Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Gerrit Willem Wolter Carel Baron van Höevell

Gerrit Willem Wolter Carel Baron van Höevell (19 Juni 1848 – 21 Desember 1920), adalah seorang birokrat, penulis, dan politikus Belanda. Ia adalah tokoh utama yang mendukung penyebaran agama Kristen di Gorontalo dan Sulawesi Tengah.

Bagi van Höevell, Kekristenan adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam. Ia khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah, yang saat itu masih belum dimasuki agama samawi, dan penduduknya sebagian besar masih pagan dan memeluk agama suku.[1]

Kehidupan awal

Van Höevell dilahirkan di Dordrecht, sebagai anak keempat dari pasangan Jacob Diederik van Höevell, seorang rektor di sekolah latin dan Cornelia Francsica Trip.[2] Ia menikah dengan Cathérine Jacqueline Monod de Froideville pada tanggal 31 Mei 1877 di Buitenzorg (sekarang Bogor), pada usia 28 tahun. Mereka memiliki 7 orang anak; masing-masing bernama Jean Jacques Louis Diederik Baron van Höevell, Jacqueline Agathe Barones van Höevell, Elise Henriette Barones van Höevell, Gerrit Willem Wolter Carel Baron van Höevell, Charles Henri John Baron van Höevell, Anna Geertruida Barones van Höevell, dan Agnes Jacoba Barones van Höevell.

Ia adalah sepupu dan anak didik mantan aktivis pendeta dan anti perbudakan, Wolter Robert van Hoëvell.[3]

Pejabat pemerintah

Pada tahun 1869, van Hoëvell menginjakkan kaki di Batavia, dan beberapa bulan kemudian dia memulai karier politiknya di Pemerintahan Gubernemen Celebes en Onderhoorigheden. Ia berturut-turut menjabat sebagai Kontrolir kelas 3 dan kelas 2 di Karesidenan Ambon (Amboina) pada tahun 1870 hingga 1875, dilanjutkan dengan cuti ke Belanda karena sakit. Sejak tahun 1886 hingga 1897, ia menduduki posisi sebagai Kontrolir kelas 1 dan Asisten Residen di Afdeling Pantai Barat Sumatera.

Asisten Residen Gorontalo

Van Hoëvell mulai menjabat pada tahun 1887 sebagai Asisten Residen Gorontalo, wilayah yang berada di bawah pengaruh Islam. Van Hoëvell yang saat itu berusia 23 tahun itu segera dihadapkan dengan "pengaruh yang tidak diinginkan" dari para tokoh Muslim atau Haji. Ia menolak seorang imam yang tidak mematuhi hukum dan mencegah seorang Haji berpengaruh untuk memasuki wilayah administrasinya.[3]

Pada tahun 1888, ia menandatangani korte verklaring dengan para kepala suku di wilayah Poso, setelah potensi ekonomi di daerah tersebut—dalam bentuk cadangan emas—telah ditunjukkan. Di sekitar waktu yang sama, van Hoëvell berhasil menarik perhatian Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) yang berpusat di Rotterdam, untuk membuka pos pekabaran Injil baru di Poso.[3]

Jabatan lain

Ia menjabat sebagai Asisten Residen Gorontalo hingga tahun 1891, dan dilanjutkan sebagai Residen Ambon pada tahun 1891 hingga 1896. Setelah cuti satu tahun di Belanda, dia kembali ke Hindia Belanda dan menjabat sebagai Residen Distrik Lampung, Residen Westerafdeling van Borneo dan Gubernur Celebes en Onderhoorigheden pada tahun 1898. Ia memegang jabatan ini sampai tahun 1903, saat dia —atas permintaannya sendiri— diberhentikan dengan terhormat dari dinas negara.[4]

Referensi

  1. ^ Noort 2006, hlm. 28.
  2. ^ Kops 1922, hlm. 101.
  3. ^ a b c Blessing 2007.
  4. ^ Kops 1922, hlm. 102.

Sumber

Situs web

Daftar pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya