Grand Prix Sepeda Motor
Grand Prix Sepeda Motor (disingkat sebagai GP Motor) adalah seri kejuaraan balap motor yang diselenggarakan di sirkuit jalanan yang disetujui dan diatur oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). Sejumlah ajang balap sepeda motor independen telah digelar sejak awal abad ke-20[1] dan banyak ajang besar nasional mendapatkan nama Grand Prix.[2] Pendirian Fédération Internationale de Motocyclisme sebagai induk organisasi balap motor sedunia tahun 1949 memberikan kesempatan untuk mengkoordinasikan aturan dan regulasi sehingga ajang tersebut terpilih sebagai Kejuaraan Dunia resmi. Ini adalah kejuaraan dunia balap motor tertua sepanjang sejarah.[3] Sepeda motor Grand Prix dirancang khusus untuk balapan, tidak dijual ke masyarakat umum dan, secara hukum, dilarang dikendarai di jalan umum. Hal ini berbeda dengan misalnya, Kejuaraan Dunia Superbike dan Isle of Man TT yang menggunakan sepeda motor biasa yang dimodifikasi. Kelas tertingginya adalah MotoGP sejak 2002 kala era mesin empat tak mulai berkembang. Sebelumnya, kelas tertingginya adalah 500 cc, keduanya menjadi penerus sejarah sebagai Kejuaraan Dunia resmi, meski semua kelas memiliki status resmi. Saat ini Grand Prix Sepeda Motor terbagi menjadi empat kelas: MotoGP, Moto2, Moto3, dan MotoE. Tiga yang pertama ini menggunakan mesin empat tak, sedangkan MotoE (baru mulai 2019) menggunakan sepeda motor listrik. Dalam sejarah Grand Prix, juara tersuksesnya adalah Giacomo Agostini dengan 15 gelar dan kemenangan 122 balapan. Di seri tertingginya Agostini meraih delapan rekor gelar, menyusul pembalap aktif Valentino Rossi dengan tujuh gelar dan Marc Márquez dengan enam gelar. Per 2019, Rossi meraih 89 kemenangan balapan di kelas tertingginya. Sejarah1949 sampai 1970Kejuaraan dunia untuk balap motor pertama kali diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah diselenggarakan beberapa balapan di tiap event untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50 cc, 125 cc, 250 cc, 350 cc, dan 500 cc untuk motor single seater, serta 350 cc dan 500 cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil. 1970 sampai 2000Pada tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada periode ini beberapa motor seperti Kawasaki H1-R, MV Agusta 500 Three, memilih menggunakan mesin dua langkah tiga silinder. Dengan motor tiga silinder nya, MV Agusta sukses memborong juara dunia pembalap dalam rentang 1966 - 1973. Tahun-tahun sebelumnya, MV Agusta juga sukses dengan motor empat silinder nya sejak 1956 - 1965 melalui pembalapnya John Surtees, Gary Hocking dan Mike Hailwood. Pemilihan mesin tiga silinder biasanya dilatarbelakangi untuk mendapatkan bobot yang ringan sehingga sehingga mampu mengeksekusi tikungan lebih cepat dan memperoleh hasil kualifikasi yang lebih baik Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan bahkan pada tahun 1983 Honda mampu meraih kemenangan dengan motor 500 cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350 cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50 cc kemudian digantikan oleh kelas 80 cc pada tahun 1984, tetapi kelas yang sering didominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia pada tahun 1990-an, menyisakan kelas 125 cc, 250 cc, dan kelas 500 cc. Di era 1997-an saat kebanyakan motor Grand Prix 500 menggunakan mesin empat silinder, KR3 Modenas tercatat sebagai satu-satunya tim sekaligus pabrikan yang masih menggunakan mesin tiga silinder. Sayang sampai dengan datangnya era 4-tak mesin tiga silinder KR3 tidak bisa berbuat banyak, karena kalah power dengan mesin empat silinder meskipun di sisi lain memperoleh benefit dari segi bobot. GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500 cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. 2002 sampai sekarangMerupakan tahun transisi, periode terakhir mesin dua langkah diperlombakan dalam kompetisi kelas premier. Sepanjang tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan diizinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990 cc, dan berubah menjadi 800 cc di musim 2007. Pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Dengan dibolehkannya motor 4 tak ber-cc besar tersebut, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Seluruh tim pabrikan seperti Yamaha, Honda, dan Suzuki masing-masing memilih untuk berkompetisi menggunakan mesin empat langkah terbarunya. Praktis, hanya tim satelit saja yang masih berkompetisi menggunakan mesin 500 cc dua langkah. Seluruh seri di musim ini di dominasi oleh motor-motor empat tak.
Revolusi di musim 2003Seluruh tim di kelas premier motoGP tidak ada lagi yang menggunakan mesin dua langkah. Tersisa kelas 125 cc dan 250 cc saja yang masih belum diatur transisi nya menuju ke era empat langkah. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125 cc dan 250 cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak. 2007 sampai saat iniPerubahan yang terjadi sebatas perihal kubikasi maksimal yang diperkenankan yang diturunkan menjadi maksimum 800 cc pada tahun 2007 dan berlangsung selama lima musim. Pada tahun 2012 hingga sekarang, batas kubikasi mesin ini kembali dinaikkan menjadi 1,000 cc dan ukuran diameter piston dibatasi maksimal 82mm saja. Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa digelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum'at digelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, di mana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan selama sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran yang ditentukan, tanpa masuk pit untuk mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Balapan akan diulang jika terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Susunan grid tidak berubah sesuai hasil kualifikasi. Pembalap boleh masuk pit jika hanya untuk mengganti motor karena hujan saat balapan. Organisasi dalam MotoGPKesuksesan Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya. Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA. FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari sebuah kejuaraan balap motor. Dorna adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap kualitas event dan juga mengurusi sponsor event. IRTA (International Road racing Team Association), anggota organisasi ini terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit. MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain yang tergabung di komisi Grand Prix. Karier pembalapTerdapat penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia, apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang, ataupun kejuaraan Eropa. Para pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino Rossi, Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen. Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2 tak 500 cc yang boleh digunakan. SpesifikasiGambaran umumSetiap peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan balapan. Pada permulaan era baru MotoGP pada tahun 2002, motor bermesin 2 tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan. Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan. Pada tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun 2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9 km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit Monza pada tahun 2004. Keputusan pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000 cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia. Mesin yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram. Motor-motor untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan Suzuki menggunakan empat silinder. Motor-motor yang digunakan dalam Grand Prix motor dibuat tidak hanya untuk balapan saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1. Jika motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan balap motor nasional di seluruh dunia. Satu dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk (700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP. Regulasi teknisBerikut ini adalah peraturan teknis utama untuk setiap kelas. Itu juga diperkenalkan untuk tahun 2005, yang berdasarkan aturan 2.10.5: 'Tidak ada bahan bakar pada sepeda motor mungkin lebih dari 15 °C di bawah suhu lingkungan. Dilarang menggunakan perangkat apa pun pada sepeda motor untuk menurunkan suhu bahan bakar secara artifisial di bawah suhu lingkungan. Tidak ada sepeda motor yang dapat menyertakan perangkat seperti itu.' Ini menghentikan "dorongan" buatan yang diperoleh dari peningkatan kepadatan bahan bakar dengan mendinginkannya. MotoGPDi awal era baru MotoGP tahun 2002, motor 500 cc dua tak atau 990 cc empat tak dispesifikasikan untuk balapan. Keuntungan tenaga yang sangat besar dari mesin empat tak berkapasitas dua kali lebih besar dari setengah ukuran dua tak berarti bahwa pada musim berikutnya, tidak ada sepeda dua tak yang berlomba. Pada tahun 2007, kapasitas mesin maksimum diturunkan menjadi 800 cc tanpa mengurangi batasan bobot yang ada. Sepeda motor kelas MotoGP tidak dibatasi untuk konfigurasi mesin tertentu. Namun, jumlah silinder yang digunakan dalam mesin menentukan berat minimum sepeda motor yang diizinkan; bobot silinder ekstra berfungsi sebagai bentuk handicap. Hal ini diperlukan karena, untuk kapasitas tertentu, mesin dengan silinder lebih banyak mampu menghasilkan tenaga lebih besar. Jika rasio bore to stroke yang sebanding digunakan, mesin dengan lebih banyak silinder akan memiliki area piston yang lebih besar dan langkah yang lebih pendek. Area piston yang meningkat memungkinkan peningkatan total area katup, memungkinkan lebih banyak udara dan bahan bakar ditarik ke dalam mesin, dan langkah yang lebih pendek memungkinkan putaran yang lebih tinggi pada kecepatan piston yang sama, memungkinkan mesin untuk memompa lebih banyak udara dan bahan bakar dengan berpotensi menghasilkan lebih banyak tenaga, tetapi dengan konsumsi bahan bakar lebih banyak juga. Pada tahun 2004 sepeda motor masuk dengan konfigurasi tiga, empat dan lima silinder. Mesin enam silinder diusulkan oleh Blata, tetapi tidak mencapai grid MotoGP. Saat ini mesin empat silinder tampaknya menawarkan kompromi terbaik antara bobot, tenaga, dan konsumsi bahan bakar karena semua pesaing di seri 2009 menggunakan solusi ini baik dalam konfigurasi 'V' atau in-line. Pada tahun 2002, FIM menjadi prihatin atas kemajuan dalam desain dan teknik yang menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi di sekitar trek balap; Perubahan regulasi terkait dengan bobot, jumlah bahan bakar yang tersedia dan kapasitas mesin diperkenalkan. Aturan yang diubah mengurangi kapasitas mesin menjadi 800 cc dari 990 cc dan membatasi jumlah bahan bakar yang tersedia untuk jarak balapan dari 26 liter (5,7 imp gal; 6,9 US gal) pada tahun 2004 menjadi 21 liter (4,6 imp gal; 5,5 US gal) pada tahun 2007 dan seterusnya. Selain itu, berat minimum sepeda empat silinder yang digunakan oleh semua tim yang berpartisipasi ditingkatkan sebesar 3 kg (6,6 pon). Kecepatan tertinggi untuk sepeda motor MotoGP di kategori 125 cc adalah 24.976 km/h (15.519 mph) oleh Valentino Rossi pada tahun 1996 untuk Aprilia dan kecepatan tertinggi dalam sejarah MotoGP adalah 356,4 km/h (221,5 mph), dicatat oleh Andrea Dovizioso, saat balapan di Grand Prix Italia 2018.[4] Pada 11 Desember 2009, Komisi Grand Prix mengumumkan bahwa kelas MotoGP akan beralih ke batas motor 1.000 cc mulai musim 2012. Perpindahan maksimum dibatasi hingga 1.000 cc, silinder maksimum dibatasi hingga empat, dan lubang maksimum dibatasi pada 81 mm (3,2 inci).[5] Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna Sports, menunjukkan bahwa perubahan yang diproyeksikan diterima oleh tim dengan baik.