Gangguang Irama Bicara (juga disebut tachyphemia) atau dalam bahasa inggris disebut sebagai Cluttering merupakan gangguan bicara dan gangguan komunikasi dengan ciri-ciri berbicara dengan tempo cepat sehingga sulit untuk dimengerti, ritme yang tidak teratur, tata bahasa yang kurang, serta menggunakan kumpulan kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat.
Klasifikasi
Gangguan irama bicara merupakan gangguan berbicara dan gangguan komunikasi yang juga telah digambarkan sebagai gangguan kelancaran berbicara.[1]
Didefinisikan sebagai:
"Gangguan irama bicara merupakan gangguan kelancaran berbicara dengan ciri-ciri kecepatan berbicara yang dirasa tidak normal, tidak menentu, atau kedua-duanya sekaligus bagi pembicara (walaupun beberapa jika diukur kecepatan per-suku kata tidak melebihi batas normal). Kecepatan berbicara yang tidak normal ini dapat ditunjukkan oleh satu atau lebih gejala berikut: (a) jumlah berlebih dari ketidak-lancaran berbicara, yang kebanyakan tidak sama dengan orang-orang yang mengalami gagap; (b) seringnya penempatan jeda dan penggunaan pola kalimat yang tidak sesuai dengan arti kata atau kalimat yang dimaksud; dan (c) ketidaksesuaian – biasanya melebihi – tingkatan nada pengucapan, terutama pada suku kata banyak. ".[2]
Ciri-ciri
Spoonerism, malapropisms, Colemanballs, dan Freudian slips merupakan salah satu contoh dari Gangguan Irama Bicara. Gagap, istilah yang sering kita temui, sering merujuk kepada gangguan pengucapan kata daripada pada gangguan irama bicara. Bicara cepat biasanya terjadi pada penutur normal, sedang gagap merupakan gangguan bicara – dan biasanya terjadi pada pembicara yang sedang gugup, dimana pembicara gugup lebih menyerupai gangguan irama bicara daripada gagap.
Gangguan irama bicara sering dibingunkan dengan gagap. Kedua gangguan berbicara ini mengubah aliran berbicara. Bagaimanapun, gagap sering diistilahkan sebagai gangguan berbicara, sedangkan gangguan irama bicara diistilahkan sebagai gangguan pada bahasa. Dengan kata lain, penderita gagap memiliki pola pikir yang logis, namun tidak dapat mengungkapkan pikiran tersebut; secara kontras, penderita gangguan irama bicara tidak memiliki masalah menguraikan pikirannya ke dalam kata-kata, namun gagasan yang ia katakan menjadi tidak terorganisir saat berbicara. Gangguan irama bicara tidak hanya mempengaruhi gaya berbicara, namun juga pola pikir, menulis, mengetik, dan percakapan. .[3]
Penderita gagap biasanya tidak teratur saat pertama kali berbicara, namun akan mulai fasih ketika akhir pengucapan. Sedangkan penderita gangguan irama bicara biasanya sangat jelas pengungkapan bicara di awalnya, namun kecepatan berbicara mereka mulai meningkat lalu kejelasan berbicara mulai menurun hingga akhir pengucapan.
Gagap diciri-cirikan memiliki kebiasaan sulit mengawali pembicaraan, seperti produksi otot bicara yang berlebih. Namun tidak demikian pada gangguan irama. Gangguan irama bicara juga memiliki ciri-ciri kata yang menyatu, berubah atau sulit dimengerti pada suara yang mengandung huruf /r/ dan /l/; serta cara berbicara monoton yang dimulai dengan berbicara keras hingga berakhir seperti berbisik.
