran Jerman. Semua ini membuat Wangsa Celje menjadi keluarga yang paling kuat di Kerajaan Kroasia.[3] Herman adalah salah satu anggota pendiri dari Ordo Naga elit Sigismund, yang didirikan pada tahun 1408. Untuk alasan-alasan ekonomi dan bukan fanatisme agama, Herman mengusir semua orang Yahudi dari wilayahnya.
Ketika Comte Friedrich III dari Ortenburg, garis keturunannya yang terakhir meninggal pada tahun 1418, wilayahnya diwariskan oleh Herman. Kemudian, ia menguasai tiga perempat dari Kärnten. Hal ini memudahkannya mencapai Reichsfreiheit, tujuan keluarganya yang telah lama didambakan. Pernikahan putranya, Louis dan putri Adipati Ernst dari Bayern, Beatrix membuat Herman memiliki sekutu yang kuat melawan tuan-tuan Habsburg. Tujuannya akhirnya tercapai pada tahun 1423 ketika Adipati Ernst dari Stiria dan Kärnten meninggalkan supremas feodalnya kepada para comte Celje. Peristiwa ini adalah hadiah bagi Sigismund, juga Raja Jerman sejak tahun 1411, atas negosiasi Herman yang sukses dengan para bangsawan Kroasia. Peristiwa tersebut tiba dengan hak pencetakan mata uang serta hak untuk mengumpulkan tol dan pendapatan dari berbagai tambang. Herman yang sekarang memiliki hubungan hukum langsung dengan Mahkota, ia memusatkan perhatiannya pada tujuan baru: menjadi Pangeran Kekaisaran Romawi Suci. Ia hampir berhasil pada tahun 1430, tetapi rancangan carter yang memberinya kehormatan ini tampaknya tidak pernah diterbitkan, diduga mungkin karena Habsburg keberatan.
Suksesi Bosnia
Pada tahun 1426, Kerajaan Bosnia berada di bawah ancaman konstan dari penjarahan Ottoman. Rajanya, Tvrtko II, telah putus asa untuk mendapatkan perlindungan dari Hungaria. Raja Sigismund setuju namun di bawah kondisi: Tvrtko yang tanpa keturunan mengakui Herman sebagai sepupu kedua dan ayah mertua Sigismund, sebagai pewaris dugaan. Bangsawan Bosnia sangat marah dengan permintaan tersebut. Aksesi Herman akan berarti peningkatan pengaruh Hungaria atas Bosnia, suatu tekad yang ingin mereka cegah. Selain itu, mereka digunakan untuk mengendalikan suksesi kerajaan dan menganggap itu hak mereka untuk memilih raja-raja. Mereka juga takut bahwa Herman, dan wilayah yang menyelimuti Bosnia, akan membantu Tvrtko di dalam membatasi kekuatan mereka beserta hak-hak istimewanya. Namun rencana tersebut tetap dilaksanakan; sebuah traktat atas aksesi Herman apabila Tvrtko meninggal tanpa keturunan laki-laki yang ditandatangani pada tanggal 2 September 1427.
Kematian dan akibat
Herman meninggal di Pressburg pada tanggal 13 Oktober 1435. Tvrtko memang meninggal tanpa keturunan, tetapi hanya delapan tahun kemudian, dan dengan demikian Herman tidak pernah menjadi Raja Bosnia. Pada saat itu, mahkota Bosnia tidak pernah diserahkan ke Wangsa Celje sama sekali. Herman dimakamkan di Kartuzijanski samostan Pleterje, sebuah biara yang ia dirikan pada tahun 1403 sebagai biara Kartusian terakhir di tanah slovenia. Celje diakui sebagai pangeran dari Kekaisaran Suci Romawi setahun setelah kematiannya, meskipun terdapat bukti palsu yang menunjukkan bahwa hal ini mungkin terjadi sesaat sebelum kematian Herman, pada tanggal 27 September 1435. Gelar-gelar allodial Herman diserahkan kepada putra tunggalnya yang hidup lebih lama darinya, Friderik II yang berusia 56 tahun.[4]
Yang paling menonjol di antara comte Celje, Herman mewarisi kepemimpinan sebuah keluarga yang hanya berasal dari keluarga bangsawan lokal menjadi salah satu keluarga bangsawan Eropa yang paling menonjol. Upaya Herman untuk membantu Sigismund memperkuat wewenang kerajaan dan sentralisasi negara membuatnya mendapatkan reputasi buruk di historiografi Hungaria kuno, yang biasanya bersimpati kepada bangsawan Hungaria itu sendiri. Ia digambarkan sebagai seorang tokoh manipulator raja yang lemah.
^Engel, Pal; Ayton, Andrew; Pálosfalvi, Tamás (1999). The realm of St. Stephen: a history of medieval Hungary, 895–1526. Penn State Press. hlm. 204–205, 207, 211. ISBN0-271-01758-9.
^Van Antwerp Fine, John (1994), The Late Medieval Balkans: A Critical Survey from the Late Twelfth Century to the Ottoman Conquest, University of Michigan Press, hlm. 464, 472–473, ISBN0472082604Lebih dari satu parameter |ISBN= dan |isbn= yang digunakan (bantuan)More than one of |ISBN= dan |isbn= specified (bantuan)
^Luthar, Oto (2008), The Land Between: A History of Slovenia, Peter Lang, hlm. 167–169, ISBN3631570112Lebih dari satu parameter |ISBN= dan |isbn= yang digunakan (bantuan)More than one of |ISBN= dan |isbn= specified (bantuan)