[6] Mulai 2012, tim yang tidak dimasukkan oleh salah satu pabrikan besar dapat mencari status "Claiming Rule Team" (CRT). Klaim tim aturan dimaksudkan untuk memungkinkan tim independen menjadi kompetitif dengan biaya lebih rendah dan meningkatkan jumlah entri di MotoGP. Tim aturan yang mengklaim mendapat keuntungan dari aturan yang kurang ketat tentang jumlah mesin yang dapat digunakan dalam satu musim, dan dengan tunjangan bahan bakar yang lebih besar selama balapan. Berdasarkan aturan klaim, CRT setuju untuk mengizinkan hingga empat mesin mereka per musim untuk diklaim, setelah balapan, oleh salah satu tim pabrikan besar dengan biaya masing-masing € 20.000 termasuk transmisi, atau € 15.000 masing-masing untuk mesin itu sendiri.[7] Sejak musim 2014, kelas CRT dibatalkan untuk mendukung spesifikasi "Kelas Terbuka" - memungkinkan tim menggunakan kontrol ECU perangkat keras dan perangkat lunak manfaat tertentu untuk meningkatkan daya saing mereka.[8] Moto2Moto2 awalnya merupakan kelas empat tak 600 cc yang diperkenalkan pada 2010 untuk menggantikan kelas dua tak tradisional 250 cc. Mesin dipasok secara eksklusif oleh Honda, ban oleh Dunlop dan elektronik dibatasi dan hanya dipasok oleh produsen yang dikenai sanksi FIM. Cakram rem karbon dilarang, hanya cakram rem baja yang diperbolehkan. Namun, tidak ada batasan sasis. Hingga 2019, hanya diperbolehkan mesin 600 cc empat tak Moto2.[9] Pada 2019 Triumph menggantikan Honda sebagai pemasok tunggal mesin Moto2.[10] Konfigurasi mesin Triumph berkapasitas 765 cc dengan tiga silinder, kontras dengan mesin empat silinder segaris 600 cc milik Honda sebelumnya. Moto3Kelas 125 cc diganti di 2012 oleh kelas Moto3. Kelas ini dibatasi untuk mesin empat langkah 250 cc satu silinder dengan lubang maksimum 81 mm (3,2 inci). Berat total minimum untuk sepeda motor dan pembalap adalah 148 kg (326 pon). Usia minimum untuk kelas Moto3 biasanya adalah 16 tahun, dan tidak boleh lebih dari 28 tahun, atau 25 tahun untuk pembalap kontrak baru yang berpartisipasi untuk pertama kalinya dan wild card. Perubahan peraturan diberlakukan pada tahun 2014, yang memungkinkan juara FIM CEV Repsol Moto3 (junior) di bawah umur untuk berpartisipasi dalam seri Moto3 berikutnya di tingkat Kejuaraan Dunia.[11] Penerima manfaat pertama dari perubahan aturan ini adalah juara CEV ganda (2013 dan 2014) Fabio Quartararo. MotoEKejuaraan Dunia MotoE diperkenalkan pada tahun 2019 dan menampilkan sepeda motor listrik. Seri ini menggunakan sepeda motor spek Energica Ego Corsa, diproduksi oleh Energica Motor Company.[12][13] musim pertama diperebutkan dalam 6 putaran (pada 4 akhir pekan Grand Prix). Spesifikasi rinci mesin
Ringkasan perubahan regulasi
Dalam budaya populer
Video game Grand Prix awal termasuk Grand Prix 500 cc (1987), Cycles: International GP Racing (1989), Grand Prix 500 2 (1991) dan GP-1 (1993). Simulator pertama adalah GP 500, diluncurkan pada 1999. Pada awal 2000-an, THQ menerbitkan lima gim video untuk platform Windows dan Xbox, sedangkan Namco menerbitkan lima gim video untuk platform PlayStation. Pada tahun 2007, Capcom menjadi penerbit PlayStation baru. Pada 2008, THQ kehilangan lisensi MotoGP dan Capcom menjadi penerbit eksklusif. MotoGP 2010, sebuah game iOS yang dibuat pada tahun 2010 oleh I-Play, dirilis pada tanggal 3 September 2010 dan tidak diterima dengan baik oleh para kritikus setelah mendapatkan rating 43% di Metacritic. MotoGP 10/11 dirilis oleh Capcom pada tanggal 15 Maret 2011, untuk PlayStation 3 dan Xbox 360. Metacritic memberi game ini rating 72%.[17] MotoGP 13 dirilis pada 21 Juni 2013 di PlayStation Vita, PlayStation 3, dan Xbox 360. Permainan ini menerima tinjauan yang beragam dan mencetak 73%.[18] Milestone srl mendapat lisensi MotoGP pada tahun 2012. Game MotoGP saat ini adalah MotoGP 20. Itu menerima ulasan positif dan dirilis pada 23 April 2020.[19] Judul pertama perusahaan adalah MotoGP 13. Game itu keluar pada 21 Juni 2013. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Grand Prix motorcycle racing.
|