Haeinsa dan perpustakaan untuk pres kayu Tipitaka Koreana, dimasukkan oleh UNESCO sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia pada tahun 1995, sementara Tripitaka Koreana secara khusus dihargai sebagai Memory of the World Register (Warisan Pustaka Dunia) pada tahun 2007.
Haeinsa terletak di puncak Gunung Gaya, provinsi Gyeongsang Selatan. Sampai meninggalnya ia pada tahun 1993, biksu Seongcheol yang berpengaruh dalam perkembangan Buddhisme di Korea tinggal di sini.
Sejarah pembangunan Haeinsa dimulai tahun 802 pada masa kerajaan Silla. Menurut legenda, dua orang biksu yang kembali dari Tiongkok, Suneung dan Ijeong berhasil menyembuhkan penyakit permaisuri Raja Aejang.[1] Sebagai rasa syukur kepada Buddha, raja membangun kuil ini.
Komplek kuil direnovasi beberapa kali tahun 900-an, 1488, 1622, dan 1644. Hirang, biksu kepala Haeinsa, mendapat bantuan dari Raja Taejo untuk melakukan renovasi pada zaman Goryeo. Haeinsa terbakar pada tahun 1817 dan aula utama dibangun lagi tahun 1818.[1] Pada renovasi tahun 1964 ditemukan jubah Raja Gwanghaegun yang melakukan renovasi pada tahun 1622.
Aula utama, Daejeokkwangjeon, difungsikan sebagai tempat pemujaan Wairocana berbeda dengan kebanyakan kuil Buddha di Korea yang menempatkan Shakyamuni.