Penderita gangguan irama bicara sering merasakan perasaan yang berhubungan dengan cara berbicara seperti:
saya merasa 1) sekitar dua puluh ide meledak sekaligus di pikiranku, dan entah bagaimana saya harus mengeluarkannya sekaligus, 2) ketika saya ingin mengutarakan pendapat, saya hanya mengingat sesuatu yang seharusnya saya katakan, sehingga orang tersebut dapat mengerti, dan saya harus mengganggu diri saya sendiri untuk mengatakan sesuatu yang telah saya katakan sebelumnya, dan 3) di dalam pikiran, saya harus selalu merevisi setiap kalimat sehingga saya dapat mengatakannya dengan benar. .[4]
Diagnosa yang berbeda
Gangguan irama bicara dapat sering dikelirukan dengan lambatnya berbicara, gangguan bahasa, ketidak-mampuan belajar, dan ADHD. ).[5] Penderita gangguan irama bicara sering memiliki ketidak-mampuan untuk membaca dan menulis, ketidak-mampuan menulis dengan tangan di mana kurangnya integrasi antara ide dan ruang. .[6]
Penanganan
Karena biasanya penderita gangguan irama bicara memiliki kesadaran yang buruk akan gangguannya, mereka biasanya acuh atau bahkan bermusuhan dengan ahli patologi wicara-bahasa. DAF atau (Delayed autidory Feedback) biasanya digunakan untuk membuat pola respon oral motorik dengan lebih tenang dan besar. Penanganan lain seperti meningkatkan struktur bercerita dengan story-telling, membaca buku bergambar, latihan pengambil-alihan ide, latihan jeda, dan terapi bahasa
Sejarah
Battaros merupakan raja legendaris Libya yang berbicara dengan sangat cepat dan gaya bahasa yang tidak teratur. Orang lain yang sering berbicara seperti dia sering disebut sebagai battarismus.[7] hal ini merupakan dokumen yang paling tua mengenai gangguan irama bicara.
Pada tahun 1960-an, gangguan irama bicara disebut sebagai tachyphemia, kata yang diambil dari bahasa Yunani yang berbarti bicara cepat. Kata ini tidak dipakai lagi untuk mendeskripsikan gangguan irama bicara karena bicara cepat tidak dimasukkan ke dalam elemen gangguan irama bicara.
Deso Weiss mendeskripsikan gangguan irama bicara sebagai perwujudan luar dari "ketidak-seimbangnya pusat bahasa"."[8]
Konferensi dunia pertama mengenai gangguan irama bicara dilakukan pada bulan Mei 2007 di Razlog, Bulgaria. ]].[9] Konferensi ini dihadiri lebih dari 60 peserta dari Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Asia.[10]
Sosial dan budaya
Weiss mengklaim bahwa Battaros, Demosthenes, Pericles, Justinian, Otto von Bismarck, and Winston Churchill merupakan penderita gangguan irama bicara. Dia mengatakan bahwa, "Orang-orang tersebut merupakan kontributor pada sejarah dunia yang kita lihat saat ini, dan tidak terlalu peduli pada hal-hal kecil. Mungkin karena itu, unggul karena, bukan terlepas dari gagap ]."[11]
Referensi
- ^ Daly, David A. (1999). Curlee, Richard F., ed. Stuttering and Related Disorders of Fluency. New York: Thieme. hlm. 222. ISBN 0-86577-764-0.
- ^ St. Louis, K. O., Myers, F. L., Bakker, K., & Raphael, L. J. (2007). Understanding and treating cluttering. In E. G. Conture & R. F. Curlee (Eds.) Stuttering and related disorders of fluency, 3rd ed. (pp. 297-325). NY: Thieme.
- ^ "When speech is too cluttered - British Stammering Association". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-11. Diakses tanggal 2014-03-06.
- ^ Reyes-Alami, C. "Interview with a Person who Clutters". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-10-24. Diakses tanggal 2006-01-01.
- ^ Daly, David A. (1999). Curlee, Richard F., ed. Stuttering and Related Disorders of Fluency. New York: Thieme. hlm. 233. ISBN 0-86577-764-0.
- ^ "Fluency Disorders: Stuttering vs Cluttering". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-29. Diakses tanggal 2014-03-06.
- ^ Weiss, Deso (1964). Cluttering. Foundations of Speech Pathology. New Jersey: Prentice Hall, Inc. hlm. 1. ASIN B001PNB2L2. LCCN 64-25326.
- ^ Weiss, Deso (1964). Cluttering. Foundations of Speech Pathology. New Jersey: Prentice Hall, Inc. hlm. 20. ASIN B001PNB2L2. LCCN 64-25326.
- ^ "First World Conference on Cluttering". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-14. Diakses tanggal 2007-03-28.
- ^ [pranala nonaktif] News and Information Services - WVU Today » Press Release Diarsipkan 2009-08-27 di Wayback Machine.
- ^ Weiss, Deso (1964). Cluttering. Foundations of Speech Pathology. New Jersey: Prentice Hall, Inc. hlm. 58. ASIN B001PNB2L2. LCCN 64-25326.
Sumber
- Studies in Tachyphemia, An Investigation of Cluttering and General Language Disability. Speech Rehabilitation Institute. New York, 1963.
- Myers, F. and K. St. Louis, (1992) Cluttering: A Clinical Perspective, Leicester, England: Far Communications
Pranala luar