Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Hari Anak-anak (Jepang)

Koinobori dipasang di rumah yang memiliki anak laki-laki

Hari Anak-anak (こどもの日, Kodomo no hi) adalah salah satu hari libur resmi di Jepang yang jatuh tanggal 5 Mei. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir April dan awal Mei yang disebut Golden Week (Minggu Emas) di Jepang.

Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) untuk "menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu."

Asal usul

Hari Anak-anak dulunya disebut Hari Anak Laki-laki, sehingga hari libur ini pada praktiknya diwarnai tradisi untuk anak laki-laki. Perayaan khusus untuk anak perempuan disebut Hina Matsuri dan dirayakan pada 3 Maret yang bukan hari libur.

Tradisi kuno Tiongkok mengenal perayaan yang berkaitan dengan musim yang disebut di Jepang sebagai sekku. Sejak zaman dulu, bulan ke-5 kalender Tionghoa diisi dengan kegiatan mengusir roh-roh jahat. Tanggal 5 bulan 5 dikenal sebagai Tango no sekku (端午の節句) (Duanwu) dan merupakan hari upacara mendoakan kebahagiaan dan pertumbuhan anak laki-laki. Pada mulanya Tango no sekku dirayakan setiap Uma no hi (hari kuda) pertama bulan 5 kalender Tionghoa. Tan pada kata Tango berarti permulaan dari segala hal. Menurut kepercayaan, roh jahat dapat diusir dengan rumput yomogi dan daun jeringau (bahasa Jepang: 菖蒲, shōbu). Pada zaman Kamakura di Jepang, tumbuhan shōbu homonim dengan kata shōbu (尚武) yang berarti semangat militer, oleh karena itu, Tango no sekku dijadikan upacara merayakan pertumbuhan anak laki-laki.[1]

Tradisi

Koinobori bersama pesta hanami

Kue yang dimakan selama perayaan adalah kue chimaki dan kashiwamochi.

Keluarga yang memiliki anak laki-laki juga memasang koinobori (bendera berbentuk ikan koi). Pada bendera ikan mas yang paling besar digambarkan anak laki-laki super kuat Kintarō sedang menunggang ikan emas. Dalam buku sejarah Cina Buku Han Akhir (Hou Han Shu) dikisahkan tentang sebuah air terjun di sungai Sungai Kuning yang alirannya deras. Ikan-ikan berusaha keras memanjat air terjun, namun hanya koi yang berhasil memanjat air terjun dan berubah menjadi naga. Oleh karena itu, bendera ikan koi (koinobori) dipasang di rumah keluarga samurai untuk merayakan adanya anak laki-laki.[1]

Selama perayaan Hari Anak-anak, di rumah keluarga yang memiliki anak laki-laki terdapat tradisi memajang replika yoroi (baju zirah samurai) dan kabuto (helm samurai). Tradisi memajang yoroi dan kabuto berasal dari tradisi keluarga samurai. Orang tua mengharapkan anak laki-lakinya tumbuh sehat dan kuat. Peralatan perang seperti yoroi dan kabuto dipajang karena dipercaya dapat melindungi anak laki-laki dari bencana.[1]

Referensi

  1. ^ a b c "たんごのせっく【端午の節句】". 冠婚葬祭マナー. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 2013-05-18. 

Lihat pula

